Tak ada yang tau kapan dan kepada siapa cinta kita berlabuh. begitupun Kiara yang memendam perasaannya pada sang bos dingin yang bernama Zavier.
meluluhkan hati Zavier adalah goals terbesar yang ingin Kiara capai. namun, siapa sangka karna orang tua Zavier yang terus mendesaknya untuk menikah, akhirnya Kiara terikat pernikahan kontrak bersama Zavier.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blue Zia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 5
Kiara benar-benar dibuat terkejut dengan ucapan Rion. Kiara pikir saat dimobil Zea hanya menatapnya datar karna tak suka orang baru. faktanya Zea gak bisa ngomong.
"Lo bilang apa tadi?" tanya Kiara memastikan.
"Zea gak bisa ngomong. bukan bisu yah!" tegas Rion.
Kiara menatap Zea yang tersenyum hangat padanya. senyuman yang bisa meluluhkan hati siapapun yang melihatnya. Kiara menarik Zea kedalam pelukannya. matanya siap meneteskan air mata namun, digagalkan dengan ucapan Rion.
"Gak usah kasian Kiara. dia cuma gak bisa ngomong yah bukan bisu. satu lagi itu bukan bawaan lahir!"
Kiara menatap Rion penuh tanya. "Lalu?"
"Adalah pokoknya. ayo kita makan sekarang," ajak Rion.
"Gak dulu deh, gue malu keluar dengan kondisi mata seperti ini."
"Oh, tau malu juga rupanya ibu satu ini? tadi pas nangis kejer kok gak malu yah," sindir Rion yang mendapat lemparan bantal dari Kiara.
"Ya udah kita pesan makan aja. biar gue yang pesan. kalian mau apa?"
"Lalapan aja deh. oiya sekalian untuk Zavier yah," ucap Kiara.
"Masih aja mikirin bos nya," sindir Rion.
Setelah Rion memesan makanan, tak berselang lama makanan mereka datang. merekapun makan dengan tenang diruangan Kiara. sedangkan Zavier yang baru saja selesai meeting langsung menuju keruangannya untuk melihat Zea. saat pintu terbuka tak ada seorangpun disana.
Zavier menuju ruangan Kiara dan benar saja mereka ada disana. awalnya Zavier ingin marah pada Rion. namun, melihat Zea yang terlihat bahagia disuapi oleh Kiara membuat Zavier mengurungkan niatnya.
"Bro, sini makan. makanan lo disini nih," ucap Rion dengan mulut yang penuh.
Zea tarsenyum dan berlari memeluk Zavier. ia menarik Zavier agar duduk di sampingnya dan juga Kiara. dengan jarak sedekat itu, Zavier bisa melihat dengan jelas mata Kiara yang bengkak akibat menangis.
"Silahkan pak," ucap Kiara memberikan makanan Zavier.
"Maaf," ucap Zavier nyaris tak terdengar.
"Ya pak? bapak perlu sesuatu?" tanya Kiara memastikan apa yang baru saja ia degar.
Hening, Zavier memilih untuk makan dari pada mengulang kalimat langkah itu. Kiara sendiri bisa mendengar dengan jelas apa yang Zavier ucapkan. sebagai orang yang sudah bekerka lama bersama Zavier. sudah makanan sehari-hari Kiara untuk mendengar dengan baik semua ucapan Zavier. baik itu jelas maupun samar-samar. namun, kali ini Kiara hanya memastikan apa yang ia dengar. ternyata bosnya tetaplah manusia dengan segunung gengsi yang tak ingin mengatakan kata maaf dengan benar.
Setelah mereka selesai makan, Zavier mangajak Zea untuk kembali keruangannya. namun, Zea menolak dan ingin bersama Kiara disana. karna tak ingin berdebat lebih lama. Zavierpun mengalah dan keluar dari ruangan Kiara.
Rion juga pamit keluar setelah Zavier masuk kedalam ruangannya. tersisalah Kiara dan juga Zea yang saat ini sedang duduk bersantai di sofa.
Kiara yang sibuk bermain game di ponselnya, sedangkan Zea yang sibuk dengan buku gambar dan pewarna di hadapannya.
Disaat mereka sibuk dengan dunianya masing-masing. tiba-tiba saja pintu ruangan Kiara dibuka dengan sangat kasar membuat keduanya terkejut dan menoleh kearah pintu secara bersamaan. terlihat seorang wanita yang umurnya sekitar 30 an tengah berdiri berkacak pinggang jangan lupa dengan wajah angkuhnya.
"Saya mau ketemu pak Zavier," ucap wanita itu.
"Maaf bu Riya, apa perlu apa yah? biar saya bantu konfirmasi ke bapak," jawab Kiara berusaha tersenyum.
"Saya mau antar berkas keuangan untuk pak Zavier," ucap Riya.
"Kalau itu, biar saya saja yang antarkan bu." ucap Kiara menghampiri Riya.
"Gak perlu, saya mau ketemu pak Zavier! jadi biar saya yang mengantarkannya langsung."
Riya datang hanya untuk mengonfirmasi ingin bertemu Zavier, bukan untuk meminta izin. Riya mengetuk pintu ruangan Zavier dan masuk setelah dipersilahkan. Kiara tetap membuntuti Riya dibelakang karna yang akan disalahkan tetaplah dirinya yang membiarkan orang lain masuk keruangan Zavier tanpa izinnya.
Zavier menatap bingung saat melihat Riya berjalan kearahnya, ada Kiara dan juga Zea di belakang Riya.
"Ada apa?" tanya Zavier datar.
"Maaf pak, ini ada berkas keuangan yang harus bapak periksa," jelas Riya dengan suara yang sengaja dilembut-lembutkan.
"Anda tau peraturan perusahaan saya bukan?" tanya Zavier dengan nada tak suka.
"I---iya pak saya tau," jawab Riya gugup.
"Dan kamu Kiara, kenapa kamu tidak mematuhi aturan saya?"
Kiara memejamkan mata dan mengatur napasnya. "Maaf pak, saya sudah memberitahu ibu Riya. namun, beliau sepertinya ada urusan lain yang harus disampaikan langsung ke bapak," jawab Kiara.
Zavier menatap tak suka pada Kiara. "JIKA KALIAN TIDAK BISA MEMATUHI ATURAN SAYA, SILAHKAN ANGKAT KAKI DARI PERUSAHAAN SAYA!" bentak Zavier.
Mereka semua terdiam mendengar bentakan Zavier. Zea yang baru pertama kali mendengar suara tinggi Zavierpun memeluk kaki Kiara. Kiara tersadar dan langsung menggendong Zea.
"Kalau begitu saya pamit undur diri pak. sepertinya Zea terkejut dengan suara bapak," ucap Kiara.
Kiara membawa Zea keluar. tersisalah Zavier dan juga Riya disana. Riya mulai memutar bola matanya malas dan duduk dihadapan Zavier.
"Mau sampai kapan bapak dingin seperti ini pada saya? kapan bapak akan melihat saya?" tanya Riya manja.
Zavier memalingkan wajahnya merasa jijik mendengar suara Riya yang sengaja dimanja-manjakan. Zavier menekan tembol kecil di bawah mejanya. tombol yang menghubungkan ruangan Rion dan juga ruang keamanan. beberapa menit setelah Zavier menekan tombol itu, Rion datang bersama beberapa security.
"Selamat siang pak, ada yang bisa kami bantu?" tanya Rion berusaha profesional meskipun ia tahu alasan Zavier menekan tombol darurat itu.
"Bawa wanita itu pergi!"
Riya yang tak terima dengan perlakuan Zavier pun memberontak dan terus saja berteriak. Kiara dan Zea bisa mendengar dengan jelas teriakan Riya. tubuh Zea bergetar hebat segera Kaira memeluk erat Zea dan menenangkannya.
"Gak papa Zea, disini ada kak Kiara jadi jangan takut yah."
"K---kak Ara," ucap Zea bergetar.
Kiara terdiam saat mendengar Zea bicara. ia sempat berfikir apakah Rion hanya menipunya saja? tapi Zea terus saja diam dan menunjukkan kartu bergambar. dan baru saja Kiara mendengar suara Zea. Kiara semakin pusing dibuatnya.
"Tadi Zea ngomong?" tanya Kiara memastikan.
Zea kembali terdiam dan memeluk erat Kiara. setelah suara Riya benar-benar hilang barulah Zea melonggarkan pelukannya. Kiara mengelus rambut Zea dan berkata semua akan baik-baik saja.
......................
Setelah huru hara yang terjadi, Rion mengantar mereka ke bandara. selama diperjalanan Zea terus saja menempel pada Kiara, membuat Rion dan juga Zavier merasa tersaingi.
Selama ini Zea hanya dekat dengan mereka berdua dan sekarang, Kiara adalah saingan terberat mereka sejauh ini. lihat saja raut wajah Zea begitu bahagia saat bersama Kiara. berbeda jika bersama Rion dan Zavier. Zea lebih banyak cemerutnya karna kedua manusia itu sering salah paham dengan maksud Zea. sedangkan Kiara, sekali melihat kartu yang Zea tunjukkan tak butuh waktu lama Kiara mengerti. itulah yang membuat Zea nyaman berada di dekat Kiara meskipun mereka baru pertama kali bertemu.
"Ra, gue mau nanya dan lo harus jawab jujur yah," ucap Rion serius.
"Hm, kalau pertanyaan lo aneh gue gebuk."
"Lo pakai pelet yah?" tanya Rion dengan polos.
Seketika semua terdiam berusaha mencerna ucapan Rion yang sangat diluar nalar itu. Kiara menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan konyol Rion.
"Lo, kalau gue tembak mati gak?" tanya Kiara sinis.
"Gue serius nanya yah! kok bisa sih Zea nempel mulu sama lo? ngaku lo pakai pelet kan!" Rion benar-benar tak terima melihat kedekatan Kiara dan Zea.
"Zavier, lo gak cemburu gitu liat anak lo lebih nempel sama orang yang baru dia kenal dibanding sama lo?" tanya Rion dengan maksud memanasi Zavier.
"B aja," jawab Zavier acuh tak acuh. "GUE IRI, GUE CEMBURU! GUE JUGA MAU ZEA NEMPEL SAMA GUE TERUS!" batin Zavier.
Yah, begitulah manusia bernama Zavier ini. apa yang terucap dari mulutnya sangat jauh dari apa yang ada didalam hartinya. meskipun merasa kesal, ia masih bisa mempertahankan raut wajahnya agar tetap datarnya.