Menjadi pengantin pengganti adiknya, dia terpaksa menikahi gadis yang tidak dia kenal sama sekali.
Edgar Keizo Bagara, usia 35 tahun. Seorang CEO perusahaan ternama EKB Corp. Suatu hari dia mengalami kecelakaan hingga mengakibat kan kakinya lumpuh secara total. Setelah kejadian itu sang kekasih pergi meninggalkannya, dia juga di asingkan oleh keluarga nya karena malu memiliki putra yang lumpuh. Hal itu menjadikan Edgar pria yang dingin tak tersentuh. Dia hidup terasingkan disebuah villa yang jauh dari kota.
Eidra, atau biasa dipanggil Ei. Usianya 20 tahun. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan kedokteran disalah satu universitas ternama. Namun sayang impiannya menjadi dokter harus kandas kala dia dipaksa menikah dengan seorang lumpuh demi melunasi hutang keluarga. Yang membuat Ei merasa tak berharga, ketika tahu bahwa dia menikahi pria itu adalah untuk merawatnya. Gadis polos yang belum mengenal cinta.
Bagaimana kisah perjalanan rumah tangga mereka?
Bagaimana kah E
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Debaran
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Eidra masuk kedalam kamar suaminya. Dia mengintip pria tua itu, siapa tahu sudah mandi sendiri. Entah kenapa sejak ciuman mereka tadi, Eidra merasa malu dan juga gugup jika melihat wajah sang suami.
"Apa yang kau lakukan disitu?". Tatap Edgar pada istrinya. Ketika melihat Ei berdiri bingung didepan pintu
"Aa, itu apa ya?". Eidra cenggegesan sambil mengaruk tengguk nya "Apa Tuan bisa mandi sendiri?". Tanya Eidra hati-hati. Takut jika pria tua marah padanya.
Edgar menatap Eidra dengan tajam "Apa tadi kau tidak dengar? Aku memintamu untuk membantu ku mandi". Ketus Edgar "Kau simpan dimana telingamu itu?". Sindir Edgar.
"Tuhh kan marah lagi?". Batin Eidra
"Ya Tuan. Ayo saya bantu". Eidra memasang wajah seramah mungkin. Suaminya ini sama dengan singa, bisa mengamuk kapan saja. Ya Eidra takut kan jika suaminya ini menerkamnya tiba-tiba. Sumpah demi apapun Eidra belum siap.
"Cepat". Tintah Edgar.
Eidra menghampiri suaminya dan membantu pria tua itu duduk dikursi roda. Tak lupa Eidra menyiapkan air panas dan baju ganti untuk sang suami.
Jika pertama membantu suaminya dia tidak malu malah terkesan senang membantu suaminya mandi. Maka berbeda sekarang, jantung Eidra berdebar kencang. Bahkan suara detakkan jantungnya serasa begitu nyaring seperti memakai toa.
Eidra mendorong kursi roda Edgar menuju kamar mandi. Dalam hati dia sudah mengumpat kasar suaminya itu. Jika dulu belum ada dia, siapa yang memandikan suaminya?
Eidra mengangkat tubuh raksasa Edgar ke dalam buth up. Jika saja bukan suaminya, sudah pasti dokter tulang itu akan melempar suaminya begitu saja. Sudah berat minta ampun, masih sempat-sempat nya lagi pria itu jahil dengan meremas dua gunung kembarnya.
"Kondisi kan tanganmu Tuan?". Eidra melemparkan tatapan tajam pada sang suami. Edgar yang biasanya selalu menang menjadi kikuk melihat tatapan istri kecilnya. Bukannya seram malah terlihat menggemaskan.
"Aku suamimu jangan lupa kan itu". Protes Edgar
Eidra tak lagi mau merespon suaminya. Dia mengsosok tubuh pria itu dengan telaten. Sesekali Eidra menelan salivanya kasar, ketika melihat roti sobek sang suami yang terlihat begitu seksi.
"Aku tahu jika aku ini seksi. Tidak perlu curi pandang begitu. Bahkan kau berhak memegang dan menikmatinya". Goda Edgar. Wajah Eidra langsung merah merona, dia malu bukan main.
Edgar terkekeh dia sangat suka melihat wajah merah istri kecilnya itu. Andai saja dia tidak berpikir sudah pasti dia akan menerkam istrinya itu agar menjadi milik Edgar seutuhnya. Namun entah kenapa dia tidak tega harus bersetubuh dengan istri kecilnya itu. Edgar tahu jika Eidra hanyalah gadis polos yang belum mengerti apa-apa masalah ranjang
Byurrrrrrrrrrrrrrrrrr
Edgar menarik Eidra masuk kedalam buth up.
"Tu-tuan". Eidra terkejut bukan main saat suaminya menariknya kedalam buth up.
"Kenapa hmmmmm?". Edgar mengelus wajah Eidra dengan lembut. Istrinya ini benar-benar cantik. Imut dan menggemaskan. Terlihat sekali bahwa gadis ini jauh lebih muda dari dirinya
"Tuan, jangan begini". Eidra berusaha melepaskan pelukkan tangan Edgar pada pinggangnya. Dia duduk dipangkuan laki-laki itu.
"Kenapa? Aku suami mu 'kan?". Edgar setengah berbisik dengan suara ******* yang menggoda
Bukannya merasa tergoda Eidra malah merasa geli.
"Tu-tuan". Sergah Eidra gugup
Edgar menyusuri cekuk leher Eidra yang terlihat mulus dan menggoda. Dia menyesap leher ini dengan gemes sehingga meninggalkan tanda kepemilikan disana.
"Tu-tuan". Eidra tak sanggup berkata, seolah tubuhnya terasa tersengat listrik.
Mata Eidra membulat sempurna saat benda kenyal itu menempel pada bibirnya. Jantungnya kembali berdegup kencang. Debaran apa ini?
Edgar ******* bibir istrinya dengan lembut, dia memiringkan wajahnya kekiri dan ke kanan. Tanpa sadar tangan Eidra melingkar dileher sang suami. Dia juga membalas ciuman itu. Ciuman yang awalnya lembut kini malah menuntut.
Edgar tersenyum saat melihat sang istri memejamkan matanya. Tak sia-sia dia mengajari gadis polos itu berciuman. Bibir Eidra begitu manis, sepertinya setelah ini Edgar akan benar-benar kecanduan bibir manis itu. Dia masih menyesap dan ********** dengan lembut. Suara kecapan saling beradu dikamar mandi itu. Kedua manusia yang tengah memadu kasih saling memberikan kenikmatan melalui bibir.
Edgar melepaskan pangutannya saat merasa Ei kehabisan nafas. Nafas Eidra tersengal-sengal.
"Kau ingin membunuhku Tuan?". Gerutu Eidra. Padahal dia juga menikmati ciuman itu.
Edgar tersenyum gemes "Sebaiknya kau keluar dari buth up ini. Kau tahu dibawah sana dia sudah berdiri dan minta dipuaskan. Jika belum siap sebaiknya kau segera bangkit". Ujar Edgar menahan hasratnya.
"Apa nya yang berdiri Tuan?". Eidra polos. Memangnya apa yang berdiri dan minta dipuaskan? Sungguh Eidra benar-benar tak tahu masalah itu. Padahal dia dokter.
Edgar memejamkan matanya menahan hasrat dimana adik kecilnya sudah berdiri
"Gadis kecil yang baik hati. Sebaik nya kau keluar, atau kau mau aku memakanmu?". Edgar mengacak rambut istrinya dengan gemes.
Mendengar itu Eidra langsung bangkit dan keluar dari buth up. Tentu saja dia tahu arti 'memakanmu'
Eidra basah kuyup. Ingin rasanya dia meledakkan kepala suaminya. Padahal dia sudah mandi tapi malah ditarik oleh suaminya untuk ikut basah-basahan.
"Ayo cepat bantu aku. Setelah itu ganti bajumu. Kau seperti nya kedinginan". Ujar Edgar.
"Baik Tuan". Eidra mengangkat tangan Edgar dan membantu pria itu berdiri dan mencapai kursi rodanya.
Eidra melilitkan handuk pada pinggng suaminya. Dia memejamkan mata, takut akan melihat asset berharga sang suami. Edgar tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Wajah istrinya yang terpejam sambil memasang handuk sungguh terlihat begitu lucu. Sebenarnya Edgar bisa memasang handuk itu sendiri, namun dia senang bisa mengerjai gadis polos itu.
Setelah selesai, Eidra mendorong kursi roda Edgar keluar dari kamar mandi. Setelah memberikan baju ganti untuk sang suami. Eidra segera membersihkan diri dan mengganti pakaian nya dengan yang baru
Mulut Eidra komat-kamit menyumpah pria lumpuh itu. Padahal dirinya sedang haid dan tidak boleh mandi malam. Namun suami singa nya itu malah membuatnya basah kuyup.
"Kenapa aku malah menyumpah nya lumpuh seumur hidup?". Eidra memukul mulutnya sendiri "Jika dia lumpuh selamanya, yang repotkan aku juga". Celotehnya sendiri.
Dia keluar dari kamar mandi dengan piyama tidur yang sudah lengkap. Eidra mengeringkan rambut sabahunya yang masih basah. Harusnya dia tidak boleh cuci rambut saat haid. Tapi karena suami singa nya itu, dia harus mencuci rambutnya karena sudah basah.
Edgar meneguk salivanya dengan kasar. Ketika melihat Eidra mengeringkan rambutnya. Gadis polos itu terlihat begitu seksi dan menggodanya. Andai saja dia bisa berjalan sudah pasti dia akan berlari menyerang istrinya itu.
Ei membantu Edgar naik ke ranjangnya. Karena sudah tengah malam, taktunya mereka tidur.
"Berbaring lah disampingku". Perintah Edgar.
"Tidak Tuan. Aku tidur dilantai saja. Aku tidak mau menganggu tidurmu". Tolak Eidra lembut dengan senyum paksa. Takut jika suaminya itu akan marah lagi.
"Baiklah. Sepertinya kau ingin ciuman tadi terulang kembali. Kau benar-benar ingin berciuman denganku lagi?". Edgar mengancam dengan senyum licik.
"Tidak Tuan". Eidra menggeleng "Maksudku, tidurku suka gila. Aku tidur mendengkur, pasti kau akan terganggu mendengar dengkuran ku". Ucap Eidra beralasan.
"Baiklah, sepertinya kau memang ingin kucium".
"Tidak". Eidra langsung melambaikan tangannya "Baiklah aku akan tidur disampingmu". Ucap Eidra mengalah. Dia naik keatas ranjang dan berbaring disamping Edgar dengan membelut tubuhnya pakai selimut.
Edgar tersenyum penuh kemenangan. Astaga gadis ini benar-benar menggemaskan dan membuatnya geleng-geleng kepala geli.
Edgar berbaring. Dia menatap punggung sang istri yang membelakangi nya. Istrinya itu membungkus tubuhnya dengan selimut tebal. Sengaja Edgar mematikan AC agar Eidra kepanasan.
Eidra setengah mati menahan panas ditubuhnya. Dia ingin membuka selimutnya tapi takut suaminya akan macam-macam. Sumpah demi langit dan bumi, Eidra belum siap memberikan mahkotanya. Apalagi pernikahan mereka hanya diatas kertas
Edgar kembali menyalakan AC. Dia menarik Eidra dalam pelukkanya
"Tu-tuan". Eidra terkejut.
"Tidurlah". Ucap Edgar memeluk istrinya seperti bantal.
"Tapi....".
"Jika kau terus bergerak. Kau membangunkan dia, apa kau mau bertanggung jawab? Tidurlah".
Eidra tak lagi berkomentar dia takut dengan ucapan suaminya. Meski dia tidak tahu siapa yang mau terbangun?
Edgar memeluk istri kecilnya dengan erat. Sampai suara dengkuran halus terdengar dari bibir munggil itu. Edgar tersenyum menatap wajah Eidra yang menempel didada bidangnya.
"Good sleep istri kecilku". Edgar mengecup kening Eidra
Lalu dia juga ikut terlelap dengan memeluk istri kecilnya itu.
Bersambung.....
Ed & Ei
jauh² dari kota kevilla itu ber jam², apa nggak melar tuh seblak 🤔
kok jdi gini jlan nya hati Raina..kan udah di bilang SMA eidra..klo cinta di perjuangkan kalo tak sanggup ya tinggalkan..