Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RACUN DINGIN
Semua orang menikmati makanannya, mereka menenggelamkan kepala ke dalam mangkuk yang berisi mie dengan taburan daging dan bawang goreng, bahkan menyeruput kuahnya hingga habis. Rasa mie itu terlalu lezat, karena dibuat langsung oleh tangan Chu Haitang, bahkan para koki istana belum tentu memiliki keahlian untuk menandingi rasanya.
"Makan yang banyak, kalian pasti mengalami kesulitan besar saat berada di perbatasan!" ucap Lao Shi, dia menambahkan mangkuk baru untuk kedua orang pemuda asing. Matanya berkaca-kaca mengingat kembali masa lalu, di mana saat itu suaminya juga ditangkap dan dikirim menuju perbatasan untuk menjadi tentara. Sayangnya, 2 tahun kemudian dia hanya bisa menerima berita tentang kematian pria itu, tanpa menemui jasadnya.
"Ibu, jangan bersedih. Ayah pasti senang melihat keluarga kita bersatu dengan baik." Chu Rong menghibur sambil memeluk bahu wanita tua di sampingnya.
"Ya ibu, ayah adalah tentara yang baik, dia berkontribusi besar bagi kedamaian seluruh rakyat di negeri ini, kau tidak boleh menangis, keluarga kami akan membakar lebih banyak dupa lagi di masa depan." Pei Yuwen juga meletakan sumpitnya, dia memeluk wanita tua itu dengan penuh kasih.
"Nenek sangat kuat, kakek pasti bangga melihatmu," Chu Wentian juga bersuara, sebagai satu-satunya cucu laki-laki, dia adalah harapan keluarga mereka.
"Nenek tidak boleh bersedih, mari kita membakar dupa lebih banyak untuk dewa tua dan memohon untuk kesejahteraan kakek di sana. Bukankah adik Haitang murid kesayangan dewa tua? Dia pasti akan menerima semua doa dan juga permintaan kita!" Chu Yunling berbicara dengan sedikit kebanggaan yang tidak bisa di sembunyikan.
"Ya, mari kita membakar lebih banyak dupa di masa depan." Chu Rong menambahkan.
Chu Haitang tersedak, nampaknya kebohongan Gadis itu tentang dewa tua berakibat sangat fatal. Seseorang di atas sana mungkin harus menggendong kuali karena kesalahannya.
Kedua orang pemuda asing itu saling berpandangan, nampaknya mereka mulai mengetahui situasi keluarga kecil yang menolongnya. Meskipun saat ini wanita yang lebih tua mengalami kesedihan, namun seluruh anggota keluarganya bahu-membahu untuk menghibur, bahkan menguatkan wanita itu.
"Makan yang banyak, keluarga kami akan bekerja jauh lebih keras di masa depan!" ucap Lao Shi sambil menyeka air matanya.
Anggota keluarga itu melanjutkan acara makan malam mereka dengan penuh kebahagiaan, semua hidangan yang disajikan habis dan tersisa, bahkan tidak ada satu tetes kuah pun di panci, semuanya bersih.
Chu Wentian mulai menyebarkan jerami kering dan menumpuknya cukup tinggi, Chu Haitang membawa dua kasur lantai dan langsung membentangkannya.
Anggota keluarga saat ini telah berada di tempat tidur masing-masing, ada sebuah tirai yang memisahkan antara pria dan wanita di tempat itu. Chu Rong membawa beberapa kayu bakar ke mulut goa, dia segera menyalakan api, untuk mengusir binatang buas. Saat ini angin gunung terasa jauh lebih dingin dari sebelumnya, mereka mulai membungkus tubuh menggunakan selimut tebal.
"Kalian berdua bisa menggunakannya untuk tidur, pakai selimut agar tidak kedinginan!" ucap Chu Haitang.
Kedua orang pria asing itu menganggukkan kepala dan langsung naik ke tempat tidur, ini adalah pertama kalinya mereka merasakan tidur di alam liar dengan menggunakan bahan yang begitu nyaman, sangat lembut dan empuk. Bahkan mereka tidak merasakan tusukan dari jerami kering itu sedikitpun.
Semakin malam, udara menjadi semakin dingin, salah seorang pria asing itu nampak menggertakkan giginya, keringat dingin meluncur dengan deras dari tubuhnya. Dia berusaha mati-matian agar tidak bersuara dan membangunkan semua orang, namun sepertinya hal itu tak bisa lagi tertahan, hingga akhirnya terdengar suara lolongan yang sangat pelan.
Pria di sebelahnya menyadari ada hal yang tidak beres dan bergegas membuka mata, dia melirik dan langsung memanggil, suaranya benar-benar pelan. "Tuanku, apa yang terjadi?"
Chu Haitang mengerutkan dahi, dia bergegas bangun dan segera menghampiri, menatap pemuda yang tidak berdaya, bahkan bibirnya mulai membiru. "Sial! Dia terkena racun dingin!"
Pemuda asing itu nampak tertegun, dia tak menyangka jika gadis kecil di hadapannya bisa mendeteksi penyakit yang dimiliki oleh tuannya, bahkan tanpa memeriksa denyut nadi. "Nona, bisakah anda menyelamatkan tuanku?"
Chu Haitang melotot, "Pergi! Segera rebus air!"
Chu Haitang merobek pakaian bagian atas pemuda yang terluka, dia mengeluarkan beberapa jarum perak dari ruang penyimpanannya, kemudian menusukkannya secara langsung. Ada 17 jarum yang menancap, hingga membuat dada dan perut pemuda itu terlihat seperti landak.
Chu Haitang menatap lekat ekspresi pemuda di hadapannya, sepertinya dia telah lama mengalami racun dingin tersebut, daya tahan tubuhnya mulai berkurang sedikit demi sedikit, bahkan saat ini dia telah kehilangan kesadaran.
Jarum perak mulai bergetar, Chu Haitang menyalurkan kekuatan spiritualnya dengan tenang, tak lama kemudian pemuda itu terbatuk, dia mengeluarkan seteguk darah. Saat matanya terbuka menatap ke arah bagian atas tubuhnya yang dipenuhi dengan jarum perak, membuat dia sedikit mengerutkan dahi.
Chu Haitang menarik kembali kekuatannya, dia segera mencabut seluruh jarum yang menancap di tubuh pemuda itu. Tak lama terlihat banyak darah hitam yang keluar dari pori-pori tubuhnya, membawa ledakan bau busuk dan anyir hingga membangunkan semua orang.
"Haitang, apa yang terjadi?" Chu Rong merupakan orang pertama yang mendekat, melihat wajah pucat putrinya, dia yakin terjadi sesuatu. Beberapa orang anggota keluarga juga mulai bangun satu persatu.
"Nona, airnya sudah mendidih!" seseorang muncul, Chu Haitang melirik ke arahnya.
"Kirim dia kesana, untuk saat ini hingga satu minggu ke depan, dia tidak akan merasakan sakit lagi. Aku telah membuang 5% dari racun dingin yang ada di tubuhnya." jawab Chu Haitang, dia segera berbalik dan kembali ke tempat tidurnya.
Pemuda itu tertegun, namun melihat wajah tuannya yang mulai membaik sedikit demi sedikit, ada kelegaan dari matanya. "Tuanku, aku akan membantumu membersihkan diri!"
"Zhao Gong, bantu aku bangun!" ucap pemuda yang terluka, saat ini seluruh tubuhnya benar-benar sangat lemah, dia bahkan tidak bisa menggerakkannya sedikitpun.
"Bawahan datang tuanku," Zhao Gong melesat cepat, membawa pria yang terluka itu keluar dari goa. Dia segera membantunya untuk melepas pakaian, kemudian merendamnya dalam air mendidih.
Pemuda tampan itu menutup kelopak matanya, namun sesekali mulutnya mendesis. Racun dingin dalam tubuhnya bertabrakan dengan air mendidih, sehingga membuat dia merasa benar-benar terbakar. Namun setelah beberapa saat, seluruh tubuhnya mulai rileks, air rebusan berubah menjadi hitam dan berbau.
"Tuanku, bawahan sudah menyiapkan air lain untuk membilas tubuh anda," ucap Zhao Gong.
Song Jinchen menganggukkan kepala, saat ini tubuhnya tidak selemah sebelumnya, dia merasakan sedikit kekuatan hangat yang mengalir. Sepertinya gadis kecil itu tidak sederhana, jika dia benar-benar merupakan murid kesayangan Dewa tua, bukankah dirinya datang ke tempat yang tepat, sehingga bisa menyembuhkan racun dingin yang telah bersarang hampir 10 tahun?
Song Jingchen di penuhi dengan harapan, bahkan jika dia harus hidup dan tinggal di dalam goa itu selamanya, dia tidak akan keberatan.