Amira Khairinisa, tiba-tiba harus menerima kenyataan dan harus menerima dirinya menjadi seorang istri dari pria yang bernama Fajar Rudianto, seorang ketos tampan,dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.
Dia terpaksa menerima pernikahan itu karena sebuah perjodohan setelah dirinya sudah kehilangan seseorang yang sangat berharga di dunia ini, yaitu ibunya.
Ditambah dia harus menikah dan harus menjadi seorang istri di usianya yang masih muda dan juga masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA, di SMA NEGERI INDEPENDEN BANDUNG SCHOOL.
Bagaimanakah nantinya kehidupan pernikahan mereka selanjutnya dan bagaimanapun keseruan kisah manis di antara mereka, mari baca keseluruhan di novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1.
Malam Hari disebuah hotel berbintang di daerah kota bandung, terlihat seorang wanita bercadar yang sudah berdandan cantik dengan pakaian pernikahan.
Dan yah!, wanita bercadar yang menggunakan pakaian pernikahan itu adalah Amira Khairunnisa, dia kini sudah melewati serangkaian ijab kabul pernikahan, dan juga harus menerima nasib nya menjadi seorang istri dari seorang lelaki yang bernama Fajar Rudianto yang terkenal sebagai seorang ketos tampan, dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.
Takdir hidupnya kini seolah sedang berjalan dengan cepat, sehingga dia masih belum percaya bahwa saat ini dirinya sudah sah menjadi seorang istri seseorang saat umurnya masih sangat muda, dan juga masih berstatus sebagai pelajar SMA.
" Ya Allah semoga ini menjadi yang terbaik untukku dan juga keluarganya yang kini sudah menjadi keluarga ku, semoga penikahan ini menjadi pilihan yang terbaik." batin Amira sambil berdo'a.
Tok..Tok...Tok!.
Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar oleh telinga wanita bercadar itu yang membuatnya langsung menoleh ke arah pintu.
" S-siapa?."
" Ini Bunda Nak."
Mendengar suara itu, membuat Amira langsung beranjak dari kursi meja rias yang ada di kamar nya lantas langsung mendekati ke arah pintu dan langsung membukanya, yang langsung menampakkan seorang wanita paruh baya yang sangat cantik tengah tersenyum terhadap nya.
" Bunda boleh masuk?." tanya Annisa, saat pintu kamar sudah dibuka oleh Amira.
" Tentu saja Bu, silahkan masuk."
Amira pun dengan sopan langsung menuntun Ibu mertua nya itu untuk masuk kedalam dan mempersilahkan nya untuk duduk di pinggir sofa panjang yang ada di kamar hotel itu.
" Masih panggil Ibu?." tegur Annisa dengan ramah meminta kepada wanita bercadar yang sudah menjadi menantu nya itu.
Amira yang masih canggung dan belum terbiasa itupun langsung menunduk malu.
" M-maaf, B- bunda."
Annisa yang mendengar itupun langsung tersenyum senang, dia tentu saja paham bagaimana perasaan Amira sekarang dan juga mengerti bagaimana posisi nya sekarang apalagi usia nya sangatlah masih muda untuk menerima takdir suci seperti ini.
" Tidak masalah kamu masih belum terbiasa, nanti juga lama-kelamaan kamu akan terbiasa." ujar Annisa sembari mengelus kepala Amira dengan lembut dan penuh kasih sayang.
" Bunda enggak ganggu waktu istirahat kamu kan?." lanjutnya.
Amira langsung menggeleng pelan sambil tersenyum di balik cadarnya sebagai jawaban nya.
" Tentu saja tidak, Bunda."
" Syukur lah kalau enggak ganggu, Bunda datang kesini ingin mengucapkan terimakasih sama kamu, makasih karena kamu sudah mau menikah dengan anak Bunda."
Semenjak ijab kabul selesai, Annisa memang tiada hentinya mengucap syukur kepada Allah karena sudah memberikan sosok menantu idaman seperti Amira ini sebagai istri anak nya mereka.
" Amira yang seharusnya berterimakasih kepada Bunda, Amira bukan siapa-siapa tapi Bunda selalu menjaga Amira layaknya keluarga." ucap Amira dengan tulus.
Annisa yang mendengar nya pun langsung menggelengkan kepalanya, dia tidak setuju dengan kalimat yang baru saja Amira katakan itu.
" Siapa bilang kamu bukan siapa-siapa? kamu itu anak Bunda sekarang, bahkan sampai seterusnya kamu udah Bunda anggap sebagai anak Bunda sendiri." ucap Annisa yang langsung memeluk Amira dengan penuh kasih sayang.
Amira pun langsung membalas dan menerima pelukan itu, walaupun dengan perasaan yang masih canggung.
" Mulai sekarang kamu tidak boleh berpikir dan merasa sendiri lagi, walaupun orang tua kamu sudah enggak ada, tapi sekarang ada kami yang akan menjadi keluarga kamu kedepannya."
Ceklek!
Sebelum Amira hendak menjawab, Tiba-tiba saja pintu kamar hotel pun langsung terbuka dari arah luar.
Amira dan Andini pun langsung melihat ke arah pintu yang sudah terbuka itu.
" Bunda, di cari Ayah." ucap Fajar yang berdiri di ambang pintu.
Dan Andini pun langsung mengangguk kepada anaknya itu.
Namun sebelum pergi Annisa kembali menatap ke arah Amira yang masih duduk di sampingnya.
" Kalau begitu, Bunda pergi yah, kalian langsung istirahat dan persiapkan diri untuk lanjutan resepsi nanti malam." ucap Annisa sambil menatap ke arah Amira dan juga Fajar secara bergantian.
Amira dan Fajar pun langsung mengangguk secara bersamaan.
setelah itu Andini pun berlalu meninggalkan anak dan menantunya itu berduaan di kamar, membiarkan mereka untuk beristirahat dan juga mengobrol atau bisa dibilang masa pdkt, meskipun mereka sebenarnya sudah saling mengenal sejak lama karena mereka juga satu sekolah,
TO BE CONTINUE.