Fika, seorang wanita polos, tiba-tiba terlibat dalam pertarungan dengan makhluk ghaib dan dimensi lain setelah mengetahui bahwa dalam darahnya mengalir warisan dari Sijjin, makhluk antar dimensi yang berbahaya. Untuk mencegah Sijjin mengamuk di dalam dirinya, Fika memiliki khodam pelindung yang membantunya. Sementara itu, sebuah organisasi bernama **Sanctorum**, yang terdiri dari lima orang terkuat di Bumi, memburu Sijjin. Fika harus menemukan cara untuk mengendalikan kekuatan yang ada dalam dirinya sebelum dunia dan dirinya hancur
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farisky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 08 - AWAL PERJALANAN
Fika menatap Shoryuu dengan mata penuh kebingungan. Kata-kata yang baru saja ia dengar seperti petir di siang bolong. Monster yang selama ini menghantui hidupnya ternyata ada di dalam dirinya sendiri. Setiap detik yang berlalu di ruangan itu menambah beban di pundaknya.
"Seharusnya saat ini kau sudah dikendalikan olehnya," ujar Shoryuu, dengan nada dingin namun tegas. "Tapi kau beruntung memiliki khodam pelindung di dalam dirimu. Itu yang menjaga agar Sijjin tidak mengambil alih , sepertinya dia juga yang mengambil alih tubuhmu kala itu. " Tanya Shooryu, "Khodam?" tanya Fika yang bingung " kau benar benar tidak mengetahui apa apa yaa, bagaimana cara mu hidup di dunia ini , aku benar benar tidak mengerti apa nenek mu tidak menceritakan banyak hal tentang itu?." tanya Shooryu yang kesal, Fika hanya menggelengkan Kepalanya sambil ketakutan, "kau harus belajar banyak soal itu". Ujar Shooryu
Fika memandang ke arah tangannya yang tadi digores "apa KHODAM yang di maksud itu yang berbicara kepadaku" ujar Fika dalam hati. Bekas luka itu kini terasa seperti tanda kutukan, bukti nyata bahwa dirinya tidak seperti orang lain. "Jadi, apa yang harus kulakukan? Aku tidak tahu apa-apa tentang ini," katanya dengan suara bergetar.
Shoryuu menyilangkan tangan, menatap Fika tajam. "Ada dua kemungkinan. Yang pertama, aku bisa menghabisimu sekarang. Itu adalah cara tercepat untuk memastikan Sijjin tidak pernah bangkit."
Fika terkejut. "yang benar aja, apa kau benar benar serius?"
Shoryuu mengangguk pelan, tanpa keraguan. "Tapi aku juga bisa memberimu kesempatan. Pilihan kedua adalah kau sendiri yang menghentikan darah itu. Dengan begitu, kau punya masih bisa untuk tetap hidup itu pun kalau kau bisa , setau ku orang orang yang memiliki khodam ini sedikit sulit untuk belajar ,apa lagi kau yang tidak tahu menahu tentang ini." Ujar Shooryu yang meremehkan
"yaa kalau di pelajari pasti bisa dong ,aku gak mungkin juga begini terus , jadi apa ada acara untuk ini " Fika bertanya, putus asa.
Shoryuu menghela napas panjang. "Aku tidak tahu pasti. Tapi jika kau mau mencari tahu sendiri, itu bagus. Atau jika kau ingin aku melakukannya sekarang…" dengan wajah yang berubah yang awalnya frustasi jadi serius
"jangan woi! main bunuh bunuh saja kamu pikir aku apa,aku ini orang baik baik tau semua orang tau soal itu" Fika menyela. "Aku akan mencarinya sendiri! Aku tidak akan menyerah begitu saja. aku akan melakukan semua yang aku bisa"
Shoryuu tersenyum tipis, seolah menyukai jawaban itu. "Baiklah. Kalau begitu, dengarkan baik-baik, Fika. Perjalananmu tidak akan mudah. Akan ada banyak bahaya yang harus kau hindari."
Fika menelan ludah, menyiapkan diri untuk mendengar apa yang akan datang.
"Pertama," Shoryuu memulai, "jauhi Sanctorum, Mereka adalah lima orang terkuat di dunia ini. Bisa dibilang, mereka adalah pahlawan nomor satu yang menjaga stabilitas dimensi dunia. kenapa aku menyuruh mu menghindari mereka , karena mereka juga memburu semua garis keturunan Sijjin. Itu berarti, kau bisa jadi target mereka."
Fika mengernyitkan dahi. "Kenapa mereka memburu keturunan Sijjin? Bahkan aku tidak pernah melakukan apa-apa?" Ujar Fika
"Karena mereka tahu potensi kehancuran yang Sijjin lakukan " jawab Shoryuu dingin. "Sijjin adalah ancaman terbesar yang pernah ada di muka bumi ini , bukan maksud ku alam semesta ini . Mereka tidak akan peduli apakah kau berperilaku baik atau tidak. Yang mereka tahu, selama darah Sijjin mengalir didalam Dunia ini mereka menganggap itu adalah sebuah ancaman."
Fika terdiam, merasa beban di hatinya semakin berat.
"Kedua," lanjut Shoryuu, "hindari Pulau Moroko. Tempat itu adalah tanah terlarang bagimu. Tanah suci bagi manusia tempat pemerintahan dunia , itu tidak akan menerimamu, Fika. Jika kau menginjakkan kaki di sana, kemungkinan besar kau tidak akan kembali."
"memang disana ada apa sampai sampai aku dilarang kesana? " Fika bertanya, bingung.
"Di sana terdapat artefak kuno yang berhubungan dengan Sijjin," jelas Shoryuu. "Pulau itu akan memicu sesuatu dalam dirimu, sesuatu yang bahkan khodam pelindungmu tidak akan mampu mengendalikan, tapi karena pulau itu sangkat jauh mungkin kau tidak bisa kesana, ngapain juga kesana. "
Fika merasa tubuhnya gemetar mendengar peringatan itu. "Baiklah… Aku mengerti"
Shoryuu mengangguk. "Bagus. Terakhir, kau tidak akan sendirian dalam perjalanan ini. Aku punya seseorang yang bisa membantumu. Dia kasar, sedikit sulit diatur, tapi dia akan memastikan kau tetap hidup."
"Siapa?" tanya Fika ragu.
Shoryuu tersenyum tipis. "Kakakku. Dia adalah mentor yang sempurna untukmu. Jangan khawatir, dia tidak akan membiarkanmu celaka, Kurasa " Ujar Shooryu yang ragu dengan perkataaanya
"Aku sebenarnya bingung apa aku harus percaya sama dia atau tidak", mengehelai nafas merasa tidak yakin. "Aku… Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya. Tapi jika itu satu-satunya cara… aku akan melakukannya , dan ini demi diriku sendiri juga"
Shoryuu menatapnya dengan penuh keyakinan. "Fika, perjalananmu tidak akan mudah. Tapi ingat ini kau adalah satu-satunya yang bisa menghentikan apa yang ada di dalam dirimu. Jangan sia-siakan kesempatan ini."
Shoryuu kemudian meraih tangan Fika yang tadi digores. Ia memegangnya erat, menatap mata Fika dalam-dalam.
"Semoga kau menemukan jalan keluarnya," ujar Shoryuu dengan suara yang lebih lembut.
Fika mengangguk perlahan dengan meyakinkan dirinya untuk bisa menjauh dari hal hal buruk termasuk gangguan Sijjin dia akan melakukan segala cara untuk menghentikannya, meskipun hatinya masih penuh keraguan dan ketakutan. Ia tahu, tidak ada jalan kembali dia tidak bisa menghadap ke belakang tantangan baru kini sudah di mulai . Ini adalah awal dari perjalanannya untuk menemukan jawaban, untuk menghadapi dirinya sendiri
PERJALANAN FIKA DI MULAI