"apa kau bercanda!! aku tidak bisa berpedang!! aku hanya seorang gadis pembuat roti!! mengapa aku terjebak bersama pria asing seperti mu!! sungguh merepotkan ku!"
aku sungguh menyesal berjalan mencari sumber suara yang membuat ku penasaran. ternyata suara itu berasal dari pertarungan yang terlihat tidak adil. satu lawan sepuluh bukan kah benar benar tidak adil.
tapi walaupun begitu aku mana bisa membantu nya. aku bukan wanita kuat yang tangguh dan mampu berpedang.
aku hanyalah seorang pembuat roti di salah satu kedai roti yang ada di pusat kota kekaisaran Amberland.
"tidak aku tidak bisa membantu mu!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersama Darren
"Sofia!!! kemana kau akan pergi?? Jangan tinggalkan aku di sini. Lihat lah aku terluka juga karena diri mu".
Perkataan Darren benar-benar membuat ku kesal. bagaimana tidak sudah 3 hari dia terbaring di atas tempat tidur dan selalu menyuruh ku ini dan itu.
' Sofia ambilkan aku minum'.
' Sofia buat kan aku roti dan makanan'.
' Sofia garuk belakang punggung ku'
' Sofia temani aku di kamar sampai aku tertidur'
Dan masih banyak lagi permintaan konyol nya. Bahkan dia menyuruh ku menceritakan sebuah dongeng untuk nya sebum tertidur. Bukan kah itu sangat kekanakan.
Aku sudah seperti sedang mengurus seorang bocah yang umur nya di bawah Teo. Pria itu sangat sangat manja. Padahal aku yakin sakit akibat racun tersebut sudah sembuh.
"jangan tunjukkan wajah cemberut mu! Itu sangat menggemaskan. Jika aku tidak sakit maka aku dengan senang hati menciumi wajah cemberut mu yang sangat lucu itu".
Lihat lah ini bukan kali pertama dia mengatakan hal-hal seperti itu. Semenjak sakit 3 hari yang lalu pria ini selalu mengatakan hal-hal mesum ke arah ku. Namun aku yang kali ini sudah terbiasa dengan ucapan nya tersebut hanya menatap nya dengan malas.
"hentikan ucapan konyol mu dan segera habiskan makananmu pria manja!". Ucap ku yang sekarang masih duduk di sebuah kursi kayu di samping ranjang nya.
Sedangkan pria ini sedang duduk menyender tubuh nya di kepala ranjang milik nya.
Padahal hari sedang sangat cerah, dan sangat mendukung semua aktivitas. Sejak pria ini sakit 3 hari yang lalu. Dia membatalkan pertemuan ku dengan madam Sarine dan juga membatalkan latihan berpedang ku dengan alasan aku harus merawat nya.
"aku tidak bisa makan sendiri. Kau perlu menyuapi ku. Apa kau lupa?". Ucap Darren dengan wajah yang sangat menjengkelkan.
"bahkan tangan mu tidak terluka Darren".
"aku belum sembuh Sofia, istri ku!! Bukan kah sangat kejam jika kau mengabaikan kesehatan ku?".
Aku malas berdebat panjang dengan nya. Dan akhirnya aku mengambil makanan yang akan dia makan dan menyuapi nya. Bukan kah dia sudah terlihat seperti bayi besar yang manja.
Hingga beberapa suapan dari tangan ku, seseorang mengetuk pintu kamar milik Darren.
"Nyonya, ini saya Brina".
"masuk lah Brina!".
Pelayan pribadi ku itu segera masuk ke dalam kamar dan berdiri di hadapan ku dengan menundukkan kepala nya.
"ada apa kau mengganggu ketenangan ku bersama istri ku?" ucap Darren pada Brina dan dari nada bicara nya terdengar sangat dingin dan juga kesal.
"maaf kan saya tuan. Seorang pelayan dari kediaman Duke Abrams mengirim kan surat untuk nyonya Sofia tuan". Ucap Brina yang masih menundukkan kepala nya dan menyodorkan sebuah surat di hadapan Ku.
Aku segera mengambil surat itu dari tangan Brina. Surat berwarna coklat tua dengan stempel milik keluarga Abrams.
Namun belum sempat aku membuka surat itu, Darren dengan cepat merebut nya dari tangan ku tanpa rasa bersalah.
"kau boleh keluar sekarang. Tinggal kan aku dan istriku di sini". Ucap Darren mengusir Brina tanpa melihat ke arah nya.
Setelah Brina keluar dari kamar ini, aku kembali menatap pria kekanakan yang sekarang sedang duduk seperti bayi besar.
Darren membuka surat tersebut dan membaca nya. Dan kemudian tersenyum sinis ke arah surat itu.
"apa isi nya? Kenapa wajah mu berubah menjadi lebih seram dari yang sebelumnya?".
Aku sungguh penasaran dengan apa yang di tulis dari keluarga lady Margaret untuk diriku.
"hanya undangan minum teh. Undangan untuk mempermalukan mu. Dan juga mungkin undangan untuk membuat mu lebih dekat dengan permaisuri".
Bersamaan dengan mengatakan hal itu Darren kemudian menyerah kan undangan itu ke arah ku. Dengan segera aku membaca nya. Dan benar saja dua hari lagi Margaret akan mengadakan sebuah jamuan minum teh di kediaman nya. Dia juga mengundang permaisuri untuk Hadi di acara tersebut.
Dan setelah ku pikir. Yang di katakan Darren ada benarnya. Untuk apa dia repot-repot mengundang diri ku padahal aku pernah terlibat dalam perkelahian dengan nya. Bukan kah itu aneh dan sangat mencurigakan.
"datang lah ke sana, dan dengar kan apa yang akan mereka katakan. Kau tidak perlu khawatir, aku yang akan melindungi mu jika terjadi sesuatu. Jika kau menolak undangan itu maka mereka kembali akan memberikan undangan lain nya. Lagi pula jika kau tidak datang mereka akan menyebar kan sebuah rumor jika kau lancang dan menganggap remeh seorang permaisuri".
Aku menatap wajah Darren dengan rasa khawatir saat pria ini mengatakan hal itu. Bukan kah dari ucapan nya bahwa undangan minum teh ini termasuk sebuah rencana yang jahat.
"apa tidak sebaik nya kita tidak usah datang. Kau belum sembuh total. Aku takut mereka mengirim pembunuh bayaran lagi untuk menyerang diri mu".
Aku tidak ingin pria ini pingsan atau pun mati. Entah kenapa aku tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi pada nya.
Saat aku mengatakan hal itu tiba-tiba pria yang sedang duduk di hadapan ku ini mengangkat tangan nya. Dan meletakkan tangan kanan nya di atas kepala ku. Awal nya hanya diam namun beberapa detik kemudian pria ini malah mengelus nya dengan lembut.
"tenang!! Aku bisa menjaga diri ku dan juga dirimu. Aku tidak akan membiarkan diri mu berada dalam bahaya. Aku berjanji".
Apa yang pria ini lakukan dia bahkan menatap ku dengan tatapan teduh nya seolah olah memberikan sebuah perlindungan yang tak kasat mata pada diri ku.
Dan entah kenapa aku merasa aman dan damai saat bersama pria ini walaupun dia sedikit menyebalkan.
Apa yang terjadi pada ku? Bahkan jantung ku berdetak lebih kencang saat ini. Bukan kah ini aneh.
"kau tau Sofia, bersama mu seperti saat ini adalah hal yang paling damai yang aku rasakan seumur hidup ku. Kau seperti memberikan sebuah kehangatan di dalam hidup ku yang terlalu dingin dan gelap. Aku tidak tau apa yang ku rasakan saat ini. Bisa kau beri tahu aku Sofia? Apa yang telah kau lakukan pada ku?"
Aku terdiam seribu bahasa mencerna setiap kata yang di ucapkan Darren kepada ku. Mata pria ini entah kenapa saat ini sedang menghipnotis ku. Seolah-olah membungkam bibir ku untuk mengatakan Sesuatu.
Tak mendapat reaksi apapun dari diri ku yang sejak tadi membeku. tangan Darren yang awal nya di atas kepala ku dan mengelus lembut rambut ku. Kini tangan besar Darren mengelus pipi ku dengan lembut.
Darren mendekat kan kepala nya ke arah ku semakin dekat dan dekat. Hingga hanya meninggalkan sejengkal jarak, aku dapat merasakan nafas mint segar milik nya menerpa wajah ku.
"Sofia aku...."
tiba-tiba pintu kamar terbuka dan sebuah suara menghentikan ucapan Darren.
"apa yang kalian lakukan?".
aneh situ jd org,,