6 tahun menjalin kasih dengan pemuda yang menjabat sebagai kepala desa membuat Aruna merasa senang. tapi disisi lain ibu tiri dan juga adiknya memaksa nya untuk mundur di pernikahan nya sendiri.
"Adik mu mencintai Aryo. sebaiknya Ketty saja yang menggantikan mu, sebagai pengantin!" ucap Ibu tirinya yaitu Susi.
"Kalian tega berbuat seperti ini padaku!" teriak nya dengan emosi yang begitu menyakitkan
Tapi tak lama pernikahan yang diharapkan nya sejak lama dengan orang yang dicintai nya, malah berakhir menikah dengan pria yang bahkan dia tak mengenal asal usul nya. apakah Aruna sanggup menjalankan pernikahan tersebut?
Bagaimana kelanjutan kisah nya yuk simak!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.33
Setelah dua hari akhirnya aku pergi ke kampung halaman tempat aku dilahirkan, biasanya aku pulang dengan raut wajah gembira dan penuh senyum sepanjang jalan. Kini wajah ku pun terlihat datar selama dalam mobil.
Langit dititipkan ke rumah mertua ku, ibu mertua ku hanya memandang ku sinis saja. Tak ada kata kata menyakitkan seperti biasanya, dia hanya terdiam tanpa memperdulikan kehadiran ku disana.
Flashback...
Langit diantar ke rumah Opa dan Oma nya terlebih dahulu, sebab dia masih sekolah dan tak mungkin ku bawa ke sana. aku juga menyiapkan makanan buatan ku di tas nya, ada juga cemilan ringan yang ku letakan di sana.
langit tak keberatan selama kami pergi ke kampung, dia bilang; "papi dan mami jangan lama lama disana, langit nanti kangen." ucap nya dengan wajah sendu.
Awalnya langit sibuk meminta ikut, tetapi mas Faris tak mengizinkan nya, apalagi disana kondisi nya tak memungkinkan, mereka tak tau siapa Faris yang sebenarnya.
"Jangan sedih okey, mami hanya sebentar saja kok, langit jangan nakal ya nak!" ucap ku dengan memeluk tubuh langit
"Mami janji jangan lama, ya. Nanti langit bakalan Call mami, pokoknya mami jangan sampai lama lama!" ucap nya dengan merengek manja
Adi tak menyangka cucunya begitu menyayangi Aruna, dia tersenyum tipis menyaksikan pemandangan yang membuat nya terharu.
"Opa bahagia melihat kalian tersenyum seperti ini, andai saja Aruna datang sebelum Dena, pasti mereka memiliki anak yang begitu lucu." batin Adi sambil mengeluarkan sedikit air mata nya.
Sedangkan Lena hanya terdiam menyaksikan pemandangan itu, dia masih terlalu kesal melihat suami nya mengancam diri nya untuk tak mengganggu Aruna. padahal dia tak menyukai sifat Aruna yang menurut nya terlalu kampungan.
"Sudah nak, ayok sama Opa. Nanti kita main ke Timezone!" ucap Adi dengan membujuk cucunya yang tak lepas dari pelukan Aruna.
"Ayok Opa, aku mau ayok!" ucap nya dengan riang.
Faris menghela nafas lega melihat anaknya mau dibujuk ke mall, tentu saja itu mainan kesukaan langit. papanya selalu membawa langit ke mall 2 hari sekali untuk sekedar main Timezone dan belanja mainan favorit nya.
"Kalian berdua hati hati, jaga kesehatan Jangan terlalu lama disana." ucap Adi dengan memberikan wejangan kepada kedua pasangan itu.
"Iya pah, terima kasih." ucap Aruna dengan tulus
"Iya nak, sama sama, semoga urusan mu di kampung cepat selesai ya. papa berdoa agar semuanya berjalan dengan lancar!"
"Amin,"
"Faris jangan ngebut bawa mobilnya, hati hati!" ucap Adi
"Iya pah!"
"Mah kita berangkat dulu ya." ucap Aruna yang sedikit kaku menyalim tangan mertua nya
"Hmm.." ucap Lena
"Mah, aku pamit dulu, ayok sayang kita berangkat!" ucap Faris menggandeng tangan Aruna dengan mesra
Hal itu membuat Lena berdecak sinis.
anaknya itu selalu saja kalau bucin tak tau tempat.
***
Setelah sampai di desa, hal pertama yang kami datangi adalah rumah bulek Halimah. Karena kemungkinan aku dan mas Faris ingin bermalam disana.
Karena di desa itu belum ada Fasilitas hotel, atau semacam penginapan lainnya. Masih sangat sulit mengakses internet, bahkan masih terlihat jalanan yang sangat rusak sepanjang jalan.
"Sayang, kok jalannya seperti ini ya?" tanya Faris sambil menyetir pelan takut banget mobil nya rusak ditengah jalan
"Aku juga ga paham, mas. padahal ya setau ku seharusnya jalanan ini sudah diperbaiki, apalagi pemerintah pusat dulu pernah sekali datang kesini untuk melihat kondisi desa. tapi kok belum diperbaiki ya, aku juga ga sadar akan hal itu mas."
"Berarti ada yang curang sayang, kepala desa nya pasti korupsi!" celetuk Faris
"Deg.." jantung Aruna berdetak kencang, entah kenapa pemikiran nya tak konsentrasi saat mendengar ucapan Faris barusan
"Loh, sayang kenapa kamu terdiam gini?"
"Mas, aku kok curiga sama Aryo ya. dulu pas masih pacaran dia itu sering sekali membeli barang barang mewah gitu mas. Pernah sekali aku dibelikan tas yang lumayan mahal."
Hal itu membuat Faris kesal, entah kenapa dia tak suka dengan ucapan Aruna tentang Aryo yang membelikan nya barang.
"Terus tas nya dimana?" tanya Faris dengan wajah yang menahan kesalnya
"Udah sama Ketty, Mas. Kan dia selalu tak suka liat tas ku, baju ku, semua nya dipinjam."
"Huft, syukurlah, mas ga suka dia kasih kamu barang, atau apapun itu bilang ke mas oke?"
"Iya mas ku sayang, lagian aku juga ga ada perasaan apa apa lagi sama dia, aku udah cinta sama mas Faris sepenuhnya!"
Hal itu membuat Faris tersenyum mendengar nya.
"Tapi ga semua nya deh cinta aku, terbagi dua!" ucap Aruna yang menjahili Faris
Senyum faris yang tadi nya merekah seketika luntur, bisa bisa nya Aruna mengerjainya.
"Siapa laki laki itu?" tanya nya dengan menatap datar istrinya itu
"Langit!" ucap nya polos sambil cengengesan
Mendengar ucapan aruna membuat nya lega, syukurlah dia kira istrinya memiliki laki laki lain.
"Dasar nakal!" ucap nya dengan mencubit pipi chubby istrinya
"Awww mas sakit ih." sahutnya cemberut
"Habis kamu nakal, bisa bisa nya godain mas sayang."
dan si Aryo kepedean lagi, emang nya Aruna cewek apaan cewek bego gitu.. yg mau buang permata demi kamu yg cuma batu kerikil?
sudah nikmati saja rasa sakit yg seperti Aruna rasakan..
dan buat neng Ketty hati2 neng lambey mu di jaga nanti kena gampar orang aja baru tau rasa/Curse/
tapi gpp kok Thor soalnya Mak juga sering ngetik typo kaya gitu/Determined/