valerie agtha colla yang harus mengulang hidupnya karena sebuah kesalahan dimasa lalu. penyesalan yang ia kira hanya untuk sementara nyatanya membuatnya terpuruk, hingga tuhan memberinya kesempatan untuk merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 05
**********
Setelah sampai digazebo valerie mendudukkan dirinya di sofa dengan helaan nafas yang panjang.
"Reinkarnasi?" Setelah beberapa saat valerie menelusuri di internet apa yang sekarang tengah terjadi padanya. Mulut valerie menganga lebar sulit untuk dipercaya tapi itulah kenyataannya. Dirinya dimasa depan telah meninggal dengan cara yang tragis selain itu ia juga membawa penyesalan yang sangat besar dikehidupan itu.
"Apakah dosaku terlalu besar? Dan tidak memiliki tempat diakhirat" valerie terkekeh mengingat dirinya yang telah mati, bukannya terus keneraka malah terdampar di masa lalu.
Belum puas dengan hasil percariannya di aplikasi gog*e valerie mencari tahu kembali dan hasilnya sama. Dan berkali kali ia menyakinkan dirinya bahwa itu semua hanya mimpi semata. Namun, masa iya mimpi sebegitu nyatanya valerie bahkan mencubit badannya sendiri dan itu terasa sakit.
Hufttttttt wanita itu menghela nafasnya dengan kasar lalu meneguk susu yang sedari tadi di antar oleh bibi rasti. Valerie masih belum menemukan apa yang akan ia lakukan untuk kedepannya. Ia masih terlalu syok dengan kenyataan yang ada ia bingung sikap apa yang akan ia ambil setelah ini. Semuanya terlalu tiba tiba baginya. Ah, valerie tahu apa yang akan ia lakukan sekarang namun, sebelum itu ia harus mengingat dan membuat memo tentang apa yang akan terjadi dimasa depannya nanti. Agar dirinya tidak masuk kedalam lubang yang sama kan sungguh aneh jika sudah diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya namun, harus berakhir dilubang yang sama kan be*o namanya.
"Nona ada telepon untukmu" ucap bibi rasti yang datang terngopo - ngopo menghampiri valerie sambil membawa telepon rumah.
"Dari siapa bik?" Tanya valerie saat ia menerima telepon tersebut.
"Dari den kelvin non" jawab bibi rasti.
"Ngapain dia telpon sih" gumam valerie.
"Makasih ya bi" ucap valerie tersenyum.
"Sama sama non, bibi masuk dulu" setelah mendapat anggukan dari valerie bibi rasti kemudian meninggal rasti dengan senyuman tersungging dibibirnya. Sungguh ia sangat senang melihat perubahan nonanya itu. Karena ia sudah melihat tumbuh kembang valerie dari kecil hingga dewasa. Gadis itu memiliki peringai buruk selalu tak menghargai orang yang lebih tua dan selalu bersikap angkuh dan arogan.
"Hallo sayang, apa kamu masih disana" terdengar suara dari sebrang sana yang begitu familiar ditelinga valerie. Rasa geramnya seketika muncul dengan tiba tiba saat ingatan tentang kecelakaan axcel itu berseliweran di otaknya seperti potongan puzzel.
"Hallo" panggil kelvin lagi.
"Ayo bertemu" ucap valerie setelah sekian lama diam dengan pikirannya.
"Sayang ada apa?" Jika itu dulu valerie sudah melayang keangkasa mendengar panggilan manis itu dari bibir kelvin namun, tidak untuk sekarang bahkan ia muak ingin rasanya ia menampar dan merobek mulut kelvin.
"Di kafe mentari jam 03 sore" setelah mengatakan keinginannya ia segera menutup teleponnya secara sepihak.
Disis lain kelvin tengah menatap bingung dengan ponselnya itu. Tak biasanya valerie akan memutuskan terlebih dahulu panggilannya ia tahu bagaimana bucinya valerie. Gadis itu rela melakukan apa saja untuk kelvin termaksud menentang keluarganya sendiri demi memilihnya. Lalu sekarang ada apa dengan gadis itu? Pikir kelvin masih menatap ponselnya.
"Sayang ada apa?" Tanya seorang gadis yang sedari tadi memperhatikan raut wajah kelvin selepas menelpon nomor valerie itu.
"Tidak ada apa apa" jawab kelvin ia memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.
"Apa tentang valerie lagi?" Tanya gadis itu lagi raut wajahnya sangat jelas jika ia sedang cemburu.
"Jangan menanyakan hal yang sudah kamu ketahui jawabannya bianca" ucap kelvin lalu beranjak meninggalkan bianca sendiri. Bianca rose adalah kekasih kelvin yang lainnya gadis itu sangat menyukai kelvin lebih dari apa pun dan selalu memendam rasa cemburu yang berlebihan terhadap valerie.
"Sampai kapan valerie akan terus ada di dalam hubungan kita. Aku tidak sesabar itu untuk terus menunggu" ucap bianca menatap sendu punggung kelvin yang sudah pergi menjauh.
******
Valerie lelah memikirkan motif apa yang sedang di rencanakan kelvin saat ini. Kenyataan yang ia ketahui dikehidupannya yang lalu menjadi bukti bahwa kelvin hanya memanfaatkan dirinya saja. Tapi untuk apa? Di kehidupan lalu ia belum mengetahui dengan jelas. Jika untuk bisnis saat ini kelvin belum mengetahui jika axcel adalah anak sulung dari keluarga colla yang konglomerat itu. Dan lagi mereka menjalin hubungan jauh sebelum valerie mengenal axcel dan motifnya ada dimana? Kepala valerie berdenyut memikirkan teka teki itu.
"Jika tidak salah mengingat axcel sekarang ada dirumah orang tuanya" monolog valerie sambil merias wajahnya dengan riasan tipis.
"Ternyata aku cantik jika memakai riasan ringan seperti!" Ucap valerie menatap pantulan dirinya dicermin. Jika itu dulu ia akan menghabiskan waktu selama berjam jam untuk merias wajahnya dengan semaksimal mungkin. Ia selalu ingin tampil sempurna di hadapan kelvin tanpa ia sadari penampilannya itu sudah seperti badut.
Valerie meraih tas selempang dan kunci mobilnya ia berencana akan membeli ponsel disaat perjalanannya nanti menuju rumah axcel. Ya, ia memutuskan untuk menemui axcel disana meski tidak menutup kemungkinan ia akan bertemu dengan nenek axcel yang sangat tidak menyukainya itu.
"Mang tolong bukain gerbang!!" Teriak valerie ia menurunkan kaca mobilnya dan melihat kearah pos penjaga. Rupanya mang joko ketiduran valerie hanya menatap geli kearah mang joko karena ia sedang gelagapan karena kedapatan tidur dijam kerja. Wajahnya sudah tegang karena ia sering mendapat amukan dari valerie jika ia melakukan kesalahan meski itu kesalahan kecil. Dan saat ini ia melakukan kesalahan besar menurutnya bagaimana bisa ia tertidur dijam kerja seperti ini.
"Maaf nona saya ketiduran" ucap mang joko menunduk.
"Emang pak ardi kemana mang?" Tanya valerie karena ia tak melihat rekan kerja mang joko yang biasanya mereka akan menjaga gerbang bergantian.
"Anu,, non ardi tidak masuk karena anaknya sakit" jawab mang joko sedikit terbata.
"Oh, seperti itu rupanya. Umm... mang tolong bukain gerbang dong saya lagi buru buru nih" ucap valerie lagi.
"Ah, maaf non. Mang joko lupa" ucap mang joko nyengir kuda lalu menekan tombol agar gerbangnya segera terbuka. Setelah melihat mobil valerie menjauh mang joko mengelus dadanya lega sembari menghela nafas ia tak menyangka akan lolos dari amukan valerie. Seketika mata melotot apakah yang tadi itu benar nonanya? Valerie? Ia berubah? Namun, sedetik kemudian ia berdoa agar nonanya selamanya seperti itu.
*******
"Berikan aku ponsel terbaik ditokomu" ucap valerie ketika ia sampai di toko ponsel yang berada dimall itu.
"Ini adalah merek keluaran terbaru ditoko kami nona" ucap pelayan toko yang sedang mengeluarkan kotak ponsel.
Valerie memeriksa semua ponsel yang pelayan toko itu berikan. Pilihannya jatuh pada ponsel yang berwarna biru langit yang sama persis dengan ponsel axcel waktu itu.
"Yang ini saja. Sekalian dengan kartunya tolong disetel memang aku akan langsung menggunakannya" ucap valerie menyodorkan ponsel pilihannya kearah sang pelayan.
"Baiklah nona. Mohon tunggu sebentar" valerie mengangguk dan meraih kursi lalu duduk untuk menunggu pelayan toko mempersiapkan pesanannya