Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Dua tim
Termenung Arya setelah mendengar ucapan purnama barusan bahwa selama ini walau pun diam diam, tapi Purnama curiga pada anak nya yang semata wayang itu. bahkan kalau di pikir maka kutukan dari Ayah mereka sudah sangat lama sekali, karena memang Juragan Adi sangat marah pada mereka berdua yang malah cosplay jadi siluman baik.
Selama itu pula Purnama memendam rasa takut nya sendiri, sebenar nya kemarin sudah mau cerita pada suami nya tentang rasa curiga ini pada Zahra. tapi lagi lagi Purnama mengurungkan niat itu, mau tak mau dia pendam sendiri lagi di dalam hati nya dan terus bergerak berusaha mencari tau.
Bila sebelum nya Purnama masih cuek dan masih bisa membantu orang orang yang kesulitan tentang hal ghaib, kini sudah tidak bisa walau yang heboh itu adalah adik nya sendiri, Arya memang sangat heboh dan bisa di bilang rasa panik nya sangat besar menghadapi masalah yanh sedang menimpa diri nya dan juga kutukan Arka.
Padahal kalau di pikir kutukan Purnama jauh sebelum Arka di kutuk, namun dia tetap santai sambil menunggu dan sesekali juga mencari tau. tidak ada kehebohan yang Purnama buat, bahkan para member dan juga Arya sendiri pun baru tau bahwa sebenar nya Purnama sedang berusaha untuk mengorek informasi tersebut.
Tapi karena bawaan dia yang tidak pernah mau cerita tentang kesusahan nya, maka semua pun tidak tau apa yang sedang Purnama buat. kesan nya juga selama kasus pembunuhan dengan jeroan hilang ini pun dia tidak peduli, padahal Purnama sedang sibuk keluar masuk alam ghaib untuk mencari tau semua informasi.
"Mama lagi apa?" Zahra masuk kedalam ruangan Purnama dan di sambut dengan tatapan semua member.
"Lagi cerita sama Om dan Tante." jawab Purnama tersenyum lebar, sandiwara Ratu ular memang luar biasa agar yang di curigai merasa aman.
"Ara mau kemasjid untuk mengaji, Papa mana ya?" Zahra memang sudah rapi dengan pakaian putih bersih.
"Papa kan pergi kekota tadi, apa tidak pamitan sama Zahra?" Purnama mencium pipi putri nya.
"Enggak, ya sudah kalau begitu Ara pergi sendiri saja ya." pamit Zahra.
"Hati hati di jalan, di masjid jangan nakal." pesan Purnama.
"Sama Arka juga kok pergi nya, Assalamualaikum." Zahra pun mendatangi rumah nya Arya untuk mencari sepupu nya.
Maharani menatap keponakan nya yang terlihat menggemaskan sekali, ada rasa tidak percaya bahwa Zahra akan bisa melakukan hal itu. sama juga hal nya dengan Arka, hati Ratu burung hantu menolak keras bahwa para keponakan nya sudah melakukan kejahatan yang menghilangkan nyawa banyak orang.
"Aku tidak bisa percaya bahwa mereka berdua adalah pelaku nya." lirih Maharani.
"Maaf ya, Pur! bukan aku mau menuduh Zahra sembarangan, tapi aku memang curiga pada dia." Aksara membuka suara.
"Aksara!" Nilam takut pula bila suami nya dalam masalah nanti.
"Tidak apa apa, aku juga butuh seseorang yang ada di pihak ku agar bisa diskusi." Purnama biasa saja.
"Entah bagai mana juga aku bisa curiga pada anak mu, tapi yang pasti aku seperti punya firasat buruk pada dia." ujar Aksara.
"Apa kau pernah melihat sesuatu yang aneh pada nya?" Purnama menatap Aksara.
"Dia pernah menatap ku dengan mata nya yang hijau, tapi kemudian berganti dengan warna merah." jelas Aksara.
Purnama menarik nafas berat karena rasa curiga nya mungkin saja benar, sorot mata hijau adalah milik nya Zahira. sudah pasti kadang kala Hira akan merasuki adik nya, entah apa yang mereka perbuat juga selama ini karena Purnama belum tau jelas dan pasti.
Masih rasa curiga saja yang bersemayam di hati nya, mana Zahra juga tidak bisa mau di baca pikiran nya sehingga Purnama tidak tau apa yang sedang di pikirkan bocah itu. sama juga dengan Arka, anak nya Arya tidak bisa di baca pikiran nya dan barang yang dia punya juga tidak bisa mau di terawang.
"Siapa arwah yang melongo itu, Kak?" Arya menatap Razi yang terdiam.
"Dia kan salah satu korban nya." jawab Maharani.
"Abang nya Sukma ya?" Arya masih tidak ingat dengan wajah Razi.
"Iya benar, saya Abang nya yang paling tua!" angguk Razi.
"Sukma yang membunuh mu?" Arya bertanya langsung.
"Saya tidak tau, memang sebelum mati kemarin. saya di datangi oleh Sukma, bahkan tetesan darah dia pun sangat terasa di kaki, tapi setelah itu saya lupa siapa pelaku nya." jawab Razi.
"Kasus ini yang membuat sulit itu para korban, sebab mereka sama sekali tidak ingat siapa pembunuh nya!" geram Purnama.
"Pelaku pasti bisa membuat korban hilang ingatan, kata gadis yang ku temui itu juga arwah nya Sukma tidak ingat siapa yang membunuh. sebab Sukma bertanya siapa pembunuh nya!" sahut Arya.
"Benar, ketika dia menemui ku dia bertanya siapa yang sudah membunuh nya." angguk Razi yang memang di tanya oleh Sukma.
"Kau pulang lah sekarang, istri mu meninggal karena perut nya pecah." suruh Arya.
"APA?!" Nilam dan Andini kaget sekali mendengar ucapan Arya.
Sebab dua member Purnama ini mati nya karena mengandung dan perut nya juga pecah, maka dari itu mereka jadi sangat kaget dan syok mendengar istri Razi meninggal dengan cara seperti itu.
"Kami pergi melihat nya ya, Pur?" tawar Nilam pelan.
"Pergi lah, sekalian cari informasi." angguk Purnama.
"Kau tidak pulang, ayo bareng kami." ajak Andini.
"Tidak, aku juga tidak di harapkan oleh Clara." tolak Razi yang malas juga mau pulang.
"Ya sudah, ayo kita cepat pergi." Andini sudah tidak sabar mau pergi.
Dua berangkat dan yang lain masih stay karena belum ada tugas dari Ketua, masih mencerna apa yang akan di lakukan dengan baik dan jangan sampai ada kesalahan. sebab ketua sedang mode tidak baik, yang ada malah nanti kena amuk dengan Ratu ular ganas ini.
"Aku menemukan gigi anak kecil di lokasi pembunuhan itu." Arya menunjukan pada Purnama.
"Ini yang tadi kau tanyakan pada Arka?" Purnama mengambil nya.
"Kebetulan gigi dia juga lepas, tapi ada di dalam laci." lirih Arya.
"Akan ku tanya nanti pada Zahra, dia pun tidak boleh lepas dari kecurigaan." gumam Purnama.
"Kau jangan keterlaluan kalau mendesak Arka!" Maharani menepuk pundak nya Arya.
"Aku kelepasan, lain kali akan biasa saja." angguk Arya.
"Kasihan dia, harus dengan lembut lah!" Aksara juga tidak setuju.
Aksara sudah jelas ada di pihak nya Arka, sama juga hal nya dengan Zayn yang terus terang mengatakan bahwa percaya dengan Arka, dia yakin sekali bocah itu sama sekali tidak bersalah dalam kasus ini.
Kalian tim mana guys