Serpihan Luka

Pagi ini di rumah Aditya terpantau rame.ada beberapa keluarga Aditya dan tetangga yang ada disana.

Karena hari ini Aditya dan Fiona akan melangsungkan pernikahan sederhana.

beberapa kali Fiona membuah nafas untuk sekedar menetral kan rasa gugup nya.

saudara saudara Aditya sangat ramah, mereka sama sekali tidak mempertanya kan latar belakang Fiona. Bahkan mereka tampak senang saat melihat Caraka.

" cantik nya calon istri ku' puji Aditya yang melihat Fiona keluar dari kamar nya setelah di rias.

Memuji di hadapan semua orang tentu saja membuat Fiona tersipu malu.

wajah nya langsung berubah menjadi merah merona, karena baru sekarang ada seseorang memuji diri nya.

Lima menit kemudian ijab kabul di mulai, Aditya terlihat gugup tap pria itu bisa mengatasi nya.

hanya dengan satu kali tarikan nafas, akhirnya Fiona sudah resmi menjadi istri Aditya.

Keduanya saling bertukar cincin baru setelah itu Fiona mencium tangan Aditya, begitu juga Aditya. Pria itu juga mengecup kening Fiona.

Kedua nya tampak malu malu, tapi tak bisa di pungkiri ada cahaya kebahagiaan di antara kecua nya.

"Selamat ya" ucap yoga yang turut bahagia.

Ucapan demi ucapan terus bergantian. Setelah acara akad selesai, acara selanjutnya berfoto ria.

"Gimana perasaan kamu? Apakah kamu bahagia?" tanya Aditya seraya menyodorkan segelas , minuman.

"Iya mas aku bahagia" jawab Fiona tersenyum.

Semakin Fiona tersenyum, semakin Aditya terpesona, karena lesung pipi nya te4lihat begitu cantik.

"Aku pikir saudara dan keluargamu akan menolak ku mas"

"Keluarga ku bukan tipe orang orang yang suka ikut campur dengan urusan orang, bagi mereka, yang terpenting mereka yang menjalani bahagi"

"Makasih ya mas" ucap Fiona.

Acara pun terus berlanjut. Ada yang makan, beryanyi, berdansa dan menari. Meskipun acara di gelar sederhana, tapi semua orang menikmati dengan penuh bahagia.

Menjelang sore acara pun selesai, satu per satu keluaga Aditya pamit pulang.

Malam ini Aditya tengah menemani Fiona menidurkan Caraka, Adit duduk di tepi ranjang menyelimuti caraka yang kini sudah terlelap dalam tidur nya.

" Harus nya kita punya dua tempat tidur dalam satu kamar" ucap Aditya.

"memangnya kenapa mas"? Tanya Fiona yang tidak mengerti.

"Kita sekarang sudah sah suami istri, masa iya kita tidur terpisah gini. Kamu di sini sama Caraka sedang kan aku di atas" ucap Adit menjelaskan

Apa yang di ucapkan Aditya membuat Fiona jadi binggung. Aditya melirik jam yang masih melingkar di tangan nya, menunjukan jam tuju malam.

"Masih jam tuju, aku keluar sebentar" pamit Aditya yang langsung di angguki oleh Fiona.

Aditya melangkah hendak keluar dari kamar itu, namun tiba tiba langkah nya terhenti. Membuat Fiona merasa bingung.

"Awas jangan tidur dulu, tunggu aku pulang" ucap Aditya membalikan badan nya.

Fiona mengangkat kedua alisnya bertambah bingung. Aditya pun bergegas pergi tanpa mengatakan ia mau kemana.

Sebenarnya Fiona sudah sangat lelah dan mengantuk, namun ia masih harus menunggu Aditya yang kini sudah menjadi suami nya itu pulang.

Satu jam berlalu, Terdengar suara deru mobil berhenti di halaman rumah pertanda suami nya sudah pulang.

dan benar saja, Aditya masuk dengan membawa barang yang lumayan besar.

" Mas ini apa" tanya Fiona yang penasaran.

" Ini kasur, kalau ini di buka nanti bisa melebar dan mengembang" jawab Aditya memberi tau.

Demi bisa tidur berdua dengan Fiona malam ini, aditya membeli kasur baru.

Fiona membantu Aditya menata kasur di kamar itu.

" Biarkan Caraka tidur disitu, dan kita tidur disini" ucap Aditya yang langsung naik ke kasur baru nya yang terasa sangat empuk.

Fiona pun tersenyum dan ikut naik ke kasur yang sama.

"Tidur lah malam ini kita istirahat dulu dan untuk malam pertama kita tunda besok aja" ucap Aditya lagi.

"Begitu ya"?

"Eem,,,, kamu sudah gak sabar ya"? goda Aditya seraya mengedipkan sebelah mata nya.

" Bukan begitu mas, sebenarnya aku merasa canggung aja, harus tidur dengan seorang laki laki"

Fiona pun mengambil dua bantal dan selimut untuk dirinya sendiri dan Aditya.

Aditya hanya tersenyum, pria ini tau betul. Mungkin karena sudah lama Fiona tidak lagi tidur seranjang dengan pras sejak caraka lahir.

Malam ini sebenarnya adalah malam pertama bagi Aditya dan Fiona. Hanya saja mereka menundanya karena mereka merasa sangat lelah setelah seharian mengadakan acara pernikahan.

"Akhirnya bisa memeluk mu juga" ucap Aditya yang kegirangan.

Pria ini memeluk Fiona dengan erat, rasanya nyaman sekali apalagi aroma tubuh Fiona yang sudah membuat Aditya merasa candu.

Bangun pagi, Aditya langsung tersenyum lebar. Hari ini adalah hari kedua ia menjadi seorang suami sekaligus menjadi seorang ayah untuk Caraka.

Pria ini keluar dari kamar karena tidak mendapati Fiona di samping nya.

"Sudah bangun mas" sapa Fiona yang melihat suaminya masuk ke dapur.

Aditya tersenyum saat melihat Fiona ada di dapur sedang membantu bi Minah menyiapkan sarapan.

Pria ini bisa mencium aroma kopi yang begitu menusuk rongga hidung.aroma yang membuat semangat Aditya meningkat.

Lebih meningkat lagi setelah Aditya menyesap kopi tersebut dengan penuh cinta.

"Nikmat nya kopi buatan istri ku" puji Aditya membuat Fiona tersipu malu.

" Perasaan setiap pagi aku minum kopi deh. Tapi kenapa kopi pagi ini terasa sangat berbeda" ucap Aditya

Fiona hanya terkekeh melihat suaminya, fiona melanjutkan menyiapakan sarapan pagi ini bersama bi minah, sementara Aditya masih asik menikmati kopi buatan istri tercinta nya.