Hena Sanjaya. Model sekaligus aktris dengan bayaran termahal harus terjebak hubungan asmara yang tidak masuk akal dengan seorang Pria yang sebelumnya tidak ia kenal.
Kariernya mengalami masalah setelah namanya terseret skandal dengan sang mantan kekasih, Samuel Harvey.
Demi menyelamatkan kariernya Hena memilih mengikuti hubungan yang ditawarkan Pria tidak dikenalnya tersebut "Asmara settingan" terdengar konyol bagi Hena.
Entah apa keuntungan yang Pria itu dapatkan dengan hubungan ini. Mampukah Hena mengembalikan nama baiknya yang sudah memburuk dan mempertahankan kariernya yang sudah ia jalani selama 8 tahun terakhir, dengan hanya menjalin "Asmara Settingan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asmara Settingan 5.
Kaki jenjang tersilang dengan indah saat pemiliknya mendudukan diri pada sofa yang mengarah pada kaca jendela. Tangan mulus dengan jari lentik menggenggam mug berisi coklat hangat yang nikmat. Hening. Gemerlap malam gedung-gedung pencakar langit tergambar jelas dipelupuk mata.
Terdengar helaan kasar napas sang pemilik. Seperti mengalirkan beban yang saat ini dirasa. Menekan hingga menyesakkan dada.
Proses meresapi drama kehidupan itu terganggu karena suara interkom yang terdengar.
Hena membawa kaki jenjangnya untuk melangkah, siapa malam-malam begini datang bertamu ke apartemennya. Apa mungkin Jini yang kembali lagi.
Bola mata dengan warna dark hazel itu memicing pada layar yang kini menampilkan sosok pria bersetelan rapi. Berdiri tegak didepannya, lebih tepatnya didedapan pintu masuk apartemen. Siapa dia. Hena tidak mengenalnya.
"Cukup memandangiku. Sekarang buka pintunya"
Suara yang keluar dari interkom comelit berhasil membuat Hena kaget. Pria itu mengetahuinya. Dengan segera Hena menetralisir ekspresi dan memilih membuka akses pintu. Sepertinya bukan orang jahat. Mungkin tetangga baru yang hanya ingin menyapa.
"Ceklek"
Pintu terbuka dan kini menampilkan sosok nyata didepan mata. Tubuh tinggi tegap dengan wajah tegas, serta hidung mancung dan bibir tipis yang dimilikinya mampu membuat Hena terpaku. Sangat tampan. Apakah dia seorang model, aktor atau bahkan keduanya. Siapa pria ini, benak Hena bertanya.
"Apakah begini cara menyambut kekasihmu datang?"
Kaki yang berbalut sepatu pantofel tersebut mengayun maju, membawa tubuh dengan aroma maskulin melewati Hena yang masih terpaku.
Apa tadi dia bilang? Kekasih. Kekasihku?
Hena dengan cepat berbalik menyusul pria yang tidak dikenal tapi malah mengaku sebagai kekasihnya. Dia mengalami hal ini lagi. Ini untuk kesekian kalinya ia mengalami pengakuan dari sembarang orang, beberapa resiko yang dia terus dapatkan dari profesinya sebagai model dan artis terkenal. Tidak sedikit memang para pria yang bahkan tidak tahu malu mengaku-ngaku sebagai kekasihnya. Dan untuk kesekian kalinya dia mengalami hal ini lagi.
"Anda siapa? Tidak sopan sekali melangkah masuk tanpa aku minta" kesal Hena.
Dirinya berdiri dibelakang pria yang kini mengamati seluruh isi apartemennya. Hena menatap pada punggung lebar berbalut jas yang begitu rapi. Pasti nyaman jika mendaratkan kepala pada punggung itu. Hena sampai memejamkan mata dan tersenyum membayangkan hal absurd yang melintasi benaknya.
"Jangan berfikiran yang tidak-tidak"
Suara itu membuat Hena cepat membuka mata. Wajahnya merah padam. Apa dirinya ketahuan karena telah memikirkan hal yang aneh.
"Jangan pernah berfikir yang tidak-tidak untuk berita kita yang beredar"
Sesaat Hena tampak bingung pada apa yang dikatakan Pria Tampan dihadapannya ini. "Jangan pernah berfikir yang tidak-tidak untuk berita kita yang beredar" berarti Pria ini tidak tahu apa yang barusan Hena pikirkan. Hena tampak tersenyum lega karenanya.
Tunggu, "Berita kita yang beredar" . Saat sadar akan makna kata tersebut, mata indah Hena membola. Jadi Pria Tampan yang berdiri di hadapannya sekarang Pengusaha itu? Kekasihnya?. Ah... Bukan. Lebih tepatnya kekasih dalam berita bukan yang nyata. Dengan cepat benak Hena membenarkan.
"Aku bahkan tidak memikirkan berita itu"
Hena jujur, dirinya sama sekali tidak memikirkan tentang berita yang memuat tentang dirinya yang menjalin kasih dengan pengusaha muda. Ada banyak hal yang Hena pikirkan untuk saat ini, bahkan menurutnya jauh lebih penting dari berita ia yang menjalin kasih dengan pengusaha muda.
Pria Tampan yang ternyata Agam Raksa itu terlihat memberi anggukan dan melangkah menuju sofa untuk mendudukan dirinya.
"Sungguh pria yang tidak sopan" umpat Hena pelan. Namun ia tetap mengekor juga dan mengambil posisi pada sofa panjang didepan TV. Dirinya akan mendengarkan hal apa yang membuat si Agam Agam pengusaha yang di eluh-eluhkan Jini ini hingga sekarang sudah mendarat cepat di apartemennya.
"Kita akan menjalin hubungan" kata Agam to the point.
"What?" Hena sontak saja kaget dengan apa yang Agam katakan.
"Anda bahkan tadi bilang jangan berfikir yang tidak-tidak. Lalu apa ini?" tanya Hena heran sekaligus kesal.
Bukankah Pria Tampan dihadapannya ini tadi mengatakan jangan berpikir yang tidak-tidak, sekarang lihat. Bahkan dirinya mengatakan hal yang tidak-tidak itu sendri.
"Jangan berfikir yang tidak-tidak, seperti menggunakan berita ini untuk kepentingan pribadimu"
"Kita akan menjalin Asmara Setingan" tekan Agam lagi.
"What?" lagi Hena dibuat kaget, bahkan Hena berdiri dari duduknya.
"Yang benar saja" geram Hena.
Hal yang barusan didengar membuat Hena menganga. Apa tadi, Asmara Setingan. Ya Tuhan. Hena meraup wajahnya kasar dan menghirup napas dalam-dalam. Memilih untuk menenangkan diri.
Hena menatap tajam pada Agam. Selain tidak sopan. Pria Tampan ini ternyata sungguh gila. Yang benar saja artis se-profesional dan se-terkenal dirinya menjalin hubungan yang disetting. Oh Tuhan. Hena tidak habis pikir akan semuanya.
"Tidak masalah jika kamu ingin menolak" Agam berdiri dari duduknya. Salah satu tangannya bergerak menyelinap masuk kedalam kantong celana bahan yang ia kenakan.
"Tapi jangan mencari ku jika media membuat berita yang tidak-tidak" Agam menatap dalam Hena yang tepat berdiri dihadapannya.
Hena membeku. Dirinya langsung mengingat perkataan Jini saat berada di depan restoran Jepang. Dimana kini nama baiknya sudah tidak baik lagi. Sedikit. Sedikit tidak baik.
Aroma maskulin yang tiba-tiba menyergap penciumannya membuat Hena cepat tersadar. Ia kembali fokus namun netranya kehilangan sosok Tampan yang tadi ada dihadapannya. Kemana. Hena dengan cepat mengedarkan pandangan dan melihat punggung kokoh itu mengarah pada pintu keluar.
"Tunggu!!"
Hena berlari kencang dengan tangan yang langsung menarik lengan jas yang digunakan Agam. Mencoba menghentikan langkah Pria tersebut yang sudah dekat dengan pintu keluar.
Langkah Agam terhenti dan mata tajamnya menatap pada tangan putih yang kini bertahan pada lengan jasnya.
Hena yang sadar dengan tatapan Agam mengarah kemana, segera melepaskan cekalannya. Ia bahkan mengibas-ngibas tangan seperti baru saja menyentuh benda yang kotor.
Agam semakin memicingkan mata melihat tingkah gadis dihadapannya.
Hena tersenyum cantik. Enak saja dirinya diperlakukan arogan oleh Pria Tampan ini. Bukankah sekarang mereka sedang di apartemennya. Tidak mungkin dia kalah dikandang sendirikan.
"Sebaiknya kita duduk dan bisa mulai membahas keuntungan masing-masing" kata Hena dengan senyuman.
Hena berpikir cepat untuk menyelamatkan kariernya. Pria ini sepertinya juga memiliki keuntungan sendiri jika mereka menjalin kasih. Jika tidak, mana mungkin dia akan berkunjung ke apartemen Hena. Jadi tidak ada salahnya Hena mendengarkan terlebih dahulu tawaran yang Pria Tampan ini coba berikan kepadanya.
Tapi untuk apa Pria sekelas Agam Raksa menawarkan menjalin hubungan palsu. Hena jadi penasaran. Bukankah kata Jini dia adalah pengusaha yang sukses. Apa menghindari perjodohan, hanya iseng atau..... Hena sampai menutup mulutnya yang tiba-tiba menganga, lalu menatap Agam dari ujung kepala hingga kaki dan kembali ke kepala lagi. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana. Apakah Pria Tampan dihadapannya ini.....
gak seru jadinya. di siksa dulu dong 😂
itu udah sangat fatal
semoga kesalahan mu di ampuni.
mati aja lalu jihanAM, semoga kau membusuk.
tpi maaf sebelumnya jgn diikut campurkn bahasa kk
*awak artinya kamu dalam bahasa indonesia kk/Pray//Pray/
minta plastik yang kamu bawa dong..
air sama sama bisa bungkus rendang 🤣🤣🤣
tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya..
hanya Alam luas lah yang bisa mengurung nya.
Seluas Alam terhampar... Luas dan indahnya Kabupaten "Agam" di Sumatera Barat 🤣🤣🤣