"Brakk" dengan kasar Delia mendorong pintu kamar itu hingga terbuka lebar.
"Wow.. ini namanya makan ketupat pakai opor, pengkhianat bertemu pelakor. Pengkhianat memang cocok dengan pelakor,"
"Tahu apa kamu? Talitha adalah istriku. Aku sudah menikahi dia secara agama sebelum aku menikah sama kamu hari ini," ucap Zico membuat Delia membulatkan matanya.
Zico berniat menikahi Talitha, gadis yang pernah menyelamatkan nyawanya. Namun Delia mengadukan tentang keburukan Talitha, pada orang tua Zico, hingga Zico dipaksa menikah dengan Delia yang sudah sejak SMA tinggal bersama orang tuanya karena tak lagi memiliki keluarga.
Zico berusaha membuat Delia menyerah menjadi istrinya. Ia tidak memperlakukan Delia selayaknya seorang istri.
Akankah Delia bertahan dengan Zico? Apakah Zico akan tetap menyukai Talitha yang pernah menyelamatkan nyawanya?
Yuk, ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Permintaan
Zico menghela napas panjang yang terasa berat saat mendengar Talitha memperingati dirinya.
"Sudah malam, kita bicarakan semuanya besok. Istirahatlah! Jangan menunggu aku! Aku harus tetap disini. Aku nggak mau mendapatkan masalah dari kedua orang tuaku karena meninggalkan dia malam ini," ucap Zico, kemudian mengakhiri panggilan secara sepihak.
"Zic.." panggil Talitha yang masih menempelkan gawainya di telinga.
"Tut..Tut..Tut..
"Akhhh! Sial! Kenapa Zico malah mengakhiri panggilan secara sepihak?" teriak Talitha kesal mengetahui Zico telah mengakhiri panggilan suara, "aku harus mencari cara agar Zico tidak terlalu sering bersama dengan perempuan itu," gumam Talitha membuang napas kasar.
Sedangkan di kamar Zico dan Delia..
"Argkh!. Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa aku malah jatuh di atas tubuh dia, sih? Dan dia malah menggunakan kesempatan itu untuk mencium aku lagi. Ini tidak boleh terjadi lagi. Dia sengaja mengambil keuntungan dariku. Ternyata pria memang sama saja. Dia bilang mencintai si Wewe gombel itu, tapi juga tidak mau melewatkan kesempatan untuk mencium aku. Mulai sekarang aku harus waspada sama Kak Zico. Dia sudah mengatakan tidak akan pernah mencintai aku, jadi aku tidak boleh memberikan hati maupun tubuhku padanya. Aku hanya akan memberikan tubuh dan hatiku pada orang yang aku cintai dan mencintai aku. Orang yang mau berkomitmen untuk hidup denganku selamanya," gumam Delia dalam hati seraya memunguti pecahan ponselnya yang berceceran di lantai.
Sedangkan Zico membuang napas kasar setelah mengakhiri panggilan suara dari Talitha. Zico melirik Delia yang terdiam tanpa kata memunguti kepingan ponselnya. Ia jadi teringat bagaimana rasanya saat mencium bibir Delia tadi.
"Shitt! Kenapa aku jadi seperti ini sama dia. Kenapa aku jadi lupa segalanya saat melihat bibirnya? Aku harus menjauhi dia. Aku hanya menyukai Talitha. Talitha adalah penyelamat hidupku. Aku berhutang nyawa padanya," batin Zico memijit pelipisnya sendiri.
Zico menatap Delia yang menatap ponselnya yang sudah hancur karena dirinya. Zico melihat Delia nampak sedih.
"Besok aku akan mengganti ponsel kamu," ucap Zico, namun Delia tak merespon apapun. Jangankan menoleh, menjawab pun tidak.
Delia berjalan menuju sofa, lalu naik ke atas sofa dan membaringkan tubuhnya menghadap sandaran sofa membelakangi Zico.
"Selama ini kami tidak pernah membicarakan tentang apapun, bahkan dalam sehari kami belum tentu saling bicara. Tapi malam ini... kenapa malah seperti ini? Sadar Delia! Sadar! Dia sudah mengatakan tidak akan pernah mencintai kamu, dia bahkan meminta kalian untuk bercerai setelah satu tahun usia pernikahan kalian. Dia hanya mencintai si Wewe gombel, karena si Wewe gombel adalah penyelamat hidupnya. Dia tadi berciuman panas dengan si Wewe gombel, lalu berciuman dengan kamu. Kamu hanya dipermainkan oleh dia. Apa kamu tidak ingat kalau dia mengatakan bahwa kamu adalah anjingg yang dipungut keduanya orang tuanya, tapi berharap menjadi nyonya rumah? Baginya kamu hanya wanita rendahan. Jadi jangan mau di sentuhnya, jika dia tidak berniat untuk sehidup semati denganmu," batin Delia memperingati dirinya sendiri.
Sedangkan Zico yang kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang nampak melirik Delia yang berbaring membelakangi dirinya.
"Selama enam bulan berada di satu atap yang sama dengan Delia, aku tidak pernah berkomunikasi dengan dia. Tapi setelah berada di dalam kamar yang sama, berkomunikasi dengan dia dan melihat tingkah polahnya malam ini, kenapa aku merasakan perasaanku campur aduk seperti ini? Sedangkan saat bersama Talitha, aku tidak pernah merasakan perasaan apapun. Saat berciuman dengan Delia, aku merasakan sensasi yang berbeda. Bibirnya terasa manis, lembut dan membuat aku bergairah. Tapi saat bersama Talitha, aku tidak pernah merasakan itu semua. Bahkan aku hanya berusaha mengimbangi ciuman Talitha tanpa ada perasaan apapun. Tidak! Tidak! Aku tidak boleh menyukai siapapun selain Talitha, karena Talitha aku masih hidup sampai saat ini. Jadi..aku hanya boleh menyukai Talitha seorang. Soal Delia, aku akan mencari cara agar dia nggak betah menjadi istriku," batin Zico menghela napas berkali-kali.
Malam semakin larut. Delia yang tidur tanpa selimut dan bantal pun merasa kedinginan. Sedari tadi matanya sudah terpejam, namun nyatanya Delia belum bisa tidur.
"Aku nggak nyangka akan begini jadinya. Aku dijodohkan dengan orang yang mencintai orang lain, bahkan sudah menikahinya. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Membuat Kak Zico jatuh cinta padaku seperti keinginan kedua orang tua Kak Zico, atau menyerah dengan keadaan? Tapi.. masa iya aku harus menyerah sebelum berperang?" gumam Delia, kemudian teringat dengan kejadian dua minggu yang lalu di ruang keluarga rumah Zico...
"Delia, Om dan Tante sudah menganggap dan menyayangi kamu seperti putri kami sendiri. Bolehkah Om dan Tante minta sesuatu dari kamu?" tanya Marcell, ayah kandung Zico.
"Katakan saja, Om! Akan aku berikan apapun itu, jika aku punya," sahut Delia bersungguh- sungguh, namun juga penasaran, apa yang ingin diminta sepasang suami-isteri kaya yang telah banyak berjasa baginya ini pada dirinya yang tak memiliki apa-apa?
"Begini, Del, jujur sejak pertama kali bertemu dengan Talitha, Om dan Tante tidak terlalu menyukainya. Apalagi saat kamu bilang kalau dia pernah berciuman dan bercinta di dalam mobil dengan seorang pria. Meskipun dia adalah gadis yang menolong Zico, tapi kami tidak mau jika Zico menikah dengan wanita yang telah melakukan hubungan intim dengan pria lain selain Zico. Kami ingin Zico menikah dengan wanita baik-baik. Kita sudah tinggal bersama selama enam tahun lebih, dan kami sudah tahu sifat dan kepribadian kamu. Kami yakin, kamu adalah calon istri terbaik buat putra kami. Jadi.. maukah kamu menikah dengan putra kami?" tanya Marcelle dengan ekspresi serius.
"Deg"
Seketika Delia tertegun mendengar permintaan Marcell. Tidak pernah terlintas sedikitpun di pikiran Delia untuk menikah, apalagi menikah dengan putra tunggal dua orang yang telah merawat dan membesarkan dirinya selama 6 tahun lebih ini.
Saat ini Delia baru berusia 22 tahun dan sedang mencari pekerjaan agar bisa hidup mandiri. Selama belum mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan, Delia memilih bekerja sebagai freelance. Tapi sekarang malah diminta untuk menikah dengan orang yang baru enam bulan ini dilihatnya secara langsung.
"Del, Tante sangat yakin, kalau kamu akan menjadi istri yang baik buat Marcell, ia pasti akan bahagia jika menjadi suamimu," ujar Ingrid, ibu Marcell meyakinkan.
"Tapi Om, Tan, aku ini bar-bar, kadang juga kekanak-kanakan, tubuhku pendek, dan aku juga tak tahu asal usulku, aku merasa tak pantas bersanding dengan Kak Zico yang begitu sempurna. Lagipula, mana mau Kak Zico menikah dengan aku. Kami bahkan tidak pernah saling bicara kecuali saat berada di meja makan," ujar Delia jujur.
"Itu tak masalah. Jika kalian sudah menikah nanti, kalian pasti akan saling mencintai," ujar Marcell meyakinkan.
"Benar, meskipun bar-bar, tapi kamu itu baik, imut dan menggemaskan. Apalagi kalau kamu mau merubah penampilan kamu, kamu pasti cantik banget. Mau, ya, menikah dengan Zico? Tante mohon! Tante sudah terlanjur suka sama kamu. Mau, ya, jadi menantu Tante?" pinta Ingrid menatap Delia seraya mengenggam jemari tangan Delia penuh permohonan.
"Tapi.."
"Om akan berikan kafe di pusat kota yang Om rintis dari muda, kalau kamu mau menikah dengan Zico," ucap Marcell memotong kata-kata Delia yang nampak enggan untuk menyanggupi permintaannya dan istrinya.
"A..apa?" tanya Delia yang rasanya tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
Kafe yang dikatakan oleh ayah Zico adalah salah satu kafe terbesar di kota ini. Delia bisa ongkang-ongkang kaki dan hidup santai tanpa bekerja, jika memiliki kafe itu. Delia akan menjadi bos di kafe yang memiliki menu makanan dan minuman yang terkenal enak tersebut. Kafe yang sudah memiliki banyak pelanggan tetap dan tidak pernah sepi dari pengunjung.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
penampilkan delia ini mirip tokoh betylafea g sih q gmbranya itu kawat gigi poni depan
Good job thor..