Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Pesta pernikahan pun sudah selesai, Anton dan keluargannya kini sudah berada dirumah kembali. Malam ini Zahwa tidur sendiri di kamarnya karna Anton dan Sarah tidur di kamar yang letaknnya bersebelahan dengan kamar Zahwa. Ada rasa gundah yang menyelimuti hati Zahwa, ia merasa tidak bisa tidur karna membayangkan suaminya yang berada dalam kamar dengan prempuan lain, akhirnya Zahwa memutuskan sholat malam dan mengaji sepanjang malam mencari ketenangan.
Pagi hari Zahwa sudah bersiap siap ingin berangkat ketoko, saat keluar kamar ia menatap pintu kamar tempat Anton dan Sarah berada, nampak dua orang itu belum sama sekali beranjak dari sana, Zahwa pun turun dan melakukan sarapan dengan kedua mertuannya. Mama Melinda menatap Zahwa dengan penuh kesedihan namun sama sekali ia tidak berbicara kepada Zahwa, ia hanya memperhatikan setiap gerakan tubuh Zahwa yang sedang melakukan sarapan. Zahwa pun pamit dan menyalami kedua mertuannya, dan berangkat menggunakan taksi yang sudah ia pesan.
Saat tiba di toko, Zahwa membayar ongkos dan turun dari taksi. Ia terkejut karna di depan tokonya sudah ada Reyhan yang berdiri bersandar di mobilnya dengan melipat kedua tangannya didada.
"Mas Reyhan, kenapa datang pagi sekali.?" ucap Zahwa dengan penuh keheranan.
"Aku sengaja menunggu mu, aku ingin berbicara dengan mu." jawab Reyhan.
"Kalau begitu ayo masuk mas." ajak Zahwa, lalu mencoba melangkah memasuki toko.
"Apa tidak apa apa, membicarakan poligami suami mu dihadapan semua karyawanmu.?" pertanyaan Reyhan menghentikan langkah Zahwa, dan seketika Zahwa berbalik arah lalu menghampiri Reyhan lagi.
"Aku mohon jangan mas, karna mereka tidak tahu tentang ini semua." ucap Zahwa memelas.
Reyhan mengajak Zahwa pergi ke sebuah restoran cepat saji, karna tidak ingin semua karyawannya tahu akhirnya Zahwa terpaksa mengikuti keinginan Reyhan. Saat tiba di sebuah restoran yang menyediakan sarapan, mereka berdua duduk di salah satu meja disana. Reyhan menatap tajam ke arah Zahwa, sedangkan Zahwa membuang pandangannya ke arah lain karna tak ingin membalas tatapan mata Reyhan.
"Kenapa.? Kenapa kamu terima begitu saja dengan poligami yang dilakukan Anton, kamu tahukan kalau dia sama sekali tidak mencintai kamu." ucap Reyhan dengan tatapan tajamnya kepada Zahwa.
Zahwa pun menatap Reyhan dengan tersenyum, dia bisa melihat kekesalan yang nampak jelas dari wajah Reyhan, lalu Zahwa menundukkan kepalannya, dan mencoba berbicara dengan menatap Reyhan kembali.
"Demi keutuhan rumah tangga ku mas." ucapan Zahwa dan Sam sekali masih belum membuat Reyhan puas.
"Demi keutuhan rumah tangga.? Rumah tangga yang tidak terdapat cinta di dalamnya.?" timpal Reyhan, dan lagi lagi Zahwa hanya tersenyum.
"Aku tidak butuh balasan cinta dari mas Anton saat ini mas, dan aku sudah cukup bahagia bisa membuat mas Anton bahagia." Ucap Zahwa dengan masih tersenyum.
"Bahagia kamu bilang, kamu tidak usah berpura pura pelangi, mana ada wanita di madu akan mendapat kebahagiaan." Reyhan makin tidak mengerti dengan ucapan Zahwa.
"Mas Anton bisa saja menceraikan aku jika aku memintannya, namun menjadi janda sungguh tidak pernah terlintas dalam fikiranku selama ini. Lagi pula apa yang akan terjadi dengan persahabatan keluarga kami jika aku berpisah dengan mas Anton, Dan Aku yakin suatu saat mas Anton pasti bisa mencinti aku." ujar Zahwa dengan masih tersenyum
Ucapat Zahwa mampu membuat Reyhan menangkap suatu kesimpulan, bahwa ternyata kini Zahwa telah Jatuh cinta dengan suaminya itu, Zahwa memang tidak mengatakannya secara langsung, namun setiap kata yang keluar dari mulutnya sudah cukup untuk mengetahui isi hati Zahwa yang sesungguhnya.
Reyhan menghantar kembali Zahwa ke tokonya setelah bicara panjang lebar dengan Zahwa, ia kecewa dengan keputusan Zahwa namun ia tadak mungkin memaksakan kehendaknnya, yang mungkin akan membuat Zahwa malah membencinnya.
Malam ini adalah malam giliran Anton tidur di kamar Zahwa, mereka pun sudah mematikan lampu untuk bersiap siap tidur. Namun tiba tiba terdengar ketukan dari balik pintu.
Tok tok tok...
Keduannya pun kembali terbangun dari tempat tidur, dan Zahwa segera menyalakan lagi lampu kamarnya, setelah itu ia berjalan mendekati dan membuka pintu.
"Sarah, kamu kenapa?" Tanya Zahwa yang melipat Sarah berdiri dihadapannya dalam keadaan pucat.
"Za, aku sedang tidak enak badan, bisa tidak kalau aku tidur bersama kalian, aku tidak bisa tidur sendirian" ucap Sarah memelas kepada Sarah.
Anton pun beranjak dari tempat tidurnya dan menghampiri kedua istrinya.
"Kamu sakit sayang.?" Ucap Anton dengan menarik dan membawa Sarah duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Dan Sarah hanya mengangguk.
"Za, boleh kan Sarah tidur disini." Ucap Anton dengan menatap Zahwa.
"Iya mas boleh, sebentar aku ambilkan obat demam dulu ya." ujar Zahwa lalu keluar mengambil obat dan segelas air.
"Minum dulu obatnya, dan tidurlah disini, mungkin kamu kecapean Sarah." ucap Zahwa dengan menyerahkan obat dan air minum yang dibawanya.
Sarah pun segera meminum obat yang diberikan oleh Zahwa, lalu mereka bertiga pun segera naik ke atas kasur dengan posisi Anton berada ditengah. Anton merasa bingung dengan keadaan ini, ia kasihan dengan Sarah yang sedang demam, tapi bagaimana pun dia juga harus tetap menjaga perasaan Zahwa. Anton memiringkan tidurnya Menghadap Sarah yang sedang sakit dan memunggungi Zahwa.
Samentara Zahwa juga merasa kikuk dengan keadaan ini, Zahwa merasa hatinya sedikit sakit melihat Anton yang memunggunginnya kearah Sarah. Dan ketika Zahwa juga ingin memiringkan badannya memunggungi Anton, dengan segera Anton memegang dan meremas lembut sebelah tangan Zahwa. Zahwa tersentak kaget ia berusaha melihat tangannya yang berada dalam genggaman Anton, dan kembali tidur dengan tersenyum hatinya merasa tenang karna Anton perduli dengan perasaannya.