Hana Syifa Izdihar adalah seorang anak yang di besarkan di panti asuhan. sejak kecil ia tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang orang tua.namun,hal itu tidak membuatnya lemah. ia justru menjadi wanita yang sangat berprestasi dan banyak juara yang ia dapatkan.namun,semua itu tak luput daripada ujian . di saat dia belajar untuk lebih baik,ia harus kehilangan seseorang yang sangat ia cintai. seseorang yang selalu menjadi suport sistem baginya selama ini.hingga, pada akhirnya takdir membawanya kepada sesuatu yang lebih baik dan pantas untuknya. yuk simak cerita selanjutnya 👇
CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR.
DILARANG KERAS UNTUK MENG COPY👍
HAPPY READING
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyliana_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
" Ibu.... " panggil fatiya dan annisa pada bu maryam yang kini tegah merenung sendirian
" ibu... "" panggil Mereka kembali pada bu maryam karena tidak ada jawaban dari bu maryam.
" ah , iyya nak " sahut bu maryam pada mereka berdua sembari tersenyum pada mereka .
" ibu nggak papa ?' tanya annisa paa bu maryam, karena melihat bu maryam yang seperti tengah termenung banyak fikiran.
" nggak nak, ibu nggak papa kok " sahut bu maryam pada mereka berdua.
Mereka berdua hanya membalasnya dengan anggukan kepala dan tak lagi memaksa bu maryam untuk bercerita.
" ada apa nak ?" tanya bu maryam kembali pada mereka berdua.
" ngga bu, ini , annisa sama fatiya rencanannya mau minta izin sama ibu " ucap annisa pada bu maryam.
" kalian mau kemana ?" tanya bu maryam pada annisa .
" kita mau ke toko buku bu "sahut fatiya pada bu maryam.
" kalian mau bareng siapa kesananya ?" tanya bu maryam pada mereka berdua.
" palingan naik angkot bu " sahut annisa pada bu maryam.
" yasudah, kalian pulangnya jangan malam malam. Hati hati juga ya nak " ucap bu maryam pada mereka berdua.
" iyya bu, aman. Sebelum ashar kita udah pulang kok. Pasti " sahut fatiya meyakinkan bu maryam.
" oh iya nak, sekalian ibu mau titip obat obatan sama kalian ya.. " ucap bu maryam pada mereka berdua.
" boleh bu, obat apa ?' tanya annisa pada bu maryam.
' sebentar , ibu cek dulu ya.. Nanti ibu catat obat obat nya " sahut bu maryam pada mereka berdua.
" iya bu, kita tunggu di sini ya, " ucap fatiya dan di angguki oleh bu maryam.
Bu maryam kini langsung berlalu dari sana untuk mengambil daftar obat yang sudah habis. Sedangkan annisa dan fatiya berlalu duduk untuk menunggu sang ibu.
" fatiya... " panggil annisa pada fatiya.
" menurut kamu , kita bertiga , bakalan lolos nggak ya pendaftarannya ?" tanya annisa pada fatiya.
" kalau aku sih, maunya gitu semua anisa. Kita berdoa saja. Semoga kita bertiga bisa lulus, dan kuliah di tempat itu " sahut fatiya dan di angguki oleh annisa.
" aamiin semoga saja " sahut annisa pada fatiya.
" nak..., ini daftar daftar obat yang kalian harus beli ya... " ucap bu maryam sembari memberikan kertasnya pada annisa .
" semuanya ini bu ?" tanya annisa pada bu maryam.
" iyya nak " sahut bu maryam pada annisa.
" oh iyya, ini uangnya ya.. Kalian ongkosnya ambil dari situ juga. Itu masih lebih banyak kok nak " ucap bu maryam pada annisa dan fatiya.
" iyya ibu, kalau begitu, kita berdua pamit ya bu " pamit annisa dan fatiya sembari mencium punggung tangan bu maryam secara bergantian.
" hati hati di jalan " peringat bu maryam kembali pada mereka berdua.
" siap ibu, assalamualaikum" salam annisa dan fatiya secara bersamaan paa bu maryam.
" waalaikum salaam " sahut bu maryam pada mereka berdua.
Annisa dan fatiya kini langsung berlalu pergi dari sana dengan berjalan kaki ke depan untuk ke tempat pemberhentian angkot.
" huh. Banyak banget ya.. Obat obatnya " sahut annisa sembari menunjukkan nama obat obat yang di tulis oleh bu maryam.
" emangnya obat sebanyak itu di buat apa ya annisa ?" tanya fatiya pada annisa .
" kamu nanya ? " ucap annisa pada fatiya
" yeh , aku lagi serius ini annisa. jangan di baw bercanda. coba kamu baca deh obat obatnya, pasti yang bakal sering di pakai oleh anak anak cuman tiga ini kan... Terus yang dua ini buat apa coba ?' tanya fatiya pada annisa sembari menunjuk ke tulisan dua obat yang tak pernah ia dengar.
" yeee. Kamu ajah kali yang kurang update fatiya.kalau nggak di pakai semua buat apa di beli ? Ada ada ajah sih lo. Lagian kamu kan juga nggak tahu , fungsinya obat ini apa ?" ucap annisa pada fatiya.
"" iyya juga sih, tapi.. Kalo khusus anak anak, kan yang tiga ini biasanya " sahut fatiya masih tidak mau berhenti penasaran.
"ya, mungkin juga yang dua ini juga bisa buat anak anak. Kamu ajah mungkin yang nggak tahu " sahut annisa pada fatiya.
" aku tanya langsung ajah nanti sama penjualnya " sahut fatiya pada annisa.
" kenapa sih kamu fatiya ? Penasaran banget kayaknya sama obat ini." sahut annisa pada fatiya.
' udah kita buktiin ajah nanti " sahut fatiya pada annisa.
Annisa hanya membalasnya dengan anggukan kepala dan tersenyum pada fatiya.
" kamu lebih cocok jadi dokter , menurut aku fatiya " ucap annisa pada fatiya.
" kenapa begitu?" tanya fatiya pada annisa.
" ya, biar faham obat obatan. Dan biar bantu anak anak sakit. Kan jadinya nggak jauh jauh ke dokter " sahut annisa pada fatiya.
" kayaknya , kalau aku nggak cocok deh annisa, lebih cocokan kamu deh " sahut fatiya pada annisa.
" lah , kok malah aku. Kamu ajah fatiya. " sahut annisa pada fatiya.
" aku takut sama darah orangnya. Jadi nggak mungkin aku bakalan lolos kalau ikut tes dokter nantinya " sahut fatiya pada annisa.
" darah nggak bakal apa apain kamu kok fatiya " sahut annisa pada fatiya.
" iyya , emang tahu. Tapi ya.. Namanya orang punya phobia . Mau gimana lagi annisa. Kamu tahu sendiri kan ? Gimana reaksi aku pas lihat darah waktu itu ?" ucap fatiya mengingatkan annisa kembali.
" iyya, aku inget. kamu sampai pucat terus pingsan saat itu" sahut annisa dengan kekehan di akhir perkataan nya.
" itu kamu inget, yang ada , nanti bukannya pasiennya yang di tolong, malah aku " sahut fatiya dan di sambut gelakan tawa oleh annisa.
" kita tunggu disini saja angkotnya " ucap annisa pada fatiya.
' lama nggak ?" tanya fatiya pada annisa.
" udah duduk, paling sebentar lagi " sahut annisa pada fatiya.
Fatiya pun berlalu duduk di samping annisa untuk menunggu angkot nya .
" kalau disini ada syifa pasti lebih seru " ucap fatiya mengingat syifa.
" iyya annisa, tapi sayang, dia sekarang udah punya kehidupan sendiri " sahut annisa pada fatiya.
' kamu, nanti jangan cepet cepet ya.. Nikahnya tungguin aku " ucap fatiya pada annisa
" yang ada nanti malah kamu duluan yang nikah " sahut annisa paa fatiya.
" nggak bakalan kok " sahut fatiya pada annisa.
"kita lihat saja nanti " sahut annisa paa fatiya.
Fatiya hanya membalasnya dengan anggukan kepala sembari menatap ke arah kanan dan kiri.
" nah, itu angkotnya annisa " sahut fatiya pada annisa.
" iyya, lambai tangannya fatiya, biar angkotnya berhenti " perintah annisa dan di angguki oleh fatiya.
Angkot itu pun segera berhenti tepat di hadapan mereka berdua.
" Alhamdulillah, ayo fatiya " ajak annisa sembari menggenggam tangan sahabatnya untuk masuk kedalam angkot itu.
Perlahan angkot itupun mulai melaju membelah jalanan.