Demi mendapatkan biaya pengobatan ibunya, Arneta rela mengorbankan hidupnya menikah dengan Elvano, anak dari bos tempat ia bekerja sekaligus teman kuliahnya dulu.
Rasa tidak suka yang Elvano simpan kepada Arneta sejak mereka kuliah dulu, membuat Elvano memperlakukan Arneta dengan buruk sejak awal mereka menikah. Apa lagi yang Elvano ketahui, Arneta adalah wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam di salah satu tempat hiburan malam.
"Wanita murahan seperti dirimu tidak pantas diperlakukan dengan baik. Jadi jangan pernah berharap jika kau akan bahagia dengan pernikahan kita ini!"
Follow IG @shy1210_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 - Tawaran Tuan Keenan
"Menikahlah dengan anak saya. Maka saya akan memberikan uang senilai tiga ratus juta yang kamu butuhkan untuk biaya operasi ibu kamu!"
Sebuah tawaran yang terdengar menggiurkan di telinga Arneta, tidak langsung diterima mentah-mentah oleh Arneta. Walau saat ini ia sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibunya, namun Arneta tidak ingin menerimanya begitu saja.
"Kenapa Bapak meminta saya menikah dengan anak Bapak?" Arneta bertanya pelan. Ingin tahu alasan atasannya itu meminta hal demikian kepada dirinya.
Tuan Keenan menatap lurus ke depan dengan pandangan yang nampak kurang bersahabat. "Wanita yang akan menjadi calon istri anak saya tiba-tiba menghilang. Padahal acara pernikahan mereka tinggal menghitung hari. Sampai saat ini keberadaannya juga tidak kunjung ditemukan."
"Jadi, maksud Bapak saya diminta menjadi istri pengganti, begitu?" Karena pada dasarnya Arneta adalah wanita yang cerdas, membuatnya mudah untuk menyimpulkan maksud perkataan Tuan Keenan.
"Saya tidak bermaksud ingin memanfaatkan kamu. Hanya saja, saya tidak ingin menahan malu karena pernikahan anak saya batal dan diketahui oleh banyak orang. Jika kamu mau menerima tawaran saya, maka saya akan memberikan uang itu saat ini juga. Saya juga akan menjamin hidup kamu dan ibu kamu untuk ke depannya."
Arneta terdiam. Berpikir beberapa kali untuk menerimanya. Karena tidak ingin mengambil keputusan secara tergesa-gesa, Arneta meminta waktu sampai besok pagi untuk memberikan jawaban pada Tuan Keenan.
**
"Keadaan ibu kamu semakin mengkhawatirkan. Saya harap kamu segera mengambil keputusan untuk operasi ibu kamu." Suara dokter yang menangani ibunya terdengar mengkhawatirkan di telinga Arneta. Jika dokter sudah berkata demikian, itu berarti penyakit yang diderita ibunya sudah semakin serius. "Jika kamu tidak segera mengambil keputusan, saya takut nyawa ibu kamu tidak bisa diselamatkan."
Perasaan Arneta semakin cemas. Hanya Bu Maria keluarga yang ia punya di dunia ini. Arneta tentu tidak akan sanggup bila kehilangan ibunya itu. "Saya akan menyiapkan seluruh biaya untuk operasi ibu saya. Saya mohon agar dokter segera mencarikan pendonor ginjal yang cocok untuk ibu saya."
"Apa kamu yakin?" Dokter Demas memastikan. Dia tahu Arneta kekurangan biaya. Dokter Demas ingin lebih memastikan jika Arneta tidak main-main dengan perkataannya.
Arneta mengangguk yakin. Dia turut menjanjikan waktu untuk melunasi seluruh biaya pengobatan dan operasi ibunya nanti.
"Aku gak punya pilihan lain." Lirih Arneta. Cuma ada satu jalan agar ia bisa mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibunya. Yaitu dengan menerima tawaran dari Tuan Keenan untuk menikah dengan putra bungsunya.
Setelah mengambil keputusan, Arneta segera menghubungi Tuan Keenan. Menyampaikan keputusannya untuk menerima tawaran Tuan Kenan. Keputusan yang diambil Arneta lantas membuat Tuan Keenan lega. Karena dia tidak harus berpikir panjang lagi untuk mencari jalan keluar atas permasalahan putranya saat ini.
"Ibu, apapun akan aku lakukan demi ibu bisa sembuh." Lirih Arneta seraya menatap sendu wajah Bu Maria yang masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit sejak beberapa bulan yang lalu.
Keesokan harinya, Arneta menjumpai Tuan Keenan di dalam ruangan kerjanya. Baru saja duduk berhadapan dengan Tuan Keenan, dia sudah diminta untuk membaca surat perjanjian yang sudah Tuan Keenan persiapkan untuk dirinya.
Arneta membaca dengan seksaman surat perjanjian itu. Setelah memastikan jika tidak ada hal yang merugikan dirinya jika ia menandatangani surat perjanjian tersebut, Arneta segera membubuhkan tanda tangan di sana.
"Bisakah saya meminta uangnya sekarang juga, Pak? Saya membutuhkannya untuk segera membayar biaya operasi ibu saya."
Tanpa pikir panjang, Tuan Keenan segera mengirimkan nominal yang sudah ia janjikan pada Arneta. Melihat notifikasi mobile banking di ponselnya, membuat Arneta lega. "Terima kasih banyak, Pak."
Tuan Keenan mengangguk. Walau Arneta belum melakukan tugasnya dengan baik, namun Tuan Keenan tidak pikir panjang untuk mengirimkan uang pada Arneta. Pasalnya, Tuan Keenan percaya pada Arneta jika wanita itu tidak akan lari dari tanggung jawab. Bila pun nanti Arneta mempermainkan dirinya, akan sangat mudah bagi Tuan Keenan untuk membuat Arneta menyesali perbuatannya.
"Tuhan... semoga ini adalah jalan terbaik yang aku ambil untuk menyelamatkan nyawa ibu." Lirih Arneta dalam hati.
Setelah mendapatkan uang dari Tuan Keenan, Arneta dipersilahkan untuk segera mengurus biaya operasi ibunya di rumah sakit. Sementara Tuan Keenan, menyampaikan pada Nyonya Rossa jika ia sudah mendapatkan solusi terbaik atas permasalahan anak mereka saat ini.
**
"Apa, Papa memintaku untuk tetap melanjutkan pernikahanku walau Sheina belum ditemukan sampai saat ini?!" Elvano— pria yang akan menjadi suami Arneta itu nampak tak terkejut dengan keputusan Tuan Keenan.
Tuan Keenan mengangguk cepat. "Kamu akan menikah dengan wanita lain. Jadi kamu tidak harus menunggu Sheina sampai ditemukan!"
"Apa?!" Semakin kaget saja Elvano mendengarnya. "Aku gak mau, Pah. Aku akan tetap menunggu Sheina sampai ditemukan baru akan akan menikah!"
Brak
Gebrakan meja yang dilakukan oleh Tuan Keenan membuat Elvano terjingkat. "Kamu gak diminta untuk memberikan penolakan ataupun penawaran, El! Selama ini Papa sudah banyak menuruti keinginan kamu termasuk untuk menikah dengan Sheina. Dan untuk sekarang, kamu yang harus mengikuti keinginan Papah!"
"Tapi, Pah..." Elvano masih saja ingin memberikan penolakan walau sang papa sudah berkata dengan tegas.
"Tidak ada tapi-tapian. Turuti perintah Papa atau kamu Papa coret dari ahli waris Papa! Bukan hanya itu saja, jangan pernah kamu anggap lagi Papa dan Mama kamu sebagai orang tua kamu!" Ancaman Tuan Keenan terdengar tidak main-main. Elvano pun dibuat bungkam seketika.
"Sudahlah, El. Turuti saja apa perkataan Papa kamu. Sheina sudah membuat keluarga kita sakit hati dengan kabur di saat hari pernikahan kalian sudah berada di depan mata. Jangan sampai kamu juga membuat Mama dan Papa malu karena orang lain akhirnya mengetahui jika pernikahan kamu batal karena kepergian Sheina!" Nyonya Rossa turut berkata tegas agar Elvano mengikuti perintah dari suaminya. Bukannya tidak sayang kepada Elvano, tapi Mama Rossa yakin jika menikah dengan wanita lain adalah solusi terbaik atas permasalahan Elvano saat ini.
"Tapi siapa wanita yang akan Papa nikahi dengan aku, Pah? Apa Papa yakin jika dia adalah wanita yang baik seperti Shiena? Bisa saja wanita itu bukanlah wanita yang baik untuk aku dan keluarga kita!"
"Untuk masalah itu, kamu tidak perlu memikirkannya. Baik atau tidaknya dia, itu adalah urusan Papa! Anggap saja apa yang kamu terima saat ini adalah konsekuensi atas kesalahan kamu sendiri yang sudah gagal mencari wanita baik untuk menjadi istri kamu!"
Elvano dibuat geram. Seandainya saja dia bisa membantah keras keinginan sang papa, dia pasti akan melakukannya. Namun, sangat disayangkan karena saat ini dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima keputusan sang papa. Apa lagi permasalahan yang terjadi saat ini diakibatkan oleh Sheina. Wanita yang selama ini begitu ia agungkan di depan kedua orang tuanya.
***
Selamat datang di karya baru SHy. Untuk di bab pertama ini, mari berikan dukungan teman-teman dengan komen di kolom komentar dan jangan lupa berikan likenya ya🤗
*Gedegbgntsamael*
tapi penasaran sama hubungan el dan evan.apa el merasa orang tuanya bertindak tidak adil padanya yaa karena emang anak angkat,, semoga kedepan mereka berdua selalu rukun dan saling menjga