Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 ~ Mulai Ke kampus
"Bu Nani, Cindra berangkat.." dengan tergesa Cindra memakai sepatu kets'nya.
Ini hari pertama ia masuk kampus di Universitas kebanggaan. Jam 04.30 dia sudah berangkat dari rumah menuju halte Transjakarta. Kegiatan hari ini Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), bahagia campur degdegan menginjakkan kaki di kampus impiannya.
Berlari kecil memasuki halaman Balairung yang sudah dipenuhi Mahasiswa baru dengan seragam putih hitam, Cindra mempercepat langkahnya
Bruuggg..
"Maaf..maaf" Seru gadis berkacamata yang tiba-tiba ambruk menimpa punggung cindra
"Iya ga apa-apa ko, kakimu ga apa-apa, kan?!" jawab Cindra
"Tali sepatuku lepas trus keinjak, tubuhku jadi limbung nabrak punggung kamu" dia menjelaskan
"Kamu bisa berdiri?! Biar aku bantu" Cindra menawarkan bantuan
"Terima kasih, oiya namaku Lisa" sambil mengulurkan tangan
" Aku Cindra" tersenyum
"Kamu ambil fakultas apa Cindra?"
"Psikologi, kamu Lis?"
"sama dong!! Aseek akhirnya aku langsung dapat temen satu fakultas" serunya
"Kamu tinggal dimana Lis?"
"aku dari Makasar Cin, disini aku kost"
"owh.."
"Kamu sendiri tinggal dimana Cindra?" tanya Lisa
"Aku tinggal di rumah kaka, daerah Jaksel" ujar Cindra
"yeeyy anak Jaksel nih bos, hahaha" seru Lisa
Mereka tertawa bersama
"Ehh tuh udah mulai kumpul, yuk kesana" Lisa menarik tangan Cindra
Kegiatan pertama pengarahan dari Pengurus kepanitian Oka-oki dengan jaket almamater, diawasi oleh dosen dan jajarannya. Tak luput dari pandangan Cindra beberapa pria berseragam PDH Hijau Army dan hitam. Seketika keningnya mengernyit, menajamkan pandangan akan sosok yang berdiri di depan dan berbaur dengan kaka-kaka seniornya
"Loh ko ada dia disini?" Gumamnya yang terdengar samar oleh Lisa
"Dia siapa, Cin?"
"emhh..ituu..ahh gak mungkin. Aku salah lihat, Lis" Cindra gugup
"yang baju hitam itu ya? Dia ngeliatin kamu terus tuh"bisik Lisa
"ga mungkin, salah liat kamu Lis," sanggahnya
"Cindra, walaupun dia pakai kacamata hitam, tatapannya tajam banget ngeliatin kamu. Coba kamu perhatiin" Lisa masih terus memperhatikan cowo jangkung di arah pandangannya
"Udah ahh Lis jangan diliatin. Paitt...paitt..paiiitt" dengan wajah bergidik
"tampangnya ganteng gitu Cindra, ko kamu kayak liat hantu"protes Lisa
Demi menghindari tatapan Tuan freezer, Cindra menoleh ke arah kanan dan pipi sebelah kirinya dia tutupin dengan buku tulis bergambar Bintang K-Pop favoritnya; Jungkok.
'Cik!bukan cuma dinding kamar yang ditempeli artis Korea, sekarang pipinya juga dia tempeli' gumam Hafiz sambil menarik bibirnya keatas membentuk lengkungan
"Cindra, cowo yang liatin kamu itu lagi senyum, Cin. Manis banget senyumnya" bisik Lisa memprovokasi Cindra agar menatap pria tersebut
"mana ada kayak gitu Lis, muka flat kayak tembok china" sanggah Cindra
'heh! Mana ada manis-manisnya muka flat tembok gitu' batin Cindra
Kegiatan langsung dibagi menjadi beberapa kelompok, mereka berpencar sesuai kelompok yang ditentukan. Beruntungnya Cindra masih satu kelompok dengan Lisa
Sesekali Cindra memantau dengan ekor matanya, mencari keberadaan Hafiz. Betapa kagetnya saat dia amati beberapa pria berseragam hitam mirip seragam pasukan khusus itu, ada Emo dan Isno dan beberapa orang lagi yang Cindra pernah lihat sering keluar masuk ke kantor samping rumahnya, ya! Kantor bangunan Utara.
Dari sudut matanya dia lihat Hafiz di kelilingi Dosen dan kaka-kaka seniornya yang memakai seragam almamater, terutama kaum hawa yang secara terang-terangan berusaha menarik perhatian suami sirinya. Terlihat akrab dan suami sirinya itu beberapa kali ikut tertawa dan mengulas senyum menanggapi obrolan mereka.
'Cih!! Tebar pesona teross...kalo sama aku aja dia jutek! inget pacarmu di Jogja Mister!!" Mencebik
'Kegiatan mereka disini apa ya?"batinnya
"Perhatian semua!! Ishoma diberikan selama 1 jam, jam 13.00 semua sudah kembali di sini. Pergunakan waktu kalian! Bubar !!" Teriak Ketua panitia memberi instruksi
Cindra langsung berpencar dari Lisa, dia ingin mendekati Emo untuk menanyakan keberadaan mereka disini sebagai apa
Sreeekkk...
Cindra menarik tangan Emo Lalu bersembunyi di balik tembok gedung Balairung
"Mas Emo ngapain disini?" tanyanya penasaran
"Ya nyari jodoh toh mba" jawabnya ngasal
"iihh cari jodoh? Bukannya TNI jodohnya bidan mas" ledek Cindra
"Saya ini mau nyari jodoh mba, bukan mau lahiran! Hahaha" selorohnya sambil ngakak
"hahaha..bisa aja mas Emo, trus itu Mister freezer ngapain disini mas?" cindra benar-benar penasaran
"Ya jagain jodohnya mba!" makin ngasal jawabnya
"Iihh mas Emo tuh ya, ga jelas banget jawabannya!" Cindra mencebik
"nih aku belikan mba cindra makanan, pasti tadi belum sarapan ya?!" sambil menyodorkan plastik yang berisi onigiri, sosis, susu dan air mineral
"Waah baik banget mas Emo, terima kasih ya!"
"Mas Emo! Isno kenapa sih menjauh dari aku. Tadi aku tuh udah manggil-manggil dia tapi dia malah lari mas" Cindra memasang wajah lesu sambil membuka bungkusan dari Emo
"takut kena bogem bapak lagi mba"
"hah?!" "emang kenapa?" Nyaris dia menyemburkan air mineral yang baru diteguknya
"itu loh mba, waktu mba diajak nonton konser NDX di Monas sama Isno. Pulang dari sana dia dihadiahi Bogeman mba" dengan suara lirih Emo menjelaskan
"Ya Tuhan.. Itu kan salah Tuan sendiri mas, kita ga boleh pulang sebelum dia suruh karena ada mba Ranty. Jahat banget sih tuh orang!!" sebal sambil melipat tangannya di dada
"ya begitulah nasib prajurit mba, aturannya cuma 1, pimpinan selalu benar!" jawab Emo
Drrttt...drrtttt...drrttt
"telepon dari bapak mba" dengan wajah panik
"Angkat aja mas, loud speaker" pinta Cindra
'Kamu ngapain disitu Mo?"tanya hafiz
"Lagi makan pak"sambil celingukan mencari keberadaan Hafiz
"Makan dibalik tembok? Sejak kapan jadi cicak kamu?"
"Siap, Dan! Saya merapat"
Tuutt!!
"Tuhkan mba..aku bilang apa. Di langit sini pun dipasangin cctv" Jawab Emo gelisah
"Iihh nyeremiinn banget..ya udah mas Emo sana merapat" Usir Cindra
"Oiya mba, itu tadi makannya dari bapak" Nyengir jahil sambil berlari
Cindra melongo dan berhenti mengunyah onigiri yang baru saja masuk ke mulutnya
"Cihh!! Kalau tau dari dia aku ga bakal terima..hoeekk!! Cindra memuntahkan Onigiri yang ada di mulutnya
Satu jam sudah berlalu, waktu ishoma selesai, semua peserta kembali ke aula. Kegiatan berlangsung sampai malam. Dari membuat orasi ilmiah, Latihan baris berbaris, OKK dan masih banyak lagi.
Cindra dan Lisa berpisah di area parkir, Lisa membawa motor. Sementara Cindra masih berjalan menuju halte terdekat. Belum juga sampai melewati pintu gerbang dia dikagetkan oleh suara klakson mobil di belakangnya. Menyembul dari kaca pengemudi seorang lelaki yang pernah terlihat di kantor suami sirinya
"mba Cindra mau pulang?ayo naik mba. Tujuanku searah" ajaknya
Ada seorang wanita di sampingnya tersenyum ke arahku. Cindra ragu.
"Ayo masuk mba, langit udah mendung nanti mba Cindra kehujanan" katanya lagi
Tetesan air hujan yang menerpa kulitnya sudah menandakan hujan akan datang, akhirnya ia memutuskan naik mobil Serda Dhuha anak buah suaminya.
"Maaf mas saya numpang sampe stasiun terdekat aja" karena sungkan dia memutuskan menumpang hanya sampai stasiun
"saya anter sampe rumah aja mba, kita searah ko. Oiya kenalin ini calon istriku mba. Namanya Mela" katanya sambil melirik Cindra dari spion tengah
"Aku Mela mba" tangannya mengulur ke Cindra yang duduk di kursi belakang
"Cindra" Tersenyum
"Rumahku di daerah Fatmawati mba, jadi jalan pulang kita searah. Aku ke kampus di antar jemput mas Dhuha, besok berangkat ke kampus kita bareng aja mba" Mela memberi tawaran
"ga usah Mela, aku ga mau ngerepotin. Panggil aku Cindra aja Mel, ga usah pake 'mba'. Paling kita seumuran ya Mel" Cindra terkekeh
"Ga repot ko Cin, iya kan mas?"
diangguki Dhuha
Sepanjang perjalanan mereka bertukar cerita, dari awal Mela dan Dhuha saling berkenalan sampai akhirnya bertunangan. Cindra merasa seminggu terakhir ini dunia semakin memberi warna, banyak orang-orang baru yang dia kenal dan bersahabat padanya. Tidak lagi dia merasakan kesepian.
Bersambung