AWAS... BANYAK ADEGAN UWU YANG BISA BIKIN BAPER SAMPE TER DILLON DILLON... 😁
WILLOW JANE FOSTER, memiliki trauma akan masa lalunya ketika masih remaja. Dulu dia hampir saja diperkosa oleh kakak tirinya. Sebelum itu, Willow sering mengalami kekerasan yang dilakukan oleh kakak tirinya. Hingga kejadian ini berhenti ketika kakak tirinya masuk penjara karena menyerang sahabat Willow yang membela dirinya.
Kejadian percobaan pemerkosaan itu sangat ditutup rapat oleh keluarganya karena menurut ayah Willow itu merupakan aib keluarga. Bahkan para sahabat Willow pun tak tahu hal ini.
Karena kejadian itulah, Willow menjadi gadis introvert dan memiliki trauma mendalam pada laki laki kecuali ayahnya. Dia tak bisa bersentuhan dengan seorang pria dan memiliki panic attack atau anxiety disorder yang cukup parah.
Pertemuannya dengan Dillon Riley Robert mulai mengubah hidupnya sedikit demi sedikit.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#33
Dillon masih belum bereaksi dan masih terpaku di tempatnya.
"Katakan sekali lagi," ucap Dillon.
"Kurasa aku mulai mencintaimu," kata Willow tersenyum cantik.
Senyum yang selalu membuat Dillon meleleh. Dillon yang tak pernah salah tingkah pun akhirnya dibuat salah tingkah oleh Willow.
Willow kemudian mendekat ke arah Dillon dan berdiri cukup dekat dengan Dillon.
"Aku ingin mencoba menyentuhmu," lirih Willow yang semakin membuat Dillon speechless.
"Dillon ... Apa kau mendengarku? Kau tak mengatakan apapun," ucap Willow.
Dillon kemudian tersenyum dan dia mengulurkan tangannya pada Willow.
"Sentuh aku dimanapun kau mau," ucap Dillon.
Willow menatap mata Dillon dan kemudian melihat tangan Dillon yang terulur padanya. Willow mengangkat tangannya dengan sangat perlahan dan mencoba menyentuh jari jemari Dillon yang ada didepannya.
Meskipun masih tampak ragu, tetapi Willow sangat yakin dia bisa melakukan hal ini. Hingga akhirnya Willow menyentuh jari jemari Dillon dengan jari lentiknya.
Dadanya mulai berdebar. Bukan karena takut, tetapi lebih kepada rasa deg deg-an karena ini pertama kalinya dia menyentuh seorang laki laki selain daddynya sejak trauma itu datang.
Willow menggigit bibirnya dan mulai membelai telapak tangan Dillon dengan jari telunjuknya. Tubuh Dillon bergerak lebih mendekat lagi pada Willow.
Rasa lelah dan letihnya seketika hilang karena hal ini. Willow mulai menggerakkan telapak tangannya untuk menggenggam tangan Dilllon yang terlihat besar di banding tangannya yang mungil.
Dillon menyerahkan semuanya pada Willow. Dia ingin Willow nyaman dengan hal ini dengan membiarkan Willow melakukan apapun yang Willow suka.
Hingga akhirnya Willow menggenggam tangan Dillon dan melihat kembali ke arah wajah Dillon yang tampak tenang dan tersenyum. Dan hal itu membuat Willow semakin yakin bahwa dia akan bisa menyentuh Dillon tanpa ada kendala apapun nanti.
"Aku bisa melakukannya, Dillon," bisik Willow lirih dan tersenyum.
"Apakah aku boleh membalas genggamanmu?" tanya Dillon.
Willow mengangguk dan Dillon menggenggam tangan Willow dengan lembut. Lalu Dillon mengulurkan tangan kirinya dan memberi tanda pada Willow agar dia juga menggenggam tangan kirinya.
Willow mengangkat tangan kanannya dan perlahan memegang tangan Dillon yang menurutnya terasa hangat.
Kini tangan mereka tampak saling bertautan dan Willow meneteskan air matanya karena hal ini.
"Maaf ... Aku memang sangat cengeng," kata Willow lirih dan Dillon mengusap air matanya menggunakan tangannya.
Alih alih menghindar, Willow justru nyaman dengan usapan tangan Dillon di pipinya. Willow menahan tangan Dillon untuk tetap berada di pipinya dan memejamkan matanya.
"Thank you," bisik Willow dan air matanya menetes kembali.
"Jangan menangis, sayang. Bukankah aku sudah mengatakan, aku akan selalu disampingmu dan berjuang bersamamu," ucap Dillon lembut dan menangkup pipi Willow. Hal yang sangat ingin dilakukannya sejak dulu.
"Apakah aku terlihat berlebihan, Dillon?" tanya Willow dengan suara tercekat.
"Tidak ... Aku tak pernah menganggap kau berlebihan. Tak ada yang tahu rasa sakit yang sudah kau rasakan dulu. Seandainya aku mengenalmu sejak dulu, aku tak akan membiarkan hal buruk itu terjadi padamu," kata Dillon yang masih mengusap pipi Willow dengan tangannya.
Tanpa sadar tubuh mereka saling menempel dan Willow semakin nyaman dengan posisi itu. Dia belum pernah merasakan hal ini, jadi dia merasa keluar dari lubang gelap yang selama ini mengurungnya.
"Bolehkah aku memelukmu?" tanya Dillon.
Mata hijau Willow yang basah menatap mata Dillon. Lalu dia mengangguk dan akhirnya Dillon memeluk Willow.
Willow semakin menangis di dalam pelukan Dillon dan Dillon mengusap lembut punggungnya.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAAA....❤❤❤