Alexa Snowy Williams, putri bungsu Azka Abraham Williams, pemimpin Organisasi Black Alpha setelah kematian Axelle Williams, meninggalkan negaranya dan mencari kehidupan baru setelah ia mendapati kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 6 tahun, berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Membuang semua identitasnya, ia menata kehidupan baru dan mencari seseorang yang mencintainya dengan tulus, tanpa tahu siapa dirinya.
Mungkinkah Alexa akan menemui cinta sejatinya? Ataukah ia akan kembali kepada kekasihnya yang telah menyesal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUTINITAS
James mengantarkan Michael ke sebuah rumah berwarna cokelat tua. Rumah tersebut tak terlalu besar, tapi terlihat teduh dan nyaman.
"Ini ...?" tanya Michael.
"Rumahku. Hanya saja tidak ditempati. Kamu bisa menggunakannya untuk sementara waktu," jawab James.
"Halo James!" sapa seorang wanita yang Michael yakini usianya sudah di atas 40 tahun.
"Halo Miss Meyer," James membalas sapaan wanita itu. Senyum sumringah terlihat di wajah wanita itu dan Michael bisa melihatnya dengan jelas bagaimana wanita itu sepertinya menaruh hati pada sosok seorang James.
James bisa dikatakan pria yang gagah, meskipun tidak terlalu tampan. Otot otot di tubuhnya terlihat begitu jelas dengan T-shirt tanpa lengan yang ia gunakan.
"Apa kamu tidak mengundangku ke rumahmu?" tanya Miss Meyer.
"Aku sedang sibuk, Miss," James menghindari niat Miss Meyer yang ia tahu berusaha mendekatinya.
Miss Meyer akhirnya pergi meninggalkan James yang sedang membuka pintu rumah untuk Michael. Ia memberikan kunci rumah yang memang selalu ia bawa ke mana mana itu. Rumah pertama yang ia tempati saat tiba di Kota Erskine.
"Terima kasih. Berapa harga sewa rumah ini?" tanya Michael.
"Kamu tidak perlu membayar biaya sewanya. Aku sudah berterima kasih jika kamu membersihkan dan merawatnya selama tinggal di sini. Jika kamu memerlukan sesuatu, kamu bisa mencariku di rumah peternakan di ujung jalan," ucap James.
"Baiklah, terima kasih banyak. Oya, bukankah kamu akan mengantarkanku ke toko yang menjual alat alat fotografi?"
James membuka sebuah lemari di nana di dalamnya ada sebuah koper berwarna hitam. James membukanya perlahan. Mata Michael membulat dan seakan terpesona dengan semua barang yang ada di dalam lemari tersebut. Perlengkapan fotografi serta berbagai jenis kamera terlihat begitu indah di matanya.
"Ini milikmu?" tanya Michael lagi sambil terus memandangi salah satu kamera yang memang menjadi incarannya sejak dulu.
"Ya," jawab James sambil tersenyum.
"Apa aku boleh meminjamnya?"
"Tentu saja. Aku senang jika ada yang menyukai fotografi sama sepertiku."
"Jamesss!!" terlihat lagi oleh Michael, seorang wanita muda memanggil James. Namun kali ini wanita itu tanpa rasa malu langsung menghampiri dan mengaitkan kedua lengannya di leher James.
"Kapan kita akan jalan jalan, tampan?" tanya wanita yang bernama Claudia itu.
"Aku sibuk, cantik. Apa kamu tidak lihat kalau aku sedang ada tamu?"
"Ahhh maafkan aku tampan. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu diikuti oleh para wanita genit itu. Ayo kita ke rumahmu dan aku akan memuaskanmu," ucap Claudia.
glekkk ...
Ucapan Claudia yang begitu frontal membuat Michael menelan salivanya. Dari penampilan Claudia yang begitu seksi, Michael sangat yakin kalau keduanya akan segera melakukan proses berikutnya antara seorang pria dan wanita.
"Aku pulang dulu, ada yang harus kuselesaikan," ucap James.
"Baiklah, terima kasih banyak," ucap Michael. Ia melihat James mengajak Claudia naik ke dalam mobilnya dan membawa wanita itu pergi.
*****
Pagi ini, Michael terbangun dan memandang suasana di pinggiran Kota Eskrine. Udara yang sejuk dan lalu lalang penduduk membuatnya tersenyum. Semalam ia cepat sekali tertidur karena tubuhnya begitu lelah setelah membersihkan rumah milik James.
Bagi Michael yang terbiasa hidup sendiri di luar negeri, hal seperti itu sudah biasa. Ia bahkan bisa memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Michael membuka pintu depan dan membiarkan rumah itu teraliri angin dan menerima sinar matahari. Seorang wanita datang menghampiri sambil membawa sebuah keranjang.
"Jamesss ... Ohhh Jamesssku sayang!" teriak wanita itu dan langsung memasuki pekarangan rumah tanpa mengetuk lagi.
Michael yang melihat wanita itu dari ruang tamu langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu, "Maaf Mam, tapi James tidak ada di sini."
"Siapa yang kamu panggil Mam, hah?!" ujar wanita itu marah. Ia tak suka dipanggil Mam karena terkesan ia sudah tua.
"Ahhh, maaf Miss," Michael langsung meralat panggilannya dan meminta maaf. Ia pun memberitahukan pada wanita itu bahwa James tidak berada di sana.
"Ahhh padahal aku sudah senang. Aku kira ia menginap di sini. Kalau begitu, ini untukmu saja," wanita yang bernama Joan itu nemberikan sebuah keranjang yang ternyata berisi sayur dan buah buahan kepada Michael
Wajah kecewa tampak tercetak jelas di wajah Joan, membuat rasa penasaran Michael bertambah.Ia yang awalnya tak ingin peduli, kini sudah seperti ibu ibu yang selalu ingin tahu mengenai informasi terbaru.
"Maaf jika aku ingin tahu, aku melihat dari kemarin rasanya banyak sekali wanita yang mendekati James."
"Karena itulah aku kesal. Aku tulus mencintai James, tapi .... banyak sekali wanita yang mendekatinya. Ia memang pria paling kaya di sini. ia memiliki peternakan dan perkebunan yang luas. Kapan ia akan melihat ke arahku," ucap Joan.
Michael melihat kesedihan di wajah wanita itu. Michael melihat yang menyukai James kebanyakan wanita berusia dewasa, bahkan bisa dibilang usia 40 tahunan ke atas, sementara James sendiri terlihat masih muda.
"Maafkan aku, Miss, karena telah membuat anda sedih. Sebaiknya anda langsung menemuinya di rumahnya saja kalau begitu."
"Baiklah. Makanan itu untukmu saja. Aku akan membuatkan lagi khusus untuk James. Anggap saja sebagai hadiah perkenalan kita," ucap Joan pada Michael.
"Terima kasih banyak, Miss!" ucap Michael sambil mengangkat sebuah paperbag di tangan kanannya.
Ia masuk ke dalam kemudian mengeluarkan isi dari paperbag itu, "Ahhh lumayan juga pagi pagi nggak perlu keluar mencari makanan. Terima kasih Tuhan atas makanan yang telah Engkau berikan lewat wanita tadi."
Michael pun melahap habis makanan itu. Ia berencana akan berkeliling untuk sekedar melihat lihat. Ia juga harus membeli beberapa kebutuhan karena ia tak membawa pakaian. Pakaian yang ia gunakan saat ini adalah milik James yang berada di dalam lemari, meskipun sedikit kebesaran. Ia meminjamnya sebentar sebelum ia mendapatkan yang baru.
*****
"Pagi Miss Al!" sapa Grace, seorang anak perempuan cantik yang berusia 5 tahun.
"Pagi cantik," Alexa yang menjadi guru di sebuah sekolah taman kanak kanak menyapa kembali sambil mengelus pucuk kepala gadis kecil bernama Grace itu.
"Miss, apa Brandon sudah datang?"
"Brandon? sepertinya belum sayang. Grace masuk ke kelas dulu ya, nanti Miss beritahu Brandon kalau kamu mencarinya," ucap Alexa dengan lembut.
"Thank you, Miss," dengan senyum cerianya, Grace pun berlari kecil menuju kelasnya. Sementara itu Alexa tetap berdiri untuk menyambut para siswa siswi yang datang.
Berselang 5 menit, Brandon datang diantar oleh kedua orang tuanya. Kebersamaan dan keharmonisan keluarga Brandon kadang membuat keluarga lain begitu iri melihatnya.
"Pagi Miss!" sapa Brandon. Kedua orang tuanya juga tersenyum menyapa Alexa. Tak banyak yang mereka lakukan, hanya mengantar Brandon kemudian pergi, begitulah rutinitas sehari hari.
🧡 🧡 🧡