Menjalin asmara bertahun-tahun tak menjanjikan sebuah hubungan akan berakhir di pelaminan.
Begitulah yang di alami oleh gadis bernama Ajeng. Dia menjalin kasih bertahun-tahun lamanya namun akhirnya di tinggal menikah oleh kekasihnya.
Namun takdir pun terus bergulir hingga akhirnya seorang Ajeng menikahi seorang duda atas pilihannya sendiri. Hingga akhirnya banyak rahasia yang tidak ia ketahui tentang suaminya?
Bagaimanakah Ajeng melanjutkan kisahnya??
Mari kita ikuti kisah Ajeng ya teman2 🙏🙏🙏
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🙏. Mohon jangan di bully, soale Mak othor juga masih terus belajar 😩
Kalo ngga suka ,skip aja jangan kasih rate buruk ya please 🙏🙏🙏🙏
Haturnuhun 🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Gara-gara Uang
Khalis tidur sepanjang perjalanan pulang. Mungkin karena ia kelelahan dan terlalu excited jalan-jalan bersama ayahnya untuk pertama kalinya.
Bhumi mengantar Ajeng lebih dulu sebelum tiba di kostnya.
"Mas Bhumi ngga piket malam?" tanya Ajeng.
"Iya, nanti piket malam sih."
"Ya udah, Khalis di sini aja kalo mas piket malam."
"Ngga apa-apa?"
"Ya ngga apa-apa mas. Lagian aku juga ngga ada kesibukan apa pun habis ini. Nanti kalo mas berangkat tinggal bawain baju ganti buat mandi sore sama besok pagi."
Bhumi spontan mengacak pelan puncak kepala Ajeng.
"Terimakasih banyak ya Jeng!"
Ada rasa hangat yang tak pernah Ajeng rasakan sebelumnya. Selain bicaranya yang lembut, Bhumi juga bersikap baik dan tak berlebihan dalam bersentuhan.
Alangkah beruntungnya ibunya Khalis ya?
Ajeng tersenyum dan mengangguk.
"Aku bawa Khalis ke dalam ya mas!" pamit Ajeng.
"Iya, makasih sebelumnya."
Dua sejoli itu pun berpisah sementara. Ajeng merebahkan Khalis di kasurnya.
Bocah kecil menggemaskan itu tampak tak terganggu dengan bunyi-bunyian para penghuni kost yang lain.
Setelah memastikan Khalis yang nyaman, Ajeng pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Masih cukup sore untuk ia ikut beristirahat di samping Khalis nanti.
Sementara itu, Bhumi tak langsung pulang. Ia memenuhi janjinya untuk ke rumah sang ibu. Kendaraan roda duanya pun melesat melewati gang-gang kecil menuju ke rumah ibunya tersebut.
Sesampainya di sana, sang ibu masih sibuk dengan pembeli. Warung sembako yang tak terlalu besar itu cukup ramai di komplek gang itu.
Ya, karena memang hanya ada satu-satunya warung yang komplit di sana.
Dari warung, Bu Tini bisa melihat kedatangan anaknya yang sedang berjalan masuk ke ruang tamu.
Setelah selesai melayani pembeli, Bu Tini pun menghampiri Bhumi.
"Khalis mana, kenapa ngga ikut?" tanya Bu Tini basa-basi.
"Ada sama Ajeng'' jawab Bhumi.
Bu Tini menggeleng pelan sambil berkacak pinggang.
"Kamu percaya begitu saja sama orang baru buat di titipi Khalis, Mi? Kamu ngga takut anak kamu di apa-apain?"
Bhumi menghela nafas.
"Memang apa yang mau apain Khalis, Bu? Bahkan dia mungkin jauh lebih sayang ke Khalis di banding ibu!" sahut Bhumi. Ada rasa tak terima saat ibunya menuduh Ajeng seperti itu.
"Kamu bener-bener ya Bhumi. Kalo sudah jatuh cinta sama perempuan, ibu mu saja kamu anggap jahat!''
"Bhumi ngga pernah bilang ibu jahat. Tapi cukup Bhumi harap, ibu tidak akan menyakiti Ajeng atau perempuan mana pun yang dekat dengan Bhumi. Cukup Ayu yang jadi korban ibu!"
Hati Bu Tini meradang mendengar ucapan anak bungsunya tersebut.
"Ini uang belanja buat keperluan ibu dan ayah! Bhumi sudah ngga bisa mengcover semuanya. Kebutuhan Bhumi dan Khalis banyak saat ini!"
Bhumi meletakkan amplop di atas meja ruang tamu. Bu Tini pun langsung menyambarnya dan melihat isinya. Matanya melebar karena terkejut. Dia sudah ingin sekali protes untuk meluapkan emosinya.
Belum keluar kalimat dari bibir Bu Tini, Resti yang baru pulang kerja menyela obrolan mereka.
"Orang dia abis jalan-jalan sama pacarnya Bu, makanya dia ngasihnya dikit!"
Resti tiba-tiba nimbrung antara ibu dan anak tersebut.
Bu Tini menatap Bhumi dengan tatapan galaknya. Sedangkan Resti tersenyum meremehkan.
"Kamu ngabisin duit cuma buat ngajakin anak kampung itu, Bhumi?"
"Iya, kami memang baru pulang jalan-jalan. Apa salahnya Bhumi menyenangkan anak sendiri. Selama ini Bhumi sibuk mencari uang tanpa pernah mengajak Khalis berlibur. Kalau pun sekarang kami menghabiskan uang, toh itu uang Bhumi sendiri!"
Bu Tini meremas kedua tangannya karena kesal.
"Harusnya kamu mempertimbangkan mana yang penting mana yang ngga dong, Bhumi! Jangan cuma mikirin diri kamu sendiri!" oceh Bu Tini.
"Tahu tuh, sendirinya enakan jalan-jalan orang tuanya di abaikan!" celetuk Resti.
"Harusnya kata-kata itu buat kamu mba! Anak laki-laki memang bertanggung jawab atas orang tuanya. Tapi bukan berarti aku juga berkewajiban memenuhi kebutuhan keluarga kamu mba! Aku juga punya kebutuhan sendiri!"
Bhumi bangun dari sofa lalu meraih kunci sepeda motor yang ada di meja tadi.
Gigi Resti bergemeletuk.
"Keterlaluan kamu, Bhumi ! Awas aja kalo kamu butuh aku!" teriak Resti. Bu Tini memijat pelipisnya.
Jika ia biasa di jatah satu setengah juta sebulan, sekarang hanya tujuh ratus ribu. Sedangkan dia punya banyak tanggungan arisan. Pusing kan???
"Kamu juga Res, bukannya bantu ibu malah yang ada nambahin beban pengeluaran rumah ini!"
Resti mendengus sebal.
"Dafi juga tuh di perhatikan! Jangan ngandalin masakan ibu terus. Uang sakunya kalo kira-kira ngga cukup, kamu bawain bekal dong! Jadi pulang-pulang ngga nodong ibu terus!"
Bu Tini mengeluarkan unek-uneknya sambil berlalu menuju ke kamarnya.
Bisa bayangkan kan gimana reaksi Resti setelah mendengar ocehan ibunya????
💐💐💐💐💐
Mon maap baru apdet. Kemarin sibuk prepare. Sekarang lagi dalam perjalanan mudik 😊🙏🙏🙏
terimakasih teman2 🙏
tak apa... tak ada keluargamu yg mensuportmu bumi....
yakinlah... dgn mnjadikn ajeng istri... km bisa mndaptkn dan merasakn arti dan kasih sayang keluarga.... yg slm ini tak prnah km dptkn dri keluargamu...
dan brjanjilah untuk mnjadi garda trdepan untuk knyamanan istri dan ankmu.... jgn smpe keluargamu yg toxic dan benalu itu sll merusuh...
toh km n keluargamu yg mmbuang ajeng....
klo ajeng mudah move on dri km... ya itu bonusss luar biasa dri Allah... krna dia bukan perempuan yg jahat hatinya....
cerita ranu n novita... serta keluarga mereka... keluarga toxic si bhumi jga di skip dlu aja...
biarlah cerita ajeng n bhumi berkembang... smpe mereka bner2 sukses brdua... punya nama besar...
atau lamu istikhoroh dulu..