Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 7 - Keputusan Rilly
Setelah mendapatkan anggukan kepala dari Cathlen, barulah Liam bisa tersenyum kecil disudut bibirnya. Senyum yang justru semakin membuatnya terlihat mengerikan.
Liam juga melepaskan Cathlen dengan kasar, sampai kepala gadis itu kembali membentur lantai.
Sungguh, kini Rilly sudah tidak berdaya.
"Bagus, ingat lah selalu untuk tidak membuatku marah," ucap Liam, dia berdiri.
"Mansion ini adalah markas Black Venom, itu artinya akan jadi markas mu juga," kata Liam, dia kembali memasang sabuknya dan bicara seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kamar ini adalah kamar mu, di dalam lemari itu juga ada pakaian yang bisa kamu pakai. Frans akan mengantarkan obat dan juga makanan, jadi cepat lah bangun, jangan lemah seperti itu," ucap Liam lagi.
Rilly mengigit bibir bawahnya, jangankan berdiri, membuka matanya pun dia sudah tidak sanggup.
Rilly hanya mampu mendengar sayup-sayup langkah kaki Liam menjauhi dirinya dan keluar dari dalam kamar ini.
Diluar sana Liam langsung bertemu dengan sang tangan kanan yang menunggu dengan setia.
"Urus dia," titah Liam dan Frans mengangguk patuh.
Di dalam kamar, sepi mulai merayap di hati Rilly. Yang mampu dia dengar hanya isak tangisnya sendiri.
"Ya Allah, kenapa semuanya jadi seperti ini," desis gadis itu. Saat Rilly membuka mata, yang pertama kali dilihatnya adalah syal berwarna merah yang tergeletak di sebelah sana. Sama-sama terjatuh di lantai.
Melihat syal merah itu akhirnya Rilly mengigat sesuatu, tentang keberadaannya saat di club malam Venera Night. Seorang wanita menghampiri dia dan mengalungkan syal tersebut.
Mendapatkan ingatannya kembali, akhirnya Rilly sadar bahwa dia telah jadi tumbal. Rilly sangat yakin bahwa wanita itulah yang bernama Cathlen. Sementara syal berwarna merah itu adalah tanda pengenalnya.
Mana ada orang di dalam club malam yang menggunakan syal? tidak ada! semua orang menggunakan baju yang terbuka, tidak ada satu pun yang butuh syal di tempat seperti itu.
Astaghfirullahaladzim. Batin Rilly. Apa yang sudah terjadi tak mungkin bisa lagi dia perbaiki. Seberapa banyak dia berteriak menyebut nama Rilly, tidak akan ada yang percaya.
Syal merah itu membuatnya jadi Cathlen.
Bodoh, kamu benar-benar bodoh Rill. Batin Rilly pula.
Maafkan aku Ma, papa, mas Reza ... mas Ryan. Air mata Rilly makin jatuh semena-mena, tapi kali ini dia coba untuk bangkit.
Akh! rintih Rilly, merasakan kesakitan di punggungnya. Cambbukan itu membuat dia terluka.
Rilly menguatkan diri agar tidak kalah dengan rasa sakit itu, dia berdiri dan menghapus semua air mata.
Berontak hanya akan membuatnya semakin kesulitan untuk keluar dari tempat ini, jadi sudah Rilly putuskan untuk benar-benar jadi Cathlen.
Mencari tau apa yang sebenarnya harus dia hadapi di tempat ini? dan setelahnya mencari jalan keluar.
"Mereka mafia? aku bagian dari mereka? itu artinya aku tidak akan disakiti kan? aku hanya perlu patuh? begitu kan?" tanya Rilly dengan sesenggukan, bertanya pada dirinya sendiri.
Berulang kali mencoba untuk jadi wanita yang kuat nyatanya begitu sulit untuk dilakukan, hatinya begitu lembut, air mata itu mudah sekali mengalirnya.
Meski berujung Rilly menghapus air mata itu lagi.
Dengan tertatih, Rilly mendekati lemari pakaian di kamar itu, hanya untuk memeriksa apakah ucapan Liam benar atau tidak, benarkah ada baju-baju yang bisa dia gunakan di dalam lemari itu?
Dan saat Rilly membukannya, dia hanya menemukan baju-baju dengan warna hitam, celana, kaos dan jaket, tidak ada gaun.
"Tidak ada alat shalat," gumam Rilly, air matanya jatuh lagi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa like dan komennya ya, hihii
Biar gk tegang-tegang banget, baca dulu karya barunya Ratu ngupil ya, dijamin kocak.
Judul : Me And Two Boyfriends
By: Dhevis Juwita
Blurb :
Setelah diet ketat yang dilakukan oleh Crystal akhirnya gadis itu mempunyai badan ideal bak Lisa Blackpink iidolanya.
Crystal ingin meninggalkan masa lalu atas pembully an yang dialaminya di sekolah lamanya.
Nona muda itu pindah sekolah di Sky High School yang ternyata di sekolah itu, Crystal bisa mewujudkan cita-citanya yaitu mempunyai dua pacar sekaligus.
Bagaimana cerita Crystal dengan dua pacarnya itu?