NovelToon NovelToon
Gadis Pesantren Itu Istriku

Gadis Pesantren Itu Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Orang Suusah

Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Air mata

" Saya sudah belikan makanan untukmu, ada di meja makan. " kata Vano yang singgah sebentar membelikan makanan untuk sang istri dalam perjalanan pulang.

Namun Yasmin hanya diam saja karena tidak enak jika harus makan di depan sang suami.

Vano yang mengerti akan hal itu, langsung berpamitan untuk kembali kerumah sakit.

" Kalau bagitu saya balik kerumah sakit dulu, maaf karena saya belum terbiasa. " kata Vano pamit.

" Iya. " jawab Yasmin dengan singkat.

Setelah melihat Vano hilang di balik pintu, barulah Aisyah bisa bernafas dengan lega.

" Huuufff....." nafas Yasmin yang di

hembuskan karena lega.

Dengan cepat gadis itu langsung menuju meja makan, sudah dari tadi pagi ia memang merasa lapar, namun karena tidak ada satu pun bahan makanan di rumah ini, dan takut mengatakan kepada Vano. Yasmin hanya memilih diam saja, menunggu sampai suaminya itu mengingatnya.

Terlihat ada beberapa jenis makanan dan cemilan di dalam kantong plastik yang Vano bawakan untuknya. Ia pun mulai menikmati makanan itu, dan menyimpan yang lainya di dalam kulkas.

Sore menjelang Yasmin sudah selesai membersihkan seluruh ruangan yang ada di apartemen ini terkecuali kamar suaminya, walaupun Vano adalah tipe pria yang rapi dan bersih. Namun Yasmin berinisiatif untuk membersihkan apa saja yang terlihat kotor dan tidak rapi, walaupun hanya sedikit.

Setelah selesai, ia langsung membersihkan tubuhnya untuk bersiap-siap sholat magrib.

Jam menunjukan pukul 8 malam, Yasmin selesai menikmati makan malamnya dengan makan yang di belikan Vano tadi siang. Gadis itu hanya tinggal memanaskanya saja, karena Vano membelikanya terlalu banyak.

Pukul 10 malam Vano baru sampai dari rumah sakit, di lihatnya keadaan rumah sudah sangat gelap.

Pintu kamar Yasmin sudah terlihat gelap, yang menandakan jika gadis itu sudah tidur.

Vano masuk kedalam kamarnya dan langsung membersihkan tubuhnya, hari ini pekerjaan di rumah sakit sangatlah padat. Sehingga membuat pria itu ingin cepat-cepat merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Namun sudah hampir sejam ia berada di atas ranjang, tidak juga bisa menutup matanya.

Vano semakin pusing karena tidak bisa tidur, pria itu keluar menuju dapur dan mengambil sebotol air meneguknya sampai habis berharap setelah ini ia akan terlelap. Namun cara itu tidak berhasil, ia masih saja kesulitan untuk tidur.

Vano memilih untuk duduk di ruang tengah sambil menghidupan TV, hingga jam menunjukan pukul dua dini hari ia masih saja belum bisa tidur. Tiba-tiba terlihat dari kamar Yasmin lampunya menyala, gadis itu sudah bangun karena ingin sholat tahajud.

Sudah menjadi kebiasaanya setiap malam untuk bangun dan sholat di jam segitu, setelah selesai sholat, Yasmin memutuskan untuk mengaji sebentar.

vano yang masih duduk diruang tengah bisa mendengar suara Yasmin dengan jelas, perlahan-lahan pria itu mulai tertidur dan merebahkan tubuhnya di kursi sofa yang panjang.

Dalam sekejam ia sudah terlelap. Setelah hampir setengah jam, Yasmin menyudahi kegiatannya membaca Al-Qur'an. gadis itu memilih untuk membaca buku yang ia bawa dari pesantren beberapa.

Jam menunjukan pukul 4.30 pagi, yang menandakan sholat subuh sudah tiba.

Yasmin beranjak dari ranjang dan mulai melaksanakan sholat subuhnya. Setelah selesai gadis itu keluar, karena merasa haus. Begitu ia keluar kamar, betapa terkejutnya Yasmin melihat Vano yang sedang tidur dengan pulasnya di depan TV yang masih menyalah.

" Asstagfirullah.." ucap Yasmin yang sedikit kaget.

"Kenapa dia tidur di situ. " gumam Yasmin bingung.

la pun berjalan menuju dapur mengambil segelas air minum, ketika ingin masuk kembali kedalam kamarnya. yasmin melihat Vano seperti kedinginan, hatinya pun merasa terpanggil. la melihat ada sebuah selimut di ujung sofa, pelan-pelan ia mengambilnya dan menyelimuti sang suami kemudian

mematikan TV yang di tinggal menyala.

Setelah selesai ia masuk kedalam kamar dengan cepat, karena takut pria itu akan bangun dan berfikir yang tidak-tidak. Vano terbangun oleh alarm di ponselnya berbunyi, karena sudah waktunya sholat

subuh.

Dengan cepat ia bangkit dan langsung masuk kedalam kamar untuk bersiap siap sholat. Setelah selesai, pria itu memilih untuk olah raga sebentar lari keliling komplek apartemennya.

Hari ini adalah hari libur, setelah selesai membersihkan tubuhnya karena keringat. vano mengetuk pintu kamar Yasmin.

ТОК...ТОК....

Dengan cepat gadis itu membukanya dan lagi-lagi menunduk. Sudah dua hari ia berada di rumah ini, namun Vano jarang sekali melihatnya. seakan akan gadis itu tidak ada di rumah ini, ia hanya akan keluar jika Vano memanggilnya saja, selebihnya mengurung diri didalam kamar.

" Saya mau keluar untuk membeli beberapa keperluan rumah, kamu bisa ikut saya. " tanya Vano.

yasmin pun mengangguk, ia masuk kedalam mengganti pakaianya sebentar.

Setelah selesai, mereka turun kebawah menuju basement masuk kedalam mobil. Selama perjalanan Yasmin hanya diam saja, sambil sesekali memandang keluar jendela melihat kehidupan kota yang penuh dengan kesibukan.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di salah satu super market yang cukup besar. Vano masuk kedalam sambil membawa satu troli belanja, sementara Yasmin hanya diam mengikutinya dari belakang dengan jarak sekitar 1 meter.

"Pilihlah apa yang kamu butuhkan. " kata Vano mempersilahkan Yasmin.

Namun gadis itu diam saja, karena masih merasa tidak enak dengan Vano.

" Kenapa. " tanya Vano yang sedikit bingung.

"Tidak. " jawab Yasmin singkat.

" Sekalian kita beli bahan makanan." kata

Vano yang pergi menuju kebagian bahan dapur.

Ia mulai memilih bahan-bahan yang menurutnya bisa di makan sang istri, karena Vano sudah merasa capek bertanya, sebab Yasmin hanya menjawabnya dengan singkat.

Setelah selesai mereka pun menuju kasir untuk membayar, dua troli besar penuh dengan kebutuhan rumah mulai di scan satu persatu oleh sang kasir.

" Berapa mbak." tanya Vano.

" Semuanya jadi Rp.4.000,000 pak. " jawab kasir itu.

Yasmin yang mendengarnya langsung kaget dengan jumlahnya, sebab selama di pesantren ia tidak pernah belanja sampai menghabiskan uang sebanyak itu.

Setelah selesai, mereka pun pulang. Sesampainya di apartemen, Vano mulai menaruh semua belanjaan mereka keatas meja dapur. Sementara Yasmin masuk kedalam kamarnya untuk mengganti pakaianya.

Tiba-tiba ponsel Vano berdering, dengan cepat ia melihatnya. Ternyata rekan kerjanya yang menghubunginya.

" Halo Yan. " jawab vano.

" van, kamu bisa datang kerumah sakit sekarang nggak, ada pasien yang membutuhkan operasi darurat, sementara dokter yang bertugas hari ini kurang. " jawab Iyan yang terdengar panik.

" Baiklah, aku kesana sekarang. " jawab Vano yang masuk kedalam kamarnya besiap-siap.

Setelah selesai ia langsung pergi tanpa berpamitan kepada Yasmin.

yasmin yang keluar kamar, langsung menuju dapur untuk merapikan semua belanjaan mereka kedalam lemari penyimpanan.

" Apa dia sudah pergi." gumam yasmin, karena sudah tidak mendengar suara vano lagi.

Di lihatnya jam sudah menunjukan waktunya makan siang, Vano mulai mengambil beberapa bahan makanan untuk di masak. Ia memasak hanya untuk makananya saja, karena Vano pasti akan pulang malam, sama seperti kemarin malam.

Dalam perjalanan pulang dari super market, Vano berpesan jika ia bisa melakukan apa saja di rumah, termasuk memasak.Karena pria itu tidak ingin Yasmin merasa tidak nyaman seperti hidup dengan serba terbatas di rumahnya.

Setelah selesai memasak, ia pun mulai menikmati makananya di meja makan. Hatinya merasa sangat sedih, karena biasanya ketika sedang makan siang seluruh anggota keluarganya akan berkumpul di meja makan. Menikmati makan siang mereka dengan penuh kehangatan, namun kini di rumah dan meja makan sebesar ini, hanya dirinya saja yang duduk sendiri menikmati makan siangnya.

Perlahan air matanya mulai menetes, baru dua hari pisah dari keluarganya. Gadis itu sudah sangat merindukan mereka. Ingin rasanya sekarang menghubungi mereka, namun apalah daya. Yasmin tidak mempunyai ponsel. Karena selama ia duduk di bangku sekolah, orang tuanya melarang keras anak anaknya memegang benda pipih itu, terutama sang ayah.

Hingga kini ia sudah berstatus sebagai istri dari seseorang, Ia belum juga memilikinya.

1
inaq icha
lanjut ya kk
inaq icha
🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!