Terpaksa Menikah Dengan Muridku.
"Saya terima nikah dan kawinnya Anandita putri Yasmin binti Bagus kuncoro dengan mas kawin sebuah cincin emas dibayar tunai"
"bagaimana saksi sah?"
"sah!!!!"teriak semua orang yang hadir dalam acara izab kabul dadakan di balai desa malam itu.
Anandita hanya bisa menghela nafas saat kata Sah itu diucapkan oleh para penduduk desa yang menangkapnya dengan seorang pemuda yang bahkan dia sendiri lupa menanyakan siapa namanya tadi, karena suasananya terlalu riuh.
Saat ini yang diinginkannya hanya bisa segera pulang kerumahnya dan merebahkan tubuhnya yang lelah diatas kasur dikamarnya.
Dia berharap saat terbangun esok pagi semua yang dialaminya malam ini hanya mimpi saja.
Anandita tersentak saat seorang ibu menyalaminya untuk memberikan selamat atas pernikahan yang baru saja selesai dilakukannya.
"Neng selamat ya atas pernikahannya,si neng beruntung banget walau digerebek tapi suaminya cakep Abis,"celoteh ibu itu pada Anadita.
Anandita hanya tersenyum sambil menerima uluran selamat dari ibu tersebut.
Setelah semua orang memberi selamat pada mereka berdua baru kedua mempelai boleh duduk bersanding,saat pak penghulu membacakan doa selesai nikah.
"wah pengantinnya cakep banget ayo foto bareng dulu sebelum kalian pulang"ucap ibu kades dengan antusias kepada mereka berdua.
mereka berdua hanya senyum senyum malu mendengar pujian dari bu kades.
"mas sama mbaknya juga ayo foto berdua sebagai kenang kenangan"bu kades menyuruh Anandita dan suami barunya untuk duduk berdampingan.
"fotonya pake ponsel siapa ini"
"pake punya saya saja bu"ucap pemuda yang duduk disampingnya,sambil mengeluarkan ponsel keluaran terbaru yang bergambar Apel digigit tikus.
"mas ini gimana makenya saya nggak bisa"tanya ibu kades pada pemuda itu.
kemudian dia menunjukan cara mengambil foto dari ponselnya.
"wah hp mahal memang lain ya,hasil fotonya jadi bagus banget,mbak sama masnya sudah cakep jadi tambah cakep difoto pake hp mahal punya masnya".
Setelah acara selesai Anandita jadi bingung bagaimana dia pulang malam ini mau naik angkot tapi bagaimana jalan kedepan gangnya sana yang sunyi dan gelap pikirnya.
Bagaimana kalau dia mengalami hal naas lagi nanti pikirnya.
Untuk minta tolong dengan suami barunya itu dia merasa malu karena belum kenal bahkan namanya saja dia belum sempat bertanya.
Anandita jadi ingat kejadian tadi sebelum dia akhirnya di giring kerumah pak kades oleh Hansip dan beberapa warga dengan pemuda yang sekarang menjadi suaminya itu.
Semua bermula saat dia baru pulang bertemu dengan teman almarhum ayahnya yang menawarinya pekerjaan menjadi guru di yayasan milik teman ayahnya tersebut .
Saat pulang setelah pertemuan disebuah restoran yang ada di mall,dia bermaksud untuk mengunjungi makam kedua orang tuanya yang letaknya lumayan jauh dari rumah yang ditempatinya sekarang,
Jadi saat teman ayahnya mengantarkan pulang menggunakan mobil miliknya itu Anandita meminta agar diturunkan di depan gang arah makam kedua orang tuan nya.
Setelah pulang dari makam Anandita bermaksud berjalan sampai depan gang kemudian dia akan pulang menggunakan angkot jurusan menuju rumahnya.
Tapi naas saat melewati jalan sepi sebelum sampai depan gang tiba tiba seekor anjing besar mengejarnya.
Kesialannya tidak berhenti sampai disitu,karena saat dia berlari tiba tiba hujan turun dengan lebatnya sehingga dia segera berusaha mencari tempat untuk berteduh.
Tapi naas saat dia berbelok kedalam sebuah gang sempit itu,
tiba tiba dia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya dan sepertinya pemuda itu juga terburu buru karena hujan yang tiba tiba turun.
karena mereka berdua sama sama tidak siap saat tabrakan sehingga tubuh mereka jatuh dengan posisi kepala Anandita berada diatas junior si pemuda.
Saat Anandita bemaksud bangun dari posisi tersebut tiba tiba ada beberapa orang penduduk yang memergokinya.
Jadi mereka berpikir Anandita dan pemuda itu baru saja melakukan perbuatan asusila ditempat umum.
Mereka sudah berusaha untuk menjelaskan pada bapak bapak dan pak Hansip bahwa mereka berdua tidak melakukan perbuatan asusila.
tapi tidak ada yang mau mendegarkan penjelasan mereka berdua.
Para penduduk kampung tetap membawa mereka ke rumah pak kades dan sampai disana para warga meminta agar mereka lansung dikawinkan malam itu juga sebagai hukumannya karena kepergok sedang ber *** *** ditempat umum.
Anandita tak pernah bermimpi untuk menikah dalam keadaan seperti ini,tapi untuk protes juga tidak bisa,jadi dengan terpaksa dia menuruti apa keinginan para warga yang ada di balai desa itu,pemuda itu juga sama seperti dirinya tak bisa berbuat apa apa,jadi akhirnya terjadilah pernikahan dadakan mereka berdua malam ini.
Dan sekarang setelah acaranya selesai dia bingung bagaimana caranya dia bisa pulang kerumahnya malam ini.
saat dia bermaksud untuk meminta tolong pada seorang warga untuk memanggilkan ojek untuknya tiba tiba,laki laki yang baru menikah dengannya datang menghampirinya.
"ayo ku antar pulang"ucap pemuda itu pada Anandita.
"sekarang?"jawab Anandita dengan bingung.
"yaiyalah,emang kapan lagi"jawab pemuda itu sambil berjalan didepan dan menyuruh anandita untuk mengikutinya.
"tunggu,kita pulang naik apa jam segini angkot didaerah ini sudah tidak ada"ucap Anandita sambil berusaha menjajari langkah pemuda itu.
Karena tidak melihat saat pemuda itu berhenti Anandita langsung menabrak punggung pemuda itu.
"kamu memang punya hobi nabrak orang ya"ucapnya pada Anandita.
"enak aja kamu sendiri berhenti nggak bilang bilang"jawab Anandita sewot.
"ayo naik"
"ha"Anandita hanya bengong menyaksikan pemuda itu naik keatas motor sport warna hitam yang terparkir dipinggir lapangan Balai Desa.
"itu,motor siapa"
"ya,motorku lah masak motor orang kunaiki"
"maksudku sejak kapan motor itu ada bukankah tadi,saat menabrakku kau sedang jalan kaki"
"jangan banyak tanya kau mau ikut apa tidak"tanyanya pada Anandita sambil mulai menghidupkan mesin motor sport itu yang terdengar nyaring di telinga.
Karena tau hanya itu sarana satu satunya untuk sampai kerumah mau tidak mau Anandita naik keatas boncengan motor sport milik pemuda itu.
"pegangan yang erat"ucap pemuda itu sebelum melajukan motornya di tengah gelapnya malam.
Anandita berusaha mecari pegangan disamping motor tapi tidak ada.
Mungkin motor ini dirancang hanya untuk pasangan,batinnya.
Karena tempat pegangan ternyaman saat naik motor itu adalah pinggang pasangan kita tapi Anandita tidak berani melakukannya.
Karena meskipun pemuda itu adalah pasangan halalnya tapi mereka belum saling kenal, jadi dia memilih untuk tidak berpegangan saja.
Anandita tidak paham kenapa pemuda itu belum juga melajukan motornya,malah dia melepaskan tas ransel yang tadi ada dipundaknya dan memindahkannya kedepan.
"kau ingin jatuh saat di jalan nanti,karena tidak pegangan"ucapnya sambil mengambil tangan Anandita dan melingkarkannya dipinggangnya.
"pegangan yang erat"saat tau Anandita
berusaha melonggarkan pegangan tangan yang melingkar dipinggangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
Solaya
asik thor, keknya aku juga pngen ngalamin kekgitu, ahaha
2023-10-18
1
nadib
🤣👍
2023-04-22
0
Gina
hallo!
2022-12-22
0