Kesalahan satu malam yang tak disengaja membuat dirinya terpaksa mengandung anak dari mas ipar nya .
Akibat kehamilan itu , satu persatu rahasia mulai terbongkar .
"Kenapa harus serumit ini jalan yang harus aku lalui ".- Naretta
"Meskipun seluruh dunia mencaci dan menolak mu . Ingatlah , masih ada aku yang menjadi garda terdepan untuk melindungi mu ".- Xabiru Kaivan Winata.
"Apapun cobaan nya , kita hadapi sama-sama ".- Dean Agani
akan kah Naretta mampu bertahan dengan segala cobaan dan mempertahankan rumah tangganya ?
simak kelanjutannya cerita nya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Naretta terbangun dan mendapati suami nya sedang berkutat didepan laptop . Dean yang menyadari jika istrinya sudah bangun pun langsung menutup laptop nya dan berjalan menghampiri Naretta .
"Sudah bangun hm.. ?" tanya Dean yang duduk disebelah Naretta sembari mengelus puncak kepala wanita itu .
"Mas .."
"Iya sayang kenapa ?"
"Maaf Naretta bikin malu mas Dean , Naretta gak bisa jaga diri ". Ucap nya kembali terisak-isak
Dean langsung menarik tubuhnya dan membawanya dalam pelukannya ."Kamu ngomong apa sih ? Kamu gak bikin malu mas kok , mas yang gak bisa jagain kamu ".
"Maaf mas ". Naretta kembali menangis dalam dekapan suami nya .
"Sssttt . Udah jangan nangis ya , kasihan dedek nya .. Kamu laper gak ?" tanya Dean berusaha mengalihkan pembicaraan
Naretta diam , tiba-tiba terdengar suara keroncongan dari dalam perutnya .
"Mau makan apa ? Hm .."
"Nasi goreng didepan apartemen ". Jawab Naretta malu-malu
"Ya udah , sayang mandi dulu ya habis itu kita beli nasi goreng sekalian jalan-jalan ".
Naretta mengangguk , lalu bangkit dan bergegas masuk kedalam kamar mandi .
Sembari menunggu Naretta , Dean mengangkat ponsel nya yang berdering ternyata itu panggilan dari sekretaris baru nya .
Setelah Sani dinyatakan hamil , Dean memberhentikan Sani sebagai sekretaris dan mencarikan pengganti nya yang baru .
Sekretarisnya kali ini seorang pria , itu juga karena Sani begitu khawatir jika Dean akan melakukan hubungan terlarang sama seperti yang dia lakukan dengan pria itu .
"Ya Sam ?" ucap Dean dari telepon
"Maaf menganggu waktu anda tuan , tapi sekarang direktur Wakana Grup sedang menunggu anda diruang meeting". Kata Sekretaris Sam
"Astaga aku lupa , katakan pada nya aku segera datang ". Sahut Dean lalu mematikan sambungan telepon .
Disaat bersamaan Naretta baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat Dean sedang buru-buru memakai sepatu kerja nya .
"Mas Dean mau kemana mas ?" tanya Naretta
"Maaf sayang , kita cari nasi goreng nya nanti saja ya . Mas lupa kalo ada janji dengan Direktur Wakana Grup dan sekarang beliau sedang menunggu mas dikantor ". Jawab Dean
Naretta mendesah kecewa mendengar jawaban Dean . Mau marah sama suami nya pun juga percuma , karena pria itu akan selalu bilang "Mas kan kerja juga buat masa depan kita sayang ".
"Ya sudah hati-hati ".
Dean langsung bangkit dari duduknya , tak lupa ia mencium kening istri nya dahulu lalu segera berlari keluar kamar .
.
Naretta menghempaskan tubuhnya keatas ranjang mentap langit-langit kamar .
Tangannya sesekali mengelus perut nya .
"Nak.. Maaf kan mamah yang udah berniat mau mengugurkan mu , mamah khilaf sayang . Tapi mamah janji, mulai hari ini mamah bakal jaga dan sayangi kamu nak , meskipun kamu bukan darah daging mas Dean mamah harap kamu menjadi anak kebanggaan buat keluarga kecil ini ". Ucap nya sembari tersenyum mengajak bicara bayi kecil yang masih sebesar biji kacang .
Entahlah akhir-akhir ini semenjak dirinya hamil , Naretta menjadi wanita yang mudah perasa dan sensitif . Naretta pikir mungkin itu bawaan bayi .
.
"Kak aku mau pindah tinggal kemansion ". Ucap Sasya pada Kaivan yang sibuk membaca pesan email masuk di laptop nya .
Sejak kejadian Naretta dan Sasya tadi , Mood Kaivan untuk kembali ke kantor pun hilang .
Seketika Kaivan menghentikan aktivitas nya dan menatap Sasya . "Kau yakin ingin tinggal dimansion ?"
Sasya mengangguk mantap . "Iya kak , lagian bibi juga masih tinggal disana . Jadi aku ada teman nya ".
"Baiklah jika itu mau mu , aku akan mengerahkan beberapa anak buah ku untuk berjaga disekitar mansion ". Kata Kaivan .
"Makasih ya kak , Kak Ivan selalu menuruti apa ingin ku ". Ucap Sasya tulus
"Kenapa tak harus ku turuti jika keluarga yang kupunya hanya tinggal kau dan Dean ".
Mendengar itu Sasya langsung menghambur memeluk Kaivan .
"Ya sudah kau kemasi dulu barang-barang mu , biar nanti Asisten Reno yang akan mengantar mu".
"Kak , kau mengusirku ?"
"Tidak , bukankah kau yang ingin pergi dari penthouse ku ini ?"
Sasya mendengus sebal lalu menghentakkan kaki nya keluar dari ruang kerja Kaivan .
Kaivan yang melihat tingkah adik perempuan satu-satunya itu hanya bisa geleng kepala .
.
.
.
Malam nya Naretta memasak untuk makan malamnya dengan Dean . Tak lama terdengar pintu apartemen terbuka .
Naretta seketika menoleh dan menatap Dean yang sedang berjalan kearahnya .
"Sayang .." panggil Dean lalu memeluk Naretta dari belakang
"Mandi dulu mas , aku selesain masak nya biar kita bisa makan bareng ". Ucap Naretta
"Gak jadi beli nasi goreng ?" tanya Dean
"Udah gak mood , udah sana mandi dulu " titah nya
Dean mengangguk dan langsung melepaskan pelukannya pada Naretta kemudian masuk kedalam kamar .
Dan Naretta kembali menyelesaikan masakan nya .
.
.
.