Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.
Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bmr.K 5.
Di markas Dark Black, terlihat para orang-orang sedang bertugas pada posisinya masing-masing. Penjagaan cukup ketat dilakukan agar tidak ada terjadinya sesuatu hal yang tidak di inginkan.
"Bagaimana, apa ada sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Vero saat menghampiri Ricky.
"Sampai saat ini masih aman, jangan lengah." Ucapan Ricky sebagai pengingat.
"Iya, dimana Louis? Dari pagi tadi tidak kelihatan batang hidungnya tu anak, apa sudah tewas dia?" Perkataan Vero yang terlalu berani, membuat Ricky melebarkan kedua bola matanya.
"Apa?" Vero melihat tatapan Ricky dan membuat dirinya bingung.
Gerakan dari mata dan kedua alisnya Ricky, membuat Vero mencoba menerka-nerka apa yang terjadi. Namun belum saja dirinya menemukan jawabannya, tiba-tiba saja sebuah senjata terlempar mengenai kepalanya. Hal itu membuat Vero meringis kesakitan karena benda tersebut, disaat ia membalikkan tubuh serta wajahnya. Disaat itu pula, dirinya mendapatkan jawaban atas keanehan yang dilakukan oleh Ricky.
"Busset! Kayak dedemit saja ni anak, datang tiba-tiba." Celoteh Vero selalu membuat apa adanya.
"Tu mulut, lama-lama aku ledakkan baru tahu rasa. Tidak ada rem sama saringan lagi kalau mau ngomong, bos mana?" Tanya Andre yang baru saja tiba dan bergabung bersama keduanya.
"Enak saja, mulut ya mulut aku la. Belum datang, tapi tu suara mobil. Panjang umur tuan kita." Vero beserta yang lainnya bersiap untuk menyambut Kenzo.
Dengan langkah tegapnya, Kenzo memasuki bangunan yang mereka sebut dengan markas. Semua yang berada disana menundukkan kepala, sebagai tanda hormat mereka kepada ketua klan. Begitu pula dengan ketiga orang kepercayaannya tersebut, mereka menyambut sang ketua. Mengikutinya melalui dari arah belakang menuju tempat khusus yang selalu digunakan untuk diadakan pertemuan, akan tetapi terlihat dari wajah ketua mereka yang tidak biasanya.
"Sstthh, kenapa tu bos?" Tanya Vero yang menyikut lengan Andre.
"Diam." Andre menegaskan dengan suara pelan.
"Tapi, sshh." Vero meringis atas kaki Andre yang mendarat di atas punggung salah satu kakinya.
Sedangkan Ricky, hanya bisa menghela nafas dan memutar kedua bola matanya atas sikap kedua temannya itu. Salah sedikit saja, habis mereka di tangan tuannya. Akan tetapi, perkataan Vero pun ada benarnya. Biasa jika terjadi keributan ataupun sesuatu yang tidak mengenakan menurut Kenzo, Pria itu akan langsung memberikan hukuman. Tapi tidak kali, dirinya hanya bersandar pada kursi miliknya. Tatapannya seperti sangat jauh sekali.
Tidak ada yang berani mengeluarkan suara tatkala melihat Kenzo berjalan menuju ruangan pribadinya, hingga tubuh pria itu hilang saat pintu ruangan tersebut tertutup.
"Huh." Ketiganya melepaskan nafas berat dengan bersamaan.
"Ada apa ya dengan tuan, tidak biasanya seperti ini?" Ujar Andre yang merasakan hawa berbeda dari kehadiran tuannya.
"Entahlah, lebih baik kita berjaga saja diposisi masing-masing." Ricky memilih aman daripada nantinya terjadi sesuatu.
Mereka kembali pada tugas yang ada, membiarkan tuannya memiliki waktu sendiri untuk berada dalam dunianya. Sedangkan Kenzo, saat berada didalam ruangannya. Dengan merebahkan diri di atas tempat tidur miliknya, ia benar-benar merasakan gejolak amarah saat dirinya diperlakukan dengan diluar batas oleh wanita. Dan Margaret, dia selalu saja mengoda dan mendekati Kenzo dengan berbagai cara. Hanya saja ia tidak bisa melenyapkannya dengan mudah, karena dirinya masih membutuhkan wanita itu untuk menjalani misinya.
Keesokan harinya...
Berangkat pada waktu yang lebih awal, Aira memilih untuk tidak mengatakan apapun kepada bunda dan Shaka mengenai apa yang telah dirinya alami. Tidak ingin membuat orang yang ia sayangi menjadi kepikiran, Aira memilih menghadapinya sendiri. Kini dirinya telah berada di perusahaan yang telah membuatnya menjadi seorang pekerja tanpa mendapatkan gaji, semuanya itu dikarenakan akan kecerobohannya.
Dengam berbekal pemberitahuan dari Ansel dan juga Sarah, kini Aira menjalankan tugasnya yang pertama. Yaitu membersihkan ruangan milik Kenzo, tak lupa ia juga menyiapkan segelas minuman hangat yang berada dalam gelas khusus milik Kenzo.
"Huh, aku izin sebentar sama kak Sarah saja." Aira bermaksud untuk menghantarkan surat pengunduran dirinya dari tempat kerja sebelumnya.