Devanya Putri Erlangga adalah putri dari pengusaha kaya yang bernama Danu Erlangga. Saat ini dia masih kuliah semester lima dan dia sangat populer di Kampusnya karena kepintaran dan kecantikannya. Namun dia tidak mengetahui jika dirinya adalah anak dari istri kedua Danu Erlangga.Orangtuanya merahasiakan itu darinya.Hingga ibunya meninggal dan papanya pun kembali tinggal dengan istri pertamanya di Kota lain.Karena merasa papanya sudah tidak sayang lagi, Devanya pun berubah drastis.Dia tidak lagi fokus dengan kuliahnya, hari-hari di laluinya dengan bersenang-senang dengan pacar dan juga sahabatnya.Setiap malam mereka selalu pergi ke Club dan menghabiskan waktu di sana.Sehingga papanya pun tidak tau lagi bagaimana cara mendidik anak gadisnya tersebut, hingga akhirnya diapun di jodohkan dengan anak pembantunya yang seorang polisi. Penasaran?? baca yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natalia Okan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Dengan langkah gontai Adit keluar dari kamar, rasanya dia ingin berteriak sekerasnya meluapkan perasaannya. Adit lalu masuk ke dalam mobilnya dan menancapkan gasnya dengan kecepatan tinggi. Dia langsung menuju ke rumahnya, karena saat ini rumahnya lah yang bisa menjadi tempat untuk menenangkan diri. Sesampainya di rumah Adit langsung di sambut oleh ibunya dengan senyum bahagia. Karena ibunya sudah rindu dengan anak dan menantunya tersebut namun ternyata yang datang hanya lah anaknya sendiri.
"Nak, ibu baru saja ingin berangkat ke rumah kalian, karena ibu sangat merindukan kalian.."
"Ma'af bu, aku baru sempat pulang sekarang. Belakangan aku dan Anya sangat sibuk.."
"Tidak apa-apa nak, ibu mengerti kok. Oh ya gimana kabar Anya?"
"Anya baik bu.." jawab Adit sambil memaksakan senyuman di bibirnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan dirinya dan Anya. Lalu setelah itu dia langsung masuk ke kamarnya dan menghempaskan tubuhnya dengan kasar di atas tempat tidur. Lalu membenamkan kepalanya di bantal. Ibu Sumi yang merasa Adit tidak baik-baik aja langsung menyusul ke kamar dan duduk di sisi ranjang putranya itu.
"Nak, apa kamu baik-baik aja?" tanyanya sambil membelai kepala putranya itu.
"Aku baik-baik saja bu, hanya sedikit lelah.." Adit lalu bangkit dan duduk di samping ibunya.
"Nak, apa kamu masih berhubungan dengan Ayu??"
Adit menarik nafasnya dalam lalu melepaskannya perlahan.
"Nggak bu, aku sudah lama mengakhiri hubunganku dengan Ayu. Tapi sampai saat ini Ayu masih belum bisa menerimanya.."
"Syukurlah.. Ibu yakin nak, perlahan Ayu pasti bisa menerima dan menemukan laki-laki yang baik untuknya. Mungkin ibu egois, karna ibu sudah memintamu menerima perjodohan dengan Anya.."
Ibu Sumi berdiri dari duduknya dan melangkah menuju jendela. Matanya nanar memandang jauh seakan memory lama kembali muncul di benaknya.
"Dulu waktu pertama kali pak Danu meminta ibu untuk bekerja di rumahnya, ibu sangat senang karna tugas ibu hanya menjaga seorang gadis kecil yang sangat lucu yaitu Anya. Anya hanya tinggal berdua dengan maminya karna pak Danu sering pergi. Mereka hidup bergelimang harta, tapi tak ada kehangatan di sana. Setiap kali pak Danu pergi, maka mami Anya akan mengurung diri di kamar atau pergi ke diskotik. Nyonya Aini selalu mabuk-mabukan. Dan ketika pak Danu pulang, mereka selalu ribut seperti tak pernah ada ujungnya. Ternyata pak Danu sudah memiliki istri sebelum menikah dengan nyonya Aini, bahkan sudah memiliki seorang putra yang mungkin seumuran denganmu. Pak Danu tidak ingin menceraikan istri pertamanya, dan nyonya Aini tidak bisa menerima itu. Ibu juga tidak mengerti mengapa pak Danu menikahi nyonya Aini sedangkan dia mencintai istri pertamanya.."
Ibu Sumi menarik nafasnya dalam dan melepasnya perlahan sebelum melanjutkan kembali ceritanya. Sedangkan Adit tertegun mendengar cerita ibunya.
"Setelah Anya beranjak besar, pak Danu mulai sering pulang ke rumah karena dia sangat menyayangi Anya. Di depan Anya mereka terlihat baik-baik aja, tapi ibu tau kalau nyonya Aini sangat menderita. Hingga nyonya Aini menderita kanker hati karna sering minum minuman keras, tapi dia merahasiakan itu dari pak Danu dan juga Anya walau akhirnya kecelakaan lah yang merenggut nyawanya.."
"Masih terngiang-ngiang di telinga ibu permintaan terakhir nyonya Aini sebelum dia pergi dan mengalami kecelakaan. Tiba-tiba dia meminta ibu berjanji untuk selalu menjaga Anya sampai Anya menikah, dia menangis sambil meminta ibu untuk menjabat tangannya.." Air mata bu Sumi mengalir deras di pelupuk matanya mengingat kenangan terakhirnya bersama majikannya tersebut. " Itulah sebabnya selama ini ibu selalu menolak ketika kamu mengajak ibu pulang, karena ibu ingin menepati janji ibu pada nyonya Aini. Dan ibu sangat bahagia, ketika pak Danu ingin menikahkan kalian berdua.."
Lalu bu Sumi membalikkan badannya dan menatap Adit dengan tatapan sedih. "Ibu mohon, tolong bahagiakan Anya. Supaya ibu bisa hidup tenang karena sudah menepati janji ibu terhadap nyonya Aini.."
Adit menyeka air mata ibunya. "Ibu tenang aja, aku pasti akan menjaga Anya dan membahagiakannya.." kemudian dia memeluk ibunya.
"Pulanglah nak, jangan pernah tinggalkan Anya.." bu Sumi menepuk punggung putranya lembut.
Adit akhirnya pulang ke rumahnya. Dia tidak akan terpengaruh lagi dengan ucapan Anya yang mengajaknya untuk bercerai.
Sesampainya di rumah, Adit melihat mobil Meysa sudah terparkir di halaman rumah itu. Adit pun langsung masuk ke dalam rumah dan mendapati Anya dan juga para sahabatnya sudah bersiap-siap untuk pergi. Anya mengenakan dress navy selutut dan juga tas selempang dengan warna senada dan membiarkan rambut panjangnya terurai. Dia terlihat sangat cantik.
"Hey mas Adit.." sapa Meysa sambil tersenyum manis.
"Kalian mau kemana?" tanya Adit dengan muka datarnya.
"Kita mau keluar mas, karna kita mau merayakan perpisahan dengan Adel.."
"Tapi aku tidak mengizinkan Anya pergi.." ucap Adit sambil menatap Anya dengan tatapan dingin.
"Yaahh mas Adit, pliiiss.." Meysa mengatup kedua tangannya dan memohon kepada Adit.
Tanpa menghiraukan Meysa, Adit lalu menarik tangan Anya hingga Anya menabrak dada bidangnya.
"Mas Adit apaan sih??" Anya mencoba melepaskan diri, namun Adit mengukungnya dalam pelukannya.
Sontak saja Meysa dan Adel terkejut melihat pemandangan yang ada di depan mata mereka.
"Kamu itu udah jadi istri orang, jadi kalau mau pergi-pergi harus izin dulu sama suami.." ucap Adit sambil mempererat pelukannya.
Seketika Anya langsung memplototi Adit dan memberi kode supaya Adit diam.
"Hah???" lagi-lagi Meysa dan Adel sangat terkejut mendengar ucapan Adit.
"Sayang.., aku tunggu di atas ya.." ucap Adit sambil mengelus kepala Anya. Lalu dia langsung menuju lantai atas dengan senyum mengembang.
'Mas Adit kenapa sih?'
"Anyaaa,, jadi bener lo udah nikah sama mas Adit??" tanya Meysa penuh selidik.
Anya tidak bisa lagi menyembunyikan pernikahannya. Dia hanya tertunduk.
"Gua kecewa ama lo Nyak. Lo tega banget merahasiakan pernikahan lo ke kita.." Meysa menampilkan wajahnya yang kecewa.
"Gua juga Nyak. Lo itu nganggap kita sahabat apa bukan sih?" timpal Adel.
"Meysa, Adel, gua minta ma'af. Gua nggak bermaksud merahasiakan ini dari kalian. Gua juga nggak nyangka tiba-tiba papi meminta gua nikah sama mas Adit. Makanya gua belum berani cerita, karna gua sendiri masih belum yakin dengan pernikahan ini..."
"Sejak kapan Nyak??"
"Emmm..., sejak gua keluar dari rumah sakit. Tapi gua mohon ama kalian berdua, tolong rahasiakan ini dari siapapun. Gua nggak mau teman-teman di kampus tau kalau gua udah nikah.." Anya terlihat memohon.
"Oke.. Lo tenang aja, kita nggak akan cerita ke siapa-siapa. Terus gimana ama mas Raka? dia pasti kecewa banget.."
"Mas Raka? gua kan nggak ada hubungan apa-apa ma dia, kenapa juga dia harus kecewa.."
"Nyak, lo nggak tau kalau mas Raka itu suka ama lo.."
"Ehem..ehem..." tiba-tiba Adit turun lagi ke bawah dan menatap Meysa dengan tatapan membunuh.
"Ya udah Nyak, kalau gitu kita pergi dulu ya.." ucap Meysa.
Lalu Meysa dan Adel pun langsung bergegas meninggalkan rumah Anya.
******
SI AUDREY NYA KMANA...???