“Tuan, Nyonya mengajukan gugatan cerai pada, Anda!”
“Hah! Apa dia seberani itu?! Biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, kita lihat, pada akhirnya dia akan kembali meminta maaf dan memohon.”
Pada akhir yang sesungguhnya! si Tuan Muda, benar-benar ditinggal pergi tanpa jejak apapun hingga membuatnya menggila dan frustasi. Dan lima tahun kemudian, di sebuah klub malam ia di pertemuan dengan seorang reporter yang sedang menjalankan misi penyamaran, untuk menguak kasus penculikan bayi lima tahun yang lalu, dan reporter itu adalah wanita yang membuatnya frustasi.
“Kamu pergi begitu saja, apa kamu pikir bisa lepas begitu saja! Urusan kita di masa lalu belum selesai, istriku.”
Ig. Kunang-kunangachi
FB. Achi_N
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Jadi Reporter
Secara bersamaan, Alea dan Monica menoleh. Sekretaris Lee! Alea yang terkejut langsung menurunkan topinya lebih menutupi sebagian wajahnya, dia tidak siap untuk dikenali saat dalam posisi ini.
“Iya, ada apa?” Monica yang langsung menyahut, gadis ini tentu tau siapa lelaki yang ada di hadapannya saat ini.
“Tolong, jangan ambil gambar atau video secara berlebihan saat Tuan Abraham, datang.”
“Ok! Tidak masalah, bila perlu saya tidak akan mengambil satupun foto Tuan Abraham,” sahut Monica ketus, ia yang jengkel pada Abraham melampiaskan pada Sekretaris Lee.
Lee mengerutkan keningnya.
Apa tidak salah dengar? Mana ada Reporter tidak menginginkan foto Tuan Abraham!
“Terima kasih atas kerjasamanya, Nona,” ucap Sekretaris Lee yang tidak mau memperpanjang obrolan.
“Ya, sekarang pergilah!” Usir Monica.
Sedangkan Alea memilih untuk tidak bersuara, Lee tidak boleh tau dia ada di sana. Tapi… “Alea! Monica, cepatlah kemari, mobil Tuan Abraham, tiba!” Rekan mereka yang terlalu bersemangat, menarik fokus Sekretaris Lee, saat nama Alea di sebut.
Alea! Tidak mungkin Nona Alea, kan!
Sekretaris Lee melirik wanita yang ada di sebelah Monica, dan Alea langsung melambaikan tangannya menyahut tanpa bersuara pada temannya yang memanggil, berpura-pura tidak melihat Sekretaris Lee yang memperhatikannya.
“Baiklah! Kita ke sana,” teriak Monica dan langsung pergi mengikuti Alea yang sudah lebih dulu melangkah.
Sekretaris Lee menggelengkan kepalanya, tidak mungkin!
\*\*\*
“Berapa menit lagi pemotretannya, kenapa belum dimulai?” Tanya Abraham, yang kini sudah berada ditempat khusus. Tidak ada kamera dan Reporter di sana. Tempat yang cukup aman.
“Nona Jessika sedang ganti kostum, sekitar lima menit lagi,” sahut Sekretaris Lee.
“Abraham!” Yang sedang dibicarakan muncul tiba-tiba. Dengan sumringah, Jessika langsung bergelayut di lengan Abraham, “Terima kasih sudah datang, aku tidak tau apa bisa menyelesaikan pemotretan ini jika tidak ada kamu.”
“Kenapa berlebihan, bukankah kamu sudah terbiasa dengan ini.”
“Abraham, ini kali pertama aku pemotretan di Negara ini setelah tiga tahun hiatus, aku grogi.”
Abraham terlihat enggan namun juga tidak menolak dengan aksi yang dilakukan Jessika.
“Nona Jessika, bisa kita mulai sekarang!” Panggil seorang fotografer.
“Iya, aku siap!” Gadis yang masih belum melepaskan rendotan dari lengan Abraham, meminta lelaki itu keluar dan melihat bakatnya.
“Lee yang akan menemanimu,” kata Abraham.
“Lee, kenapa harus dia?” Jessika yang protes.
“Jessika!”
“Iya, baiklah.”
Sial! Bagaimana media bisa mengambil momen yang akan menghebohkan jika Abraham tidak keluar dan menemaniku secara langsung. Umpat Jessika, tapi dia cukup tenang saat mengingat sudah ada beberapa media yang ia bayar untuk menebar gosip paska pemotretan ini.
**
Puluhan Reporter menunggu penuh harap, tapi yang mereka nanti-nanti kehadirannya malah bersembunyi. Hanya Jessika yang nampak tengah bergaya di depan Fotografer.
Selain sosok yang mungkin akan hadir sebagai kekasih Jessika, para media juga berharap bisa menculik sedikit berita tentang Abraham. Lelaki yang nyaris sempurna, tidak ada satu berita miring tentangnya.
“Alea, apa kamu sudah menemukan siapa yang berkemungkinan besar, adalah kekasih model Jessika? Di sini terlalu banyak lelaki, aku tidak fokus. Ditambah kehadiran Tuan Abraham, fokus ku jadi semakin buyar.”
“Aku tidak tahu.”
“Aaah…. sulit sekali mengungkap sosok itu, apa mungkin dia salah satu orang dari perusahaan Wiliam Grup!”
“Entahlah, aku tidak tau,” sahut Alea kembali, ia malas jika harus membahas Jessika.
\*\*
“Kenapa banyak wartawan di sini?” Tanya Abraham, ia jengah jika harus menunggu ditempat pengap itu.
“Semua media gencar membahas Nona Jessika dan mantan kekasihnya, ada bocoran jika mantan kekasih Nona Jessika akan menemaninya saat Pemotretan,” jelas Sekretaris Lee.
“Apa kamu sudah tau siapa yang memberitakan itu?”
“Sudah Tuan, dan sekarang media itu membuat permohonan, Anda bersedia di wawancara.”
“Berani sekali, buat Media itu menyesal, dan pastikan tidak ada berita yang tidak-tidak diluar sana. Seharusnya aku tidak perlu datang.”
Sekretaris Lee mengangguk, sudah pasti Abraham menolak diliput, “Apa Anda ingin pulang sekarang, sepertinya Anda terlihat tidak sehat.”
“Jessika, bagaimana dia,” sahut Abraham.
“Saya yang akan mengurus Nona Jessika, kesehatan Anda jauh lebih berharga dari apapun.”
Abraham yang memang merasa sedikit pusing mengiyakan, “Siapkan mobil.”
“Baik Tuan, tapiii….” Dengan ragu-ragu sekretaris ingin menyampaikan sesuatu.
“Ada apa?” tanya Abraham, yang kini memijat kepalanya.
Sekretaris Lee mengeluarkan ponsel dari saku celananya, “Ini Tuan!”
“Apa ini?” Tanya Abraham, tidak serius memperhatikan foto yang ditunjukkan Sekretaris Lee.
Sekretaris Lee memperjelas foto dengan Zoom, tapi Abraham masih belum mengenali itu siapa, setelah ia memperhatikan dengan serius wajah itu seketika Abraham sadar, “Alea!”
“Benar Tuan, ini Nyonya Alea.”
Abraham mengambil alih ponsel, di dalam foto itu penampilan Alea sungguh sangat berbeda saat ia masih tinggal di Villa Mars, “Dari mana kamu mendapatkan foto ini?”
“Di sini.”
Abraham langsung menatap Sekretaris Lee, “Di sini!”
“Ya, Nyonya Alea salah satu dari puluhan Reporter yang ada di luar, meliput kegiatan Nona Jessika dan menunggu hadirnya mantan kekasih Jessika.”
Abraham terperangah. Tidak terpikirkan olehnya, Alea akan nekad bekerja seperti ini, “Dia bergabung di stasiun mana?”
“Nuansa Tv.”
Abraham mengepalkan tangannya, tatapan matanya berubah. Kumpulan kabut hitam mengelilingi lelaki ini, “Aku bersedia diwawancara,” kata lelaki itu.
Bersedia…
Tentu saja Sekretaris Lee terkejut! “Tuan!”
“Aku bersedia diwawancara, secara tertutup. Panggil perwakilan resmi Nuansa Tv,” titah Abraham, kata-katanya penuh dengan penekanan dan sangat serius. Entah apa yang akan dilakukan lelaki ini, tiba-tiba meminta untuk diwawancara padahal ia sangat enggan dengan momen seperti ini.
Reymond yang dipanggil secara langsung oleh Sekretaris Lee, serasa mendapat berkah dari langit. Ia memasuki ruang khusus untuk bertemu Abraham secara langsung, “Selamat siang Tuan Abraham, senang bisa bertemu dengan Anda secara langsung seperti ini, perkenalkan, nama saya Raymond, perwakilan resmi dari Nuansa Tv.” Reymond yang terlalu berantusias tidak sadar mengulurkan tangannya, dia tidak tau jika Abraham yang sombong tidak akan menimpalinya.
Aaahh…. tidak apa-apa, tidak berjabat tangan, yang penting bisa bertemu langsung seperti ini.
Sekertaris Lee, maju untuk menggantikan Abraham berbicara.
Jika seperti ini, kenapa tidak sejak tadi saja Sekretaris ini yang bicara, tidak perlu Raymond sampai menghadap Abraham, karena lelaki itu pun hanya diam seperti manekin.
“Pak Raymond, Tuan Abraham bersedia di wawancara, dan media yang terpilih adalah Nuansa Tv.”
Raymond membulatkan matanya
Bersedia…
Wawancara…
Nuansa Tv…
Sejenak Raymond berdiam seraya mengulangi kalimat yang diucapkan Sekretaris Lee di kepalanya, “Apakah ini benar?” Reymond memastikan.
“Ya, tapi wawancara secara tertutup hanya ada satu Reporter.”
“Ok!” Sahut Raymond semangat, tidak masalah mau tertutup atau terbuka, yang penting dia mewawancarai dan memberitakan Abraham secara khusus di stasiunnya, “Anda jangan khawatir, saya akan menyiapkan Reporter terbaik,” sambungnya.
“Nona Alea,” kata Sekretaris Lee, menyebut satu nama.
Alea…
“Tapi tuan….”
Alea masih baru, apa mungkin dia bisa dipercaya?
“Bagaimana, apa Anda akan menolaknya?”
“Tidak, tentu saja tidak. Saya akan mempersiapkan Reporter Alea, dia Reporter terbaik saya jamin tidak akan mengecewakan Anda.”
“Buktikan! saya beri waktu lima menit, dia harus sudah sampai di ruangan ini.”
Lima menit! Tidak! Bagaimana aku bisa mempersiapkan Alea, dia belum tau apa-apa.
Meskipun ragu, tapi Raymond langsung mengangguk dan segera undur diri untuk memanggil Alea.
Ini kesempatan emas Alea, kenapa harus Alea, banyak Reporter berpengalaman yang sudah bertahun-tahun bekerja di Tv kami.