Sulfi sangat bahagia ketika liburan sekolah akan tiba dan ia memutuskan untuk pulang ke rumah neneknya
Saat pulang sekolah ada sebuah mobil yang menyerempet Sulfi sampai kakinya tidak bisa untuk berjalan
Pengendara mobil itu langsung membawa Sulfi ke rumah sakit dan ia akan bertanggung jawab semuanya
Sulfi yang merasa jengkel meminta pengendara itu untuk menemaninya ke rumah nenek yang ada di Kota M
Dan tanpa Sulfi ketahui kalau pengendara itu ternyata Om dari kekasih Sulfi yang bernama Hatta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Setelah selesai makan malam, Sulfi mendengar suara ponselnya yang berdering dan Ia segera menuju ke kamarnya
Melihat nama suaminya yang sedang menelponnya, Sulfi mengatur nafasnya dan ia langsung mengangkatnya
"Assalamualaikum sayang, sedang apa? Rindu sama Mas?" Tanya Marshal dengan suara khasnya
"Wa'alaikumsalam Mas, aku baru saja selesai makan. Aku tidak rindu dengan Mas" jawab Sulfi berbohong
Sebenarnya Ia sangat merindukan suaminya yang baru tadi pergi untuk dinas luar kota
Marshall tersenyum dan ia mendekatkan layar ponselnya dan melihat istrinya yang pucat
"Sayang sakit? Kenapa pucat sekali?" Tanya Marshall
Sulfi langsung menggelengkan kepalanya dan ia mengatakan kalau ia hanya kelelahan
Marshall menghela nafasnya dan meminta istrinya untuk menjaga kesehatannya
"M-mas sekarang ada dimana? Kenapa ramai sekali?" Tanya Sulfi yang melihat banyak sekali orang disana
"Mas sedang berdama dengan beberapa klien, nanti Mas telepon lagi ya. Jaga kesehatan" Marshall langsung menutup ponselnya
Sulfi menunjukkan wajah sedih karena ia masih ingin mengobrol banyak dengan suaminya dan tak terasa kalau air mata Sulfi jatuh menetes di pipinya
Baru kali ini Sulfi merasa kesepian, padahal suaminya hanya dinas luar untuk lima hari kedepan
Sulfi menghapus air matanya dan ia mengambil tasnya dan mulai mengerjakannya tugas yang tadi belum sempat ia selesaikan
Tok
Tok
Tok
"Nona, apakah anda sudah tidur?" Tanya Alan yang sedang berdiri di depan pintu kamar
Mendengar suara ketukan pintu, Sulfi langsung bangkit dari tempat tidurnya dan ia langsung membuka pintu
"A-ada apa?" Tanya Sulfi
Alan mengajak Sulfi untuk belajar di ruang keluarga karena Ia baru saja membuat pisang goreng
Sulfi menganggukkan kepalanya dan ia mengambil buku berserta alat tulisnya
Setelah berada di ruang keluarga, Sulfi melihat sepiring pisang goreng yang sudah ada di atas meja. Tidak hanya itu saja, Alan juga membuat susu coklat untuk Sulfi
"Terima kasih Pak" ucap Sulfi
Alan mengernyitkan dahinya saat mendengar Sulfi memanggilnya Pak
"Saya belum tua dan belum menikah, panggil Mas saja" ucap Alan
"Iya Mas Alan" Sulfi kembali mengerjakan tugas rumahnya dan disaat fokus mengerjakan tiba-tiba notifikasi dari ponselnya berbunyi
Sulfi melihat Yanuar yang sedang mengirimkan pesan
Yanuar: Apakah kamu sudah tidur?
Sulfi: Belum, aku masih ngerjakan tugas
Yanuar: Aku temani ya, aku juga sedang mengerjakan tugas
Sulfi dan Yanuar melanjutkan mengirim pesan sambil mengerjakan tugas
Alan melihat Sulfi yang dari tadi senyum-senyum sendiri. Ia mengira kalau Marshall yang sedang mengirim pesan kepada Sulfi
Mereka pun mengirimkan pesan sampai larut malam dan setelah selesai mengerjakannya tugasnya, Sulfi meminta Yanuar untuk lekas istirahat
Sulfi melihat Alan yang sudah tertidur di depan televisi dan Ia juga memutuskan untuk segera tidur
Sementara itu di tempat lain dimana Marshall sedang mengobrol dengan beberapa klien yang ada di tempat itu
"Tuan Marshall, bagaimana kalau bulan depan anda kerumah saya" pinta Tuan Zico
Tuan Zico ingin mengenalkan putrinya dan ia berharap jika Marshall mau menikah dengan putrinya yang bernama Gisel
Marshall langsung menolak ajakan dari Tuan Zico dan beralasan karena Marshall masih banyak kerjaan yang harus segera dilakukan
Tuan Zico memakluminya karena Marshall terkenal dengan sosok pekerja keras
Kemudian Marshall melanjutkan obrolannya dengan klien yang lain dan meninggalkan Tuan Zico yang ingin menjodohkannya dengan Putrinya
Keesokan harinya dimana Sulfi sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah
Sulfi mengambil tas sekolahnya dan segera ia turun kebawah dimana Alan sudah menunggunya
"Nona, tidak sarapan dulu?" Tanya Alan yang melihat Sulfi mengenakan sepatunya
Sulfi mengatakan kalau dirinya akan makan di sekolah saja dan untunh saja Alan sudah menyiapkan bekal untuk Sulfi
"Mas, kita naik motor saja ya dan nanti tidak usah menjemputku karena aku ada kerja kelompok di rumah Dhea" ucap Sulfi berbohong karena hari ini Yanuar ingin mengajaknya untuk ke cafe
Kemarin Sulfi sudah menolak ajakan Yanuar dan untuk hari ini Ia tidak mau membuat Yanuar curiga dan akhirnya Ia mau untuk pergi bersama dengan Yanuar
Sulfi meminta Alan untuk tidak memberitahukan kepada Marshall yang sedang bekerja
"Tapi, Nona..." Sulfi meminta Alan untuk fokus mengendarai motornya
Alan langsung diam dan ia tidak mau bertanya apapun kepada Sulfi
Beberapa menit kemudian, Alan menghentikan motornya dan Sulfi segera turun
Sulfi memalingkan wajahnya saat melihat mobil Yanuar yang sedang melintas tepat di depannya
"Aku masuk ke kelas dulu" Sulfi segera berlari agar Yanuar tidak curiga ketika ia diantar oleh Alan
Saat akan masuk kedalam kelas, Yanuar memanggil Sulfi dan seperti biasa Yanuar membawa nasi kotak untuk Sulfi
"Jangan lupa nanti sore kita ke cafe" ucap Yanuar
"I-iya, aku nggak lupa kok" Sufi tersenyum dan ia masuk ke dalam kelasnya
Dhea melirik ke arah sahabatnya yang dari tadi senyum-senyum sendiri
Sulfi memberikan bekali kepada Dhea dan ia memilih sarapan dengan nasi yang di berikan oleh Yanuar
"Kenapa kamu dari tadi senyum-senyum sendiri? Kamu sehat kan?" Tanya Dhea sambil memegang kening Sulfi
"Kamu kira aku kumat sampai memegang kening ku?"
Dhea langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Sulfi dan ia menjelaskan kalau hari ini tak seperti biasanya Sulfi tersenyum sebahagia itu
Sulfi mengatakan kalau hari ini ia sangat bahagia sekali
"Alhamdulillah, aku ikut senang mendengarnya" ucap Dhea yang tidak mau melihat sahabatnya berlarut larut dalam kesedihan
Setelah selesai sarapan, bel sekolah berbunyi dan mereka berdua langsung mengambil buku mata pelajaran hari ini
Mereka berdua fokus saat mendengar guru yang sedang menerangkan di depan papan tulis
Detik demi detik berganti dan jam menunjukkan pukul tiga sore
"Kamu tidak pulang?" Tanya Dhea
"Sulfur akan pulang bersama dengan aku" potong Yanuar yang baru saja masuk ke dalam kelas untuk mengajak Sulfi
Dhea langsung tersenyum dan meledek Sulfi yang ternyata akan pulang bersama Yanuar
Wajah Sulfi langsung memerah dan ia meminta sahabatnya untuk tidak meledeknya
"Dhea, jangan seperti itu. Lihatlah dia, pipinya sudah merah seperti itu" ucap Yanuar
Dhea tertawa kecil dan ia meminta Yanuar untuk lekas mengantarkan sahabatnya itu pulang
Yanuar menganggukkan kepalanya dan ia langsung menggandeng tangan Sulfi menuju ke mobilnya
Sulfi melepaskan tangannya dari genggaman Yanuar dan meminta maaf untuk tidak menggandeng tangannya
"M-maafkan aku..." Kemudian Yanuar mengajak istrinya untuk masuk ke dalam mobil
Yanuar membantu Sulfi untuk memasangkan sabuk pengaman dan setelah itu Yanuar langsung melajukan mobilnya menuju ke Cafe
"Sulfi, pakailah jaketku jika kamu kedinginan" Yanuar memberikan jaketnya agar Sulfi merasa tidak kedinginan lagi
Yanuar memang menghidupkan ac-nya karena udara diluar sangatlah panas
Sulfur memakai dan tidak sengaja ia melihat koleksi kaset The Beatles milik Yanuar
" Kamu suka The Beatles?" tanya Sulfi
Yanuar menganggukkan kepalanya dan ia langsung memutar lagu tersebut
Sulfi yang juga penggemar The Beatles sontak langsung menyanyikannya
Mereka bernyanyi sampai akhirnya Yanuar menghentikan mobilnya di depan Cafe
Yanuar mengajak Sulfi untuk turun dari mobil dan segera mereka berdua masuk kedalam Cafe
"Mau pesan apa?" Tanya Yanuar sambil membaca buku menu
Sulfi memesan lemon squash dan bomboloni, sedangkan Yanuar memesan kopi dan kentang
goreng
Sambil menunggu pesanan datang, mereka berdua mengobrol dan sesekali bercanda
Sulfi lupa kalau saat ini ia sudah menjadi istri dari Marshall dan tindakan ini bisa membuat Marshall marah
Tak lama kemudian makanan mereka berdua telah tiba dan Yanuar meminta Sulfi untuk lekas memakannya