Rachel seorang mualaf mantan kupu-kupu malam dan dinikahi oleh seorang anak ustad, berharap pernikahannya akan membawanya ke surga yang indah.
Namun, ternyata semua tidak seindah yang dia bayangkan. Farhan menikahi Rachel hanyalah untuk menolongnya keluar dari dunia hitam.
Mampukah Rachel bertahan dalam rumah tangga yang tanpa cinta?
Jangan lupa subcribe sebelum melanjutkan membaca.
info tentang novel mama bisa di dapat di
ig reni_nofita79
fb reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Jatuh Cinta
Dengan kecepatan sedang, Farhan mengendarai mobilnya menuju rumah kontrakan Rachel. Setelah mendapat izin dari Alex, mereka langsung meninggalkan tempat itu.
Sampailah Farhan di sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana. Pria itu lalu turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Rachel. Senyumnya terkembang diperlakukan istimewa seperti itu.
"Kamu mau mampir dulu?" tanya Rachel begitu keluar dari mobil.
"Nggak perlu. Siang nanti aku akan menjemput kamu. Apa kamu telah siap untuk berpindah keyakinan?" tanya Farhan lagi.
"Aku siap!" ucap Rachel tegas.
"Aku jemput sehabis solat zuhur," ucap pria itu lagi.
Rachel memandangi wajah Farhan, dia tidak mengerti apa yang pria itu ucapkan. Jam berapa itu? pikir Rachel.
"Kenapa memandangi aku seperti itu?" tanya Farhan menyadari wajah Rachel yang bingung.
"Aku tidak tahu jam berapa setelah solat zuhur itu!"
Farhan menepuk dahinya pelan. Tertawa lepas, menyadari kebodohannya. Rachel tertegun saat melihat ketampanan pria itu saat tertawa lepas begitu.
Baru Rachel sadari jika pria itu sangat tampan. Memiliki karisma yang tidak ada pada semua pria. Tertawanya membuat kita larut dan ingin terbawa ke dalamnya.
Menyadari dirinya diperhatikan dengan intens oleh lawan jenis, Farhan menghentikan tawanya. Dia hanya menyunggingkan senyum.
"Nanti siang kita temui Ustadz kenalanku. Dia akan membimbing kamu masuk islam. Aku juga akan mendaftarkan pernikahan kita," ucap Farhan.
Rachel tersenyum dan tertegun mendengar kata menikah. Sejak terjun ke dunia malam yang kelam, tidak pernah Rachel berharap akan menikah dengan pria baik seperti Farhan.
Dia bisa mengambil kesimpulan jika Farhan pria yang baik, karena dia tidak pernah mencuri kesempatan saat mereka berdua. Memegang tangannya saja, pria itu tidak pernah. Entah dia memang karena agamanya melarang atau karena dia jijik karena Rachel hanya wanita malam.
"Terima kasih. Aku nggak tahu harus mengucapkan apa. Kamu telah melakukan suatu hal yang tidak pernah terlintas dalam pikiran ini!" ucap Rachel terharu.
"Jangan berterima kasih sekarang. Aku belum melakukan apapun padamu. Masuklah! Tutup dan kunci pintu rumahmu. Aku akan pergi setelah kamu menutup pintu rumah!" ucap Farhan.
Mendengar ucapan Farhan yang penuh perhatian itu, air mata Rachel kembali tumpah membasahi pipinya. Entah kebaikan apa yang telah dia lakukan sehingga bisa bertemu dengan pria sebaik Farhan. Rasa kagumnya pada lelaki itu makin bertambah besar.
Rachel melangkah masuk ke rumah dan mengunci pintunya. Diam-diam dia mengintip untuk memastikan apa yang pria itu katakan tadi.
Dia melihat Farhan menatap ke arah pintu. Setelah beberapa saat baru pria itu masuk ke mobilnya. Mungkin setelah yakin dirinya masuk ke rumah.
Rachel masuk ke kamarnya setelah memastikan Farhan telah pergi dan menghilang dari pandangannya. Dia masuk ke kamar dengan tersenyum.
Begitu masuk kamar, Rachel langsung melompat ke tempat tidur dan berbaring telentang memandangi langit kamar sambil tersenyum.
"Tidak ada yang bisa membuatku jatuh cinta secepat dirimu. Aku senang dengan kehadiranmu. Aku suka ketika kau tersenyum kepadaku. Terima kasih untuk semuanya. Aku bahagia bisa mengenalmu. Waktu pertama melihat dan mengenalmu, aku tak menyangka kamu akan menjadi orang yang terpenting dalam hidupku. Siapa sangka yang awalnya hanya kenalan biasa, sekarang menjadi orang yang aku takutkan akan kehilanganmu. Kamu adalah orang pertama yang mampu meluluhkan hatiku. Kamu membuatku menjadi orang paling bahagia," ucap Rachel dengan tersenyum.
Rachel mencoba memejamkan matanya. Tidak berapa lama, dia terlelap dan terbawa ke alam mimpi.
Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela terasa di kulit Rachel. Dia membuka matanya perlahan. Melihat ke jam dinding yang telah menunjukan pukul dua belas siang, membuat mata wanita melotot. Dia langsung bangun.
Setelah mengembalikan nyawanya dari bangun tidur, wanita itu berdiri dan mengambil handuknya. Rachel tidak ingin saat Farhan datang menjemput dirinya masih saja belum siap.
...****************...