Preman Campus

Gw enggak tau ada apa dengan hari ini, segala kesialan datang tak di undang satu persatu dan datangnya tidak cuma sekali tapi bertubi-tubi mengahampiri gw tanpa henti.

Mulai dari pagi tadi yang gw telat bangun tidur karena kebanyakan mabok sampai ketinggalan pesawat dan terpaksa naik bus ke kota Jogja ini.

Di bus pun demikian kesialan gw berlanjut dengan bertemu pengamen babi songong yang hina nyokap gw dan akhirnya gw beri cindramata berupa muka bonyok sebelum gw usir dari bus.

Dan kesialan berlanjut saat baru menginjakkan kaki di kota Yogja yaitu ditodong 2 preman anjing yang skarang bersimbah darah setelah gw tusuk dan hantam.

Awan mendung yang dari tadi tampak di langit atas sana akhirnya tak kuasa lagi menahan mengeluarkan air untuk membasahi bumi.

Grimis rintik-rintik mulai turun rambut dan baju gw mulai basah dengan air hujan.

Bau amis darah seketika menyengat masuk ke hidung gw, darah dua orang yang tergeletak tak berdaya di tanah yang masih meringis kesakitan dan ketakutan melihat orang yang berdiri di depan gw.

Gw masih disini, berdiri tegak lurus menghadap lebih dari 20 orang yang enggak tau siapa mereka teman atau lawan.

Orang yang berjalan paling depan berhenti 7 meter di depan gw dan orang-orang dibelakang pun ikut berhenti.

Gw rasa yang di depan itu adalah leadernya, dia masih muda ku perkirakan masih 25 tahunan dengan rambut gondrong, wajah sangar dan pandangan tajam mengintimidasi sekali, sangat cocok kalau dia jadi seorang leader. Wajah yang sangat tegas dan sorot mata berkarisma.

Dia pakai baju tanpa lengan yang memperlihatkan tatto di kedua tangannya.

Apa dia mau pamer tatto yak sama gw?

"Gw juga punya tatto gak lu doang, tapi di tempat yang tidak seharusnya. gw bicara dalam hati saat liat tangan orang di depan gw.

Pandangan matanya yang tajam tak lepas dari gw,m yang dalam posisi siaga penuh.

Pria itu liat gw dari bawah ke atas dan sesekali memandang 2 orang yang tergeletak bersimbah darah di belakang gw.

Gw tengang dan otak gw yang kata Jono si tukang tatto bangsat soib gw, otak gw isinya cuma lem doang, Gw pakai untuk berfikir keras mencoba memahami keadaan ini.

Jika 2 orang pemalak ini adalah rekan mereka, kenapa mereka masih pada diem?

Dan kalau bukan rekan kenapa mereka pandang gw dengan sebegitu tajamnya?

Saat otak gw masih mencari jawaban akan pertanyaan itu, gw dikagetkan dengan suara nge bass orang di depan gw.

"Kamu siapa, dan anak mana?".Tanya dia tanpa basa-basi masih dengan tatapan tajam dan berwibawa yang dia tunjukan ke gw.

Sedikit banyak gw tau tipe-tipe orang seperti dia, jangan pernah kalian minta dia untuk mengulang pertanyaan dan ebisa mungkin langsung jawab dan jangan tampak kan sifat grogi kalian.

"Nama saya Bimo, dari ibu kota dan baru sampai setengah jam yg lalu".Gw jawab senormal mungkin tanpa menujukan ekpresi takut.

Dia melihat koper dan tas gw tergeletak di atas tanah dan berlanjut bertanya lagi.

"Kenapa dua orang itu babak belur,apa kamu yang lakuin itu semua ke mereka?".

"Iya saya yang lakuin tadi mereka mau malak saya dan saya hanya membela diri". Masih dengan posisi siaga gw menjawab tenang.

Sejenak pria itu tampak berfikir dan memanggil dua buah nama.

"Bram! Anton kalian kesini". Dua orang yang dipanggil berada di belakang dan berjalan ke depan.

Dua orang berbadan kekar seperti binaragawan. "Iya bang". jawab mereka serempak.

"Kalian berdua tau kan siapa mereka?".

Tanya pria berambut gondrong tanpa melihat mereka dan pandangannya masih lurus ke arah gw.

"Tau bang". Kek paduan suara anak TK 2 orang itu jawab barengan mulu.

"Bawa mereka kembali ke kandangnya dan katakan ke David jika dia dan anak buahnya masih beraksi di wilayah saya ,saya enggak bakalan segan-segan untuk hancurin geng apolon mereka".

"Siap bang laksanakan". Jawab orang yang nmanya Bram dan Anton serempak lagi. Jujur gw pengen ketawa melihat adegan di depan gw ini tapi sekuat tenaga gw tahan karena masih sayang nyawa.

Mereka berdua pun berjalan ke arah gw lebih tepatny ke arah dua orang yang tergeletak besimbah darah di belakang gw. Mereka mengangkat dan membawa 2 orang pemalak itu pergi kek karung beras.

Tidak lama berselang orang yang dari tadi beradu pandang ke gw berjalan mndekat.

Semoga aja ini orang kagak jatuh cinta saka gw dan mengungkapkan perasaanya setelah kami beradu pandang tadi. Otak gw yang kagak waras berfikir jauh dan terjun ke dasar jurang.

Dia menjulurkan tangannya sambil berkata. "Nama saya joko tapi bisa kamu panggil jack, saya penguasa daerah sini". ucapnya dengan pelan.

Sumpah demi apapun gw pengen ngakak denger nmanya tapi sebisa mungkin gw tahan, kalau sampai ketawa mungkin bakalan jadi bubur gw dikeroyok orang segitu banyaknya, pada garang-garang lagi.

Gw langsung menyambut uluran tangannya dan memperkenalkan diri lgi.

"Saya Abimana Pramono, biasa dipanggil Bimo dan saya datang kesini untuk kuliah".

Dia sedikit tersenyum dengar perkenalan dari gw. Bisa juga ini orang senyum gw kira kagak bisa.

"Gw suka tipe orang seperti kamu, kalau kamu enggak terburu-buru kita ngobrol sebentar, saya mau jelasin siapa orang yang telah kamu hajar tadi".

"Emang siapa mereka bang?". tanya gw to the poin, tanpa teding aling-aling.

"Disini bukan tmpat yang tepat untuk kita ngobrol mending kamu ikut saya ke rumah, deket dari sini".

Gw pun ikut bang jack berjalan disampingnya, koper dan tas gw dibawa anak buah bang Jack dibelakang.

"Rokok Bim?" tawar dia sambil menjulurkan rokok kretek Jie Sam Soe.

"Boleh bang". Gw pun ambil sebatang dan menyulutnya sambil mengikuti bang jack.

Sebenarnya gw enggak ngerokok kretek tapi untuk menghormati gw sedot juga itu rokok,sama-sama keluar asap juga.