Antara Cinta Dan Pernikahan

Akhirnya dengan terpaksa zahra meminta ijin dokter untuk pulang malam itu juga , dan setelah diperiksa juga membayar administrasi mereka pun akhirnya pulang dengan dijemput supir.

Jam 11 malam mereka baru sampai ke rumah dan wakti itu juga zahra langsung memasak ala kadarnya saja, dan zayn pun melahap makanan yang semua ijahnya masak.

Zahra hanya menganga tak percaya tuannya melahap makanan hingga habis, seperti orang yang tak makan 3 hari saja.

" tuan zayn " panggil zahra setelah suapan terakhir habis dipiring tuannya itu.

" hm ... Ada apa ?" tanya zayn sembari mengunyah pelan.

" kenapa gak dari dulu aja dibawain bekal perasaan semenjak keracunan itu um .. Maksudnya setelah alergi makanan resto" tanya zahra.

" biasanya aku suruh mamah bawain tapi sekarang kan lagi perang dingin , lagi lagi karina yang anterin " sahutnya terlihat dingin dan mulai ke setelan awal.

" oh... Lagi pula bagus kan kembali ke non karina setidaknya kal___" belum selesai zahra bicara suara sendok dan garpu dihempas ke piring terdengar memekakan telinganya.

" jangan bicara soal dia lagi saya tak suka, paham ! " sentaknya lalu beranjak pergi meninggalkan zahra sendirian di meja makan.

Sedangkan zahra hanya terdiam karena terkejut melihat sikap zayn yang kembali ke setelan dingin dan galak.

" padahal pas dirumah sakit kek kucing anggora pas pulang udah mirip macan lagi" gerutunya setelah melihat zayn benar benar tak terlihat lagi.

Zahra pun membereskan piring dan membersihkan meja makan lalu mencuci piring bekas mereka makan, padahal bisa saja dia membiarkan semua cucian itu karena ada banyak asisten rumah tangga disana.

Tapi tetap saja tak nyaman melihat cucian itu di wastafel menumpuk, tangannya terasa gatal ingin mencuci dan membersihkannya.

Tanpa ia sadari zayn masih berada di ambang pintu dapur sejak tadi , entahlah lelaki itu ingin melihat apa yang dilakukan wanita tersebut atau hanya ingin sekedar diam begitu saja.

...****************...

Keesokan harinya ...

Zahra membangunkan zayn karena sudah pukul 6 pagi lebih , seperti biasa dia melayani tuan sekaligus suaminya itu.

Dengan telaten zahra memasang dasinya sedangkan zayn hanya menatap wajah manis nan putih tanpa polesan make up itu.

" ehm besok sore nenek pulang ?" ucap zayn membuat zahra mendongak.

Melihat wajah wanita itu dekat jantung zayn mulai tak karuan, apalagi wajah imut itu begitu tirus seperti tokoh anime membuatnya menelan salivanya bulat.

" lalu" tanya zahra singkat.

" ya besok ada acara keluarga " ucap zayn gugup.

" oh ... Baiklah, tuan tenang saja kita bersandiwara lagi begitu kan maksud nya" ucap zahra lalu meraih jas yang berada ditepi ranjang lalu memakaikannya pada tuannya.

Zahra langsung mengancingkan jasnya dan melihat zayn yang sudah rapi sekarang, perpaduan warna jas dan dasi nya membuatnya cukup merasa puas dengan hasil nya .

Zahra membawakan koper zayn dan mereka pergi pu pergi ke bawah untuk sarapan.

Dibawah sudah ada beberapa asisten yang menunggu mereka didapur , dan zahra sudah menyiapkan sarapan sebelum kekamar sang tuan.

Zahra mengambilkan lauk dan nasinya ke dalam piring lalu ia simpan didepan zayn yang langsung menikmati sarapannya, sementara dia sendiri sudah mengemas kotak bekal untuk makan siang.

" ini jangan lupa dibawa dan tetap dibungkus seperti ini agar tetap hangat sampai siang " ucap zahra memberikan ultimatum tentang kotak bekal yang akan dibawa tuannya.

" kenapa harus aku bawa kenapa tidak nanti siang saja ?" tanyanya tentu saja dengan suara dingin.

" biar saya gak bulak balik ke kantor anda tuan zayn aditya alfatih" ujar zahra dengan tegas berikut dengan nama zayn dan kepanjangannya.

Merasa zahra menyindirnya zayn terbatuk batuk.

" oh astaga sayang kamu batuk ya ini minum dulu" ujar wanita itu dengan isengnya memberikan zayn minum dan memberikan perhatiannya seperti sandiwara yang biasa mereka lakukan.

Zayn hanya diam membisu dan melanjutkan sarapannya dengan kepala menunduk, mendengar ijahnya memanggilnya sayang membuat pipinya merah merona karena malu tentu ia tak bisa berkata lagi apalagi hatinya kini tengah melayang layang ke udara.

Sedangkan yang berulah malah santuy menikmati sarapannya, tak peduli dibelakang asisten tersenyum melihat mereka.

...****************...

Zahra yang tengah sibuk menulis naskahnya tiba tiba mendapat pesan gambar dari seseorang, di aplikasi hijau itu segera ia membukanya dan tertera nama "erik " disana .

Zahra menelan salivanya kala gambar erik yang tampan membahana itu muncul, lalu chat dari erik pun muncul membuatnya geleng geleng kepala.

" ipar ku yang cantik aa pulang ..." chat yang dikirim sepupu suaminya itu.

" dasar si oon bloon sembrono udah balik juga" ujarnya menatap foto dan chat dari erik tanpa membalasnya.

Memang diantara keluarga aditya hanya erik dan nenek tati yang menganggapnya ada selain itu semua keluarga aditya tak pernah menganggapnya, saat bertemu pun mereka begitu acuh dan tak peduli berbeda dengan nenek dan sepupu suaminya itu selalu membuatnya nyaman saat berkumpul dengan keluarga ternama itu.

Zahra menghela nafas panjang setelah akhirnya beberapa bab ia selesaikan , tanpa peduli pada komentar yang kadang membuatnya sakit hati karena dibilang novelnya jelek lah gak suka lah dan kadang ada yang lebih buruk dari itu.

Namun ada juga para pembaca yang mendukungnya dan juga menyukai karyanya yang luar biasa itu, lumayankan bayarannya bisa ia gunakan untuk keperluan nya dan membantu ibunya membayar sekolah dika.

Setidaknya tanpa harus keluar dari rumah , inginnya ia bekerja karena sudah lulus kuliah dan mendapat kan pekerjaan tetap tentunya setelah terlepas dari tuan menyebalkannya itu.

Karena jika zayn tahu ia bekerja di kantor akan membuat lelaki itu malu dengan statusnya, mau dibawa kemana wajah zayn saat tahu istrinya bekerja dikantor sementara ia adalah ceo perusahaan perfilman. Fikir zahra.

...****************...

Waktu berlalu begitu cepat, zahra sudah memakai kan pakaian untu zayn dan kini giliran zahra yang berganti pakaian.

Cukup lama lelaki itu menunggu sesekali ia mendengus kesal dan melirik arloji di pergelangan tangan kananya, namun saat zahra akhirnya siap dan turun kebawah wajah lelaki yang kesal itu berubah menjadi terpesona.

Dengan gaun berwarna salem dan slingbag coklat ukuran kecil menggantung di pundaknya membuat gadis itu begitu cantik dan anggun meski terlihat sederhana dengan rambut yang terurai indah.

Tak ada percakapan diantara keduannya , mereka sama sama larut dalam pemikiran masing- masing hingga tak terasa sudah sampai dikediaman aditya.

Zahra melingkarkan tangannya di lengan zayn saat mereka turun dan sudah siap bersandiwara didepan nenek tati, semua terpana melihat pasutri itu namun ada juga yang menatap ke arah zahra dengan jijik dan benci.

Siapa lagi kalo bukan karina dan ibu sophi juga anak bungsunya, tak peduli dengan zahra dan zayn yang begitu mesra karena itu hanya sandiwara.

" ya ampun cucu mantu ku cantiknya masha allah " puji nenek tati pada zahra yang langsung memeluk gadis muda itu dan mengusap punggungnya.

" bagaimana keadaan nenek ?" tanya zahra ditengah pelukannya.

" baik, nenek sehat apa lagi kalo sudah punya cicit dari kalian jadi gimana sudah isi belum?" tanya nyonya tertua di keluarga aditya itu.

Zayn ber dehem untuk mengalihkan nenek nya padanya, begitu juga zahra hanya diam saja soal itu biar zayn yang bicara bagaimana pun dia bosnya.

" lagi di usahakan nek" sahut zayn dengan tenang.

" usaha terus ajak istrimu bulan madu jangan kurung dia dirumah dia itu bukan pajangan " ujar nenek tati menyindir zayn dengan ketus.

Sebenarnya nenek tati tahu bahwa zayn dan zahra tak pernah tidur seranjang namun ia pura pura tak tahu saja agar mereka tetap bersandiwara didepannya.

" haruskah nenek yang pesan tiket dan membayar administrasinya takutnya kamu lagi bangkrut, ingat do'a istri itu menembus langit" ujarnya lagi memberikan wejangan sedangkan zahra hanya tersenyum paksa menatap zayn yang juga menatapnya.

" gak seperti itu nek aku lagi sibuk sama film baru aja" alasan zayn segera membantah.

" film terus yang kamu fikirkan kapan ngasih cicit buat nenek" sergah nenek tati membuat zayn terdiam tak bisa lagi bekata apa.

" udah lah bu mungkin saja zahra yang mandul " seloroh bu sophi menghina zahra sebagai alasannya.

" kalo gitu zayn kita jodohkan lagi pada karina aku yakin satu bulan menikah langsung isi " nyatanya ucapan menantu dari anak pertamanya tak membuatnya goyah nenek tati justru menatap zahra.

" aku mau zahra yang hamil bukan dia, lagi pula sopi ngapain kamu bawa ulet hutan kerumahku kamu lupa dia sudah membuat keluarga kita hampir malu karena meninggalkan zayn dihari pernikahan mereka" ujar wanita tua yang masih terlihat cantik dan segar itu dengan suara membentak.

" sudah bu acaranya mau dimulai ayo kita kesana " ucap anak kedua dari nyonya tati itu.

Mereka pun pergi menyisakan bu sophi dan karina , karina kesal bukan main nenek nya zayn lebih membela zahra dibanding dirinya.

" gimana dong tante?" tanya karina dengan sendu.

" sabar ya! tante usaha kan biar kamu jadian lagi sama zayn " janji bu sopi sambil mengusap lengan mantan pacar zayn.

Acara sudah dimulai semua keluarga berkumpul diruang tengah yang luas dan megah itu, zayn tak bisa jauh dengan zahra lantaran neneknya itu menjadikan mereka raja dan ratu malam ini.

Namun zahra terkejut saat tak sengaja melihat satu sosok dihadapannya, dia langsung menundukan wajahnya padahal baru sekali mereka bertemu lagi dan sekarang malah ketahuan bahwa dia sudah menikah.

Sedangkan lelaki itu terkejut setelah tahu ternyata wanita yang pernah mengirimnya surat cinta itu sudah menikah dengan cucu tuannya.

Ya ... nathan diangkat jadi dokter pribadi keluarga aditya belum lama ini dan dia juga diundang ke acara keluarga besar itu.

Lantas bagaimana selanjutnya ?