Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5.Kepergok Gavin.
Anadita semakin batuk saat tau Gavin juga ada diantara tiga murid yang menggoda dia dan Darius.
Melihat itu Darius segera menegur para murid itu.
"kalian sedang apa dikantin,bukankah sekarang belum jam istirahat,cepat kembali kekelas kalian!"
"pak Darius ngusir kami pasti nggak mau diganggu ya"ucap murid yang Anandita tau bernama Aldo teman sebangku Gavin.
"jangan ngomong sembarangan,cepat kembali ke kelas!"
"Bapak sebaiknya jangan galak galak,nanti bu Anandita nggak mau sama Bapak lo"
"kamu..."
"sudah biarkan saja pak,mereka jangan diladeni"cegah Anandita saat melihat Darius bermaksud kembali membalas ledekan Aldo.
"tapi...bu Dita!"
"saya sudah selesai jadi saya akan kembali lebih dulu,silahkan pak Darius selesaikan makan Bapak"ucap Anandita sambil berdiri dari meja tempatnya makan karena melihat Gavin dari tadi menatap tajam kearahnya membuat Anandita semakin gugup jadi dia memutuskan untuk segera pergi dari kantin.
"tunggu bu Dita!"teriak Darius dari belakang punggungnya,.
Bukannya melambatkan langkah Anandita malah semakin cepat berjalan bahkan dia setengah berlari agar Darius tidak bisa mengejarnya.
Saat melihat ada toilet murid ,Anandita segera berbelok kesana pura pura mau buang hajat supaya Darius berhenti mengejarnya.
Setelah dirasa Darius tidak mengejarnya lagi Anandita segera keluar dari toilet dan bermaksud kembali keruang kantornya.
tapi baru saja dia keluar dari pintu toilet tiba tiba tangannya ditarik oleh seseorang membuat Anandita sangat terkejut hampir saja Anandita berteriak kalau tidak mendengar orang itu bicara.
"ssst,diam"bisik Gavin ditelinga Anandita
"Gavin sedang apa kau disini"
"tentu saja menolongmu"
"maksudmu"
"jangan berisik Pak Darius masih menunggumu didepan sana" ucap Gavin sambil menunjuk tembok kearah yang tidak terlihat dari tempat kami.
"jadi bagaimana cara aku kembali"ucap Anandita dengan suara berbisik.
"ikut aku"ucap Gavin sambil menarik tangan Anandita dan berjalan kebelakang bangunan toilet, ternyata disana ada jalan pintas kecil yang bisa dilalui.
"ini menuju kemana"tanya Anandita sambil menatap sekeliling yang tampak tidak terurus.
"ini bisa langsung tembus menuju kekantor guru"
"ooh..."ucap Anandita sambil tetap mengikuti langkah Gavin, yang masih menggandeng tangannya.
"sana dan jangan dekat dekat dengan pak Darius lagi"ucapnya menyuruh Anandita masuk keruang guru.
Anandita hanya mengangguk mendengar apa yang dikatakan Gavin bagaimana pun dia sadar sekarang dia sudah menikah jadi tidak seharusnya terlalu dekat dengan laki laki.
Baru saja Gavin berbalik mau berjalan pergi dari sana,tiba tiba Anandita ingat bahwa ponselnya masih ada pada Gavin suami dadakannya itu.
"Gavin tunggu"ucap Anandita sambil mencekal tangan Gavin.
"apa!"
"kembalikan dulu ponselku"ucap Anandita sambil menengadahkan tangan kearah Gavin.
"nggak"
"Gavin Ayolah,gimana aku pulang nanti kalau ponselku ada padamu"
"tunggu aku,nanti kita pulang bareng"
"tapi...Gavin!!!"Anandita berusaha memanggil Gavin,tapi Gavin sudah melangkah pergi dari sana.
Dasar menyebalkan,maki Anandita sambil pergi juga.
******
Setelah mengantar Anandita Gavin langsung kembali ke kelas,untung masih jam kosong jadi dia tidak perlu memberi alasan pada guru yang mengajar kemana dia pergi tadi.
Gavin segera duduk kembali kekursinya.
"Dari mana saja lo bro,kok tadi tiba tiba ngilang"tanya Aldo yang duduk disampingnya.
"Toilet"jawab Gavin singkat,lalu mengambil ponselnya dan mulai berselancar kedunia maya.
"lama banget lo ke toiletnya,emang ngapain?"
tanya Aldo masih penasaran karena Gavin perginya lama.
"pikir aja sendiri"jawab Gavin dengan cuek.
"sewot amat sih lo,guekan cuma nanya"
"pertanyaan lo nggak penting banget tau"ucap Gavin sambil sibuk melihat vidio dari ponselnya.
"eh Vin,lo tau nggak "Aldo masih berusaha mengajak Gavin ngobrol.
"nggak" jawab Gavin cuek.
"ya elah Vin lo hari ini kenapa sih ketus amat lagi PMS lo,atau jangan jangan lo lagi cemburu ngeliat bu Anandita tadi dikantin bareng pak Darius"
"Apaan sih...!,sana lo berisik banget ngganggu orang aja lo"
"ngapain sih lo serius amat"tanya Aldo karena melihat Gavin sibuk dengan ponselnya.
"bukan urusan lo"Gavin menyingkirkan tubuh Aldo yang condong kearahnya untuk menengok kearah ponselnya.
"lo serius mau jadi koki Vin"ucap Aldo saat melihat Gavin menonton video tentang cara memasak.
"kenapa emangnya ada yang salah kalau cowok mau jadi koki"
"ya enggak tapi nggak nyangka aja lo serius dengan cita cita lo itu, kenapa lo nggak nerusin bisnis bokap lo aja,kan lebih menjanjikan dan nggak perlu repot,lagian meski lo nggak kerja juga lo nggak bakal kelaparan karena bokap lo kan tajir banget"
"pletak"Gavin menyentil jidat Aldo agar berhenti bicara.
"aduh Vin sakit tau,tega banget sih lo,nanti jadi berkurang kadar ketampananku "ucap Aldo sambil mengelus jidatnya.
"makanya kalau ngomong jangan sembarangan,gue nggak tertarik buat nerusin bisnisnya,gue lebih tertarik nerusin cafe peninggalan nyokap".
"masih belum akur lo sama bokap lo"
"males gue,toh tanpa dia,selama ini gue juga baik baik aja"
"sorry bro,gue nggak bermaksud.."
"nggak masalah Do,lo kan sahabat gue dari dulu jadi lo tau bagaimana usaha nyokap sampai akhirnya dia meninggal dan bokap gue juga nggak datang hari itu"
"ya,gue tau,bagaimana lo bertahan selama ini".
"udah ah sono ngganggu aja lo, orang lagi sibuk juga"
"iya iya..."
Kalau diingat lagi sebenarnya Gavin bisa saja menolak menikah dengan Anandita malam itu.
Tapi,saat dia ingat dengan sosok Bundanya dan bagai mana Ayahnya memperlakukan Bundanya membuat hatinya tidak tega untuk melihat seorang perempuan harus dihina dan disalahkan didepan umum atas kesalahan yang tidak dilakukannya.
Andai Bundanya masih ada ,Gavin yakin sang Bunda pasti juga akan mendukung caranya yang menyelamatkan perempuan yang tidak bersalah itu.
Gavin bukan anak baik baik, pergaulan bebas,keluar masuk Diskotik bukan hal baru baginya serta perkelahian antar pelajar juga sudah biasa,bahkan ayahnya serta guru gurunya di SMA selama ini sudah angkat tangan dalam menasehatinya.
Tapi senakal apapun dirinya dia tidak akan pernah menyakiti hati wanita seperti ayahnya menyakiti hati Bundanya dulu.
Sebebas apapun pergaulannya selama ini dia tetap membatasi untuk tidak pernah mau melakukan *** bebas.
Karena Bundanya selalu berpesan jangan pernah mempermainkan wanita ingatlah senakal apapun dirimu kamu tetap lahir dari rahim seorang wanita,jadi kalau kamu menghormatinya maka kamu juga sudah menghormati wanita yang telah melahirkanmu.
Jadi kenakalan paling parah yang pernah dilakukannya selama ini hanya sebatas minum alkohol bersama teman temannya,kalau ada temannya yang mengajak untuk mencoba melakukan *** bebas dia akan dengan tegas menolaknya.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁