Sorry, I Hurt You

Sorry, I Hurt You

1. Amarah

Di salah satu kamar hotel yang di dekorasi berkesan romantis layaknya kamar pengantin baru.

"Aku janji tidak akan menyentuh Delia. Kamu tahu, bukan? Aku hanya ingin menikah denganmu, Talitha. Aku menikahi dia karena terpaksa. Bagiku, dia hanya istri di atas kertas,"

"Katakan, dimana kamu sekarang berada?"

"Okey, aku ke sana sekarang, aku akan menemanimu,"

Ucap Zico, seorang pemuda rupawan bertubuh tinggi, tegap, proporsional memegang benda pipih yang menempel di telinganya pertanda sedang bicara dengan seseorang dalam sambungan telepon.

"Deg"

Delia, wanita yang baru saja dinikahi Zico beberapa jam yang lalu nampak bergeming di tempatnya berdiri dengan ekspresi wajah kesal bercampur marah. Wanita yang baru membuka sedikit pintu kamar mandi usai membersihkan diri itu tanpa sengaja mendengar perkataan Zico. Delia saat ini bagai banteng yang sudah keluar tanduk siap menerjang.

Rasanya jantung Delia bagai dipukul dengan batu besar saat mendengar perkataan pria yang telah menjadi suaminya itu.

"Di malam pertama pernikahan kami, dia berjanji tidak akan menyentuh aku, bahkan memilih menemani perempuan lain?" batin Delia dengan bibir yang bergetar menahan amarah.

Kesal. Hatinya kesal setengah mati setelah mengetahui kenyataan ini. Dianggap apa dirinya oleh pria yang telah menikahinya ini?

Zico mengakhiri panggilan, lalu bergegas keluar dari kamar pengantinnya. Sedangkan Delia diam-diam mengikuti Zico yang ternyata menuju sebuah kamar yang ada di lantai itu juga. Delia mengintip dari balik dinding dan mendengar suara seorang wanita.

"Malam ini, aku akan melayani kamu, hingga kamu tidak akan pernah melupakan malam ini," ucap wanita yang tidak lain adalah Talitha. Wanita itu menarik Zico masuk kedalam kamarnya.

Delia bisa mendengar setiap kata yang diucapkan Talitha, karena dinding kamar yang digunakan Delia untuk bersembunyi adalah dinding kamar Talitha. Kata-kata Talitha membuat darahnya terasa mendidih.

Bagaimana darahnya tidak mendidih, jika di malam pertama pernikahannya, suaminya malah pergi ke kamar wanita lain yang terdengar senang hati ingin melayani suaminya.

Setelah pintu kamar itu tertutup, Delia bergegas melihat nomor kamar tempat Zico masuk. Dengan dada yang kembang kempis menahan amarah, Delia melangkah cepat menuju lift.

"Aku tidak akan membiarkan Kak Zico meniduri wanita murahan itu. Tidak akan! Dasar ulat bulu! Wanita ular! Wewe gombel! Tidak akan aku biarkan mereka bersenang-senang dengan menginjak harga diriku," gumam Delia bergegas masuk ke dalam lift saat pintu lift sudah terbuka.

"Ah, kenapa lift ini jalannya lambat sekali! Gimana kalau Kak Zico udah keburu main kuda-kudaan sama ular betina itu?" gerutu Delia setelah beberapa menit masuk ke dalam lift.

Setelah sampai di lantai 1 hotel, Delia bergegas berlari menghampiri meja resepsionis, bahkan Delia sampai menabrak pelayan hotel.

"Maaf!" ucap Delia kembali berlari menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Tolong berikan kunci kamar nomor 420," ucap Delia dengan ekspresi wajah khawatir dan napas yang tidak teratur karena habis berlari.

"Maaf Nona, tidak ada kamar nomor 420 di hotel ini," ucap sang resepsionis nampak memaksakan diri untuk tersenyum.

"Maaf, saya salah ucap. Tolong berikan kunci kamar nomor 430. Teman saya Talitha yang berada di kamar itu asmanya kambuh dan inhaler-nya tertinggal di kamar saya. Tolong, cepat berikan kunci cadangannya. Saya tidak ingin terjadi sesuatu padanya. Tolong!" ucap Delia menunjukkan ekspresi khawatir dan wajah memelas penuh permohonan.

Inhaler adalah obat dalam bentuk semprotan yang sering digunakan untuk mengatasi serangan asma.

"Baiklah," ucap sang resepsionis yang langsung percaya pada Delia, karena melihat ekspresi wajah Delia dan juga nama pemesan kamar yang disebutkan Delia sama dengan yang ada di daftar tamu, "kalau memerlukan bantuan, tolong segera hubungi kami," ucap sang resepsionis jadi ikut khawatir.

"Terima kasih," ucap Delia yang langsung kembali berlari menuju lift, "semoga saja belum terlambat," gumam Delia semakin khawatir.

"Aku jadi khawatir pada teman wanita itu," gumam sang resepsionis karena melihat ekspresi Delia tadi. Padahal Delia bukan khawatir karena mendalami kebohongannya tadi, tapi khawatir karena takut suami yang bahkan belum menyentuh dirinya keburu tidur dengan wanita lain.

"Aku juga. Tapi.. btw dia tahu nggak sih, kalau nggak ada kamar nomor 420 di setiap hotel?" tanya resepsionis satunya.

"Mungkin saja, karena ada beberapa orang yang tidak tahu kalau nggak ada kamar hotel yang pakai nomor 420. Karena istilah 420 atau tanggal 20 April, kini dikenal sebagai momen Hari Ganja Internasional. Pada tanggal ini, setiap tahunnya, orang-orang di seluruh dunia berkumpul tepat pukul 4.20 sore untuk nyimeng atau mengisap ganja. Kode 420 terus diafiliasikan (dihubungkan ) kepada para pecandu ganja untuk mengajak 'acara giting ( bahasa gaul dari teler akibat narkoba ). Tanggal 20 April juga dijadikan kelompok Waldos (kelompok pecandu) sebagai kode ajakan untuk menghisap ganja. Karena itu nomor kamar 420 di hotel ditiadakan," ujar sang resepsionis.

"Tapi sayangnya masih ada yang belum tahu,"

"Iya, benar,"

Disisi lain, Delia kembali keluar dari lift menuju kamar tempat suaminya masuk tadi. Wajahnya terlihat khawatir saat tiba di depan pintu kamar 430. Dengan tangan yang gemetar dan napas tersengal-sengal, Delia membuka pintu kamar itu.

Matanya membulat saat baru membuka sedikit pintu kamar itu, karena melihat suaminya duduk di atas ranjang sedang berciuman panas dengan Talitha.

"Brakk"

Dengan kasar Delia mendorong pintu kamar itu hingga terbuka lebar. Satu tangannya memegang erat handphonenya, sedangkan tangan satunya nampak terkepal. Matanya menatap tajam ke arah suaminya dan Talitha.

Sedangkan Zico dan Talitha yang sedang berciuman panas pun spontan menghentikan aktivitas mereka saat mendengar suara pintu yang membentur dinding dengan keras. Dua orang itu langsung menatap ke arah pintu.

"Kau..." geram Zico yang melihat Delia berdiri di depan pintu menatap ke arahnya. Sedangkan Talitha menatap Delia penuh kebencian.

"Wow.. ini namanya makan ketupat pakai opor, pengkhianat bertemu pelakor. Pengkhianat memang cocok dengan pelakor," ucap Delia kemudian meninggalkan tempat itu tanpa menutup kembali pintu kamar yang dibukanya.

"Shitt!" umpat Zico terlihat kesal.

"Zic, kamu mau kemana?" tanya Talitha saat Zico beranjak dari duduknya.

"Maaf, aku harus pergi untuk menangani dia. Kamu lihat sendiri, 'kan, dia tadi memegang handphone? Aku takut dia memotret kita saat kita berciuman tadi dan mengadu pada kedua orang tuaku tentang kita," ucap Zico, kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar Talitha.

"Akkk! Dasar wanita sialan!" pekik Talitha melemparkan bantal ke arah pintu, setelah Zico menghilang di balik pintu.

Zico berjalan dengan langkah lebar menyusul Delia yang masih terlihat olehnya. Dengan aura suram penuh kemarahan, ia membuka sebuah pintu kamar yang baru beberapa saat lalu ditutup oleh Delia.

"Brakk"

Setelah masuk ke dalam, dengan kasar Zico menutup pintu kamar.

Delia yang baru masuk ke dalam kamar dan baru saja duduk di tepi ranjang itu pun tersentak mendengar suara kerasnya pintu yang di tutup dengan kasar. Delia yang duduk membelakangi pintu pun langsung menoleh ke arah pintu.

"Berani-beraninya kamu membuka pintu kamar hotel orang lain. Apa kau tak tahu bahwa sebagai orang yang terhormat harus punya etika, tata krama dan adab? Oh, aku lupa, kau hanya anak adopsi yang tak jelas asal usulnya. Kau gadis yang menumpang di rumah orang lain selama bertahun-tahun, lalu bermimpi menjadi nyonya rumah bukan? Dasar tidak tahu malu!" umpat Zico dengan suara tinggi seraya menghampiri Delia.

Delia gemetar dan wajahnya seketika pias saat melihat aura suram penuh amarah di wajah Zico yang sebelumnya tak pernah dilihatnya. Apalagi saat Zico mencengkram kedua pipinya dengan tangannya yang besar.

"Kenapa? Kamu takut? Dimana keberanian mu tadi saat membuka pintu kamar hotel orang lain, hah?" bentak Zico menatap tajam pada Delia.

"Ti...tidak pantas seorang pria, a.. apalagi pria yang sudah menikah masuk ke kamar wanita yang bukan istrinya," ucap Delia memberanikan diri bicara.

Tangan gadis itu tremor dan berkeringat dingin, sangking takutnya melihat kemarahan di wajah Zico.

"Tahu apa kamu? Talitha adalah istriku. Aku sudah menikahi dia secara agama sebelum aku menikah sama kamu hari ini," ucap Zico membuat Delia membulatkan matanya.

"Plak"

...🌸❤️🌸...

.To be continued

Terpopuler

Comments

Heni Hendrayani🇵🇸🇵🇸🥰🥰

Heni Hendrayani🇵🇸🇵🇸🥰🥰

aq kira cewek nya beranian ternyata malh penakut dan bodoh bagai mn bs dia kembali ke kamr nya sementara suami nya pasti blk dan ngamuk sama dia setelh dia mendobrak kamr tempat dia selingkuh

2024-08-27

3

Mak e Tongblung

Mak e Tongblung

wawasan baru ini

2024-08-22

2

janu tiaro

janu tiaro

hay cntikk

2024-08-21

2

lihat semua
Episodes
1 1. Amarah
2 2. Cancel Cinta
3 3. Harimau Lapar
4 4. Gara-gara Digelitik
5 5. Permintaan
6 6. Kedinginan
7 7. Merasa Beruntung
8 8. Kampungan
9 9. Terlanjur Ternoda
10 10. Kurang Apa?
11 11. Kecolongan
12 12. Tegas
13 13. Teman Lama
14 14. Mulut Tajam
15 15. Di Ikat
16 16. Kehabisan Kata-kata
17 17. Tidak Setuju
18 18. Posisi Terbalik
19 19. Tak Menyangka
20 20. Tidak Mengizinkan
21 21. Jangan-jangan..
22 22. Ngotot
23 23. Galau Sendiri
24 24. Guling Hidup
25 25. Merasa Salah Menilai
26 26. Tak Percaya
27 27. Who Knows?
28 28. Mauku?
29 29. Hampir Saja
30 30. Penuh Harap
31 31. Apa Benar?
32 32. Barang Umum
33 33. Nambah Lagi
34 34. Membandingkan
35 35. Tetap TI-DAK
36 36. Merasa Salah Bicara
37 37. Bagian Sensitif
38 38. Ahli Sejarah
39 39. Daris
40 40. Gabung
41 41. Senang Menggoda
42 42. Demi Kamu
43 43. Tersiksa
44 44. Kesulitan
45 45. Berpikir Macam-macam
46 46. Tidak Tahu
47 47. Pikir Saja Sendiri!
48 48. Hampir Lupa
49 49. Membujuk Untuk Membatalkan
50 50. Tidak Boleh!
51 51. Info Baru
52 52. Jail
53 53. Merasa Disidang
54 54. Kemungkinan Dua-duanya
55 55. Masa Lalu
56 56. Doa
57 57. Menyusul
58 58. Andai Saja
59 59. Sudah Tahu
60 60. Malu
61 61. Ucapan Selamat Pagi
62 62. Uring-uringan
63 63. Bersikap Lembut
64 64. Sudah Terbiasa
65 65. Di Anggap Halu
66 66. Nggak PD
67 67. Hafal
68 68. Dismenore
69 69. Merasa Malu
70 70. Sayang Sekali
71 71. Tidak Mau Mengajak
72 72. Hampir Tak Mengenali
73 73. Spot Jantung
74 74. Tak Sengaja
75 75. Tidak Bernafsu
76 76. Di Asah?
77 77. Tamu
78 78. Dianggap Pembantu
79 79. Balik Menindas
80 80. Bertanya Sendiri
81 81. Mertua?
82 82. Menunjukkan Bukti
83 83. Tidak Wajar
84 84. Perubahan Wajah
85 85. Kemungkinan Hilang
86 86. Bukan Pemilik
87 87. Menunggu
88 88. Wallpaper
89 89. Tak Ingin Percaya
90 90. Senyuman Masam
91 91. Karena Sayang
92 92. Menghalangi
93 93. Delia Lagi?
94 94. Istriku Selingkuhanku
95 95. Meresapi
96 96. Ternyata Benar
97 97. Dijebak
98 98. Berakhir Sendiri
99 99. Legowo
Episodes

Updated 99 Episodes

1
1. Amarah
2
2. Cancel Cinta
3
3. Harimau Lapar
4
4. Gara-gara Digelitik
5
5. Permintaan
6
6. Kedinginan
7
7. Merasa Beruntung
8
8. Kampungan
9
9. Terlanjur Ternoda
10
10. Kurang Apa?
11
11. Kecolongan
12
12. Tegas
13
13. Teman Lama
14
14. Mulut Tajam
15
15. Di Ikat
16
16. Kehabisan Kata-kata
17
17. Tidak Setuju
18
18. Posisi Terbalik
19
19. Tak Menyangka
20
20. Tidak Mengizinkan
21
21. Jangan-jangan..
22
22. Ngotot
23
23. Galau Sendiri
24
24. Guling Hidup
25
25. Merasa Salah Menilai
26
26. Tak Percaya
27
27. Who Knows?
28
28. Mauku?
29
29. Hampir Saja
30
30. Penuh Harap
31
31. Apa Benar?
32
32. Barang Umum
33
33. Nambah Lagi
34
34. Membandingkan
35
35. Tetap TI-DAK
36
36. Merasa Salah Bicara
37
37. Bagian Sensitif
38
38. Ahli Sejarah
39
39. Daris
40
40. Gabung
41
41. Senang Menggoda
42
42. Demi Kamu
43
43. Tersiksa
44
44. Kesulitan
45
45. Berpikir Macam-macam
46
46. Tidak Tahu
47
47. Pikir Saja Sendiri!
48
48. Hampir Lupa
49
49. Membujuk Untuk Membatalkan
50
50. Tidak Boleh!
51
51. Info Baru
52
52. Jail
53
53. Merasa Disidang
54
54. Kemungkinan Dua-duanya
55
55. Masa Lalu
56
56. Doa
57
57. Menyusul
58
58. Andai Saja
59
59. Sudah Tahu
60
60. Malu
61
61. Ucapan Selamat Pagi
62
62. Uring-uringan
63
63. Bersikap Lembut
64
64. Sudah Terbiasa
65
65. Di Anggap Halu
66
66. Nggak PD
67
67. Hafal
68
68. Dismenore
69
69. Merasa Malu
70
70. Sayang Sekali
71
71. Tidak Mau Mengajak
72
72. Hampir Tak Mengenali
73
73. Spot Jantung
74
74. Tak Sengaja
75
75. Tidak Bernafsu
76
76. Di Asah?
77
77. Tamu
78
78. Dianggap Pembantu
79
79. Balik Menindas
80
80. Bertanya Sendiri
81
81. Mertua?
82
82. Menunjukkan Bukti
83
83. Tidak Wajar
84
84. Perubahan Wajah
85
85. Kemungkinan Hilang
86
86. Bukan Pemilik
87
87. Menunggu
88
88. Wallpaper
89
89. Tak Ingin Percaya
90
90. Senyuman Masam
91
91. Karena Sayang
92
92. Menghalangi
93
93. Delia Lagi?
94
94. Istriku Selingkuhanku
95
95. Meresapi
96
96. Ternyata Benar
97
97. Dijebak
98
98. Berakhir Sendiri
99
99. Legowo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!