Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpecahkan
"Saya tidak ingin Kamu kecolongan lagi seperti ini Wirawan! Ini sangat merugikan Saya, saya bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jika istri saya salah paham gara-gara ini! Ya Allah," kata Arjuna dengan nada marah dan Wirawan hanya mampu terdiam seraya menyetir mobil Bosnya itu.
"Silahkan pulang! Besok patikan kamu bawa mobil ini ke kantor!" kata Arjuna begitu dia tiba di lobi apartmentnya.
"Baik Tuan," kata Wirawan dan pria itu berlalu dangan mobil Bosnya.
Arjuna dengan langkah cepat memasuki lift agar segera sampai ke kediamanya. Dia sudah sangat merindukan sang istri, Arjuna melirik jam tangannya dan jarum jam menunjukkan pukul 1.30 dini hari.
"Huft! Mungkin saja Anggrek sudah terlelap karena ini terlalu larut, tapi tidak apa-apa setidak itu jauh lebih baik agar dia bisa beristirahat," kata Arjuna.
Stibanya di pintu apartment Arjuna dengan lincah memasukkan kata sandi Apartmentnya dan langsung masuk ke dalam. Di lihatnya di kamar tamu lampu menyala itu menunjukkan jika Bibi Juliana memang menginap di sini. Arjuna juga melihat sendal wanita tua itu dan pakaian hangatnya yang sepertinya lupa di bawa olrh Bibi Jualiana ke kamarnya.
Dengan langkah pelan-pelan Arjuna memasuki kamarnya. Dalam hati dia takut jika dia berjalan cepat akan membuat Anggrek terbangun dan betapa terkejutnya dia aaat menyadari jika Anggrek tidak sedang tertidur tetapi sedang sholat malam dan sang istri terlihat menangis dalam do'anya. Arjuna berjalan dalam diam ke kamar mandi dan menyiapkan air hangat untk mandinya.
Tidak membutuhkan waktu lama Arjuna telah selesai dengan ritual mandinya. Arjuna keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar dan hanya mengenakan handuk.
Bertepatan dengan Arjuna yang keluar dari kamar mandi Anggrek selesai dengan sholatnya.
"Abang baru pulang jam segini?" tanya Anggrek yang masih mengenakan mukenahnya.
Wanita muda itu berdiri dan memeluk tubuh Arjuna yang masih belum menggunakan pakaian.
"Aku rindu," kata Anggrek padanya yang sukses membuat wajah Arjuna memerah karena malu.
"Aku juga merindukan dirimu Sayang," Arjuna membalas pelukan sang istri dan mengecup seluruh permukaan wajah sang istri yang masih menggunakan mukenah.
"Abang, apa masalah di perusahaan teralalu berat hingga Abang selalu pulang larut?" tanya Anggrek pada Arjuna.
Sontak Arjuna merasa tidak nyaman, pria itu membawa Anggrek ke dalam pelukannya dan juga memangku istrinya dangan Arjuna memilih duduk di ranjang mereka.
"Sayang ada hal yang belum sempat aku ceritakan padamu, akupun sangat ingin bercerita tapi sekarang hari sudah larut. Dirimupun baru sembuh dari sakit aku tidak ingin kamu harus begadang lagi," kata Arjuna menjeda perkataannya.
"Jadi lebih baik sekarang istri ke sayangan Abang ini tidur cantik saja, masih banyak waktu untuk bercerita," kata Arjuna pada sang istri dan Anggrek hanya mampu menganggukkan kepala saja.
Arjuna segera mengambil pakaian yang telah di sediakan oleh sang istri untuk dirinya. Karena merasa sangat lelah, Arjuna tidak ingin repot-repot mengganti pakaian di kamar mandi toh yang di kamarnya adalah istrinya sendiri bukan orang lain. Heit! Jangan berpikiran macam-macam Arjuna mengganti pakaiannya masih di balut dengan handuk ya.
"Ayo tidur, supaya tidak terlambat bangun subuh," kata Arjuna memeluk sang istri agar segera tertidur.
Waktu berputar begitu cepat pagi ini baik Arjuna maupun Anggrek sama-sama sudah rapi menggunakan pakaian kantornya masing-masing.
"Abang nanti numpang mobil kamu ya Sayang?" Arjuna menanyakan kesediaan sang istri untuk memberikan tumpangan pada dirinya.
"Iya Abang, boleh. Tapi mobil Abang kemana?" tanya Anggrek pada suaminya.
"Mobil Abang semalam di bawa Wirawan, karena terlalu letih Abang meminta Wirawan mengantarkan Abang pulang. Jadi Wirawan pulang menggunakan mobil kantor dan mobil Abang ada di kantor," kata Arjuna dan Anggrek hanya mengangguk-anggukan kepala saja.
"Baiklah aku sudah siap. Oh iya Abang aku bolehkan sekali-sekali datang untuk main ke kantor Abang?" tanya Anggrek pada suaminya.
"Sering juga boleh Yang! Lagi pula apapun uang menjadi milikku juga akan menjadi milikmu Sayang," kata Arjuna dengan enteng.
Hal itu membuat Anggrek tersenyum cerah.
Anggrek dan Arjuna berangkat bersama menggunakan mobil milik Anggrek dan tentu saja Arjunalah yang menyetir mobil itu.
"Aku pamit Abang, aku nanti mungkin lulang agak larut. Jadi Abang tolong jemput nanti ya? Aku harus menyelesaikan rancanganku untuk contest 10 besar yang akan di adakan satu bulan lagi," kata Anggrek pada sang suami.
"Baiklah, Sayang nanti suamimu yang tampan ini akan menjemput dirimu," kata Arjuna dengan wajah jenakanya.
...🏢🏢🏢🏢🏢...
Saat ini Arjuna tengah sibuk menghubungi para Investor tapi sampai detik ini dia belum menemukan titik terangnya untuk proyek yang bisa menghancurkan perusahaannya itu. Hingga dering telepon di mejanya berbunyi dan saat mengangkatnya Arjuna sangat terkejut.
"Arjuna, mengenai mega proyek kita akan tetap berjalan. Hanya saja bukan antara saya dan perusahaan mu Nak Arjuna. Nanti sekitar jam 1 siang akan ada meeting di melalui zoom di tempat Nak Arjuna dan saya akan kesana untuk menjelaskan proyek ini sekaligus pemindahan tanggung jawab sepenuhnya proyek ini lada Nak Arjuna," kata Tuan Justin pada Arjuna yang membuat suami dari Anggrek itu bagai mendapat angin segar. Bagaimana tidak kepalanya hampir meledak memikirkan dana dan penalty proyek yang kacau karena ulah Angel.
"Kalau Tuan Justin berkenan dengan siapa saya akan bekerja untuk proyek ini kedepanya Tuan Justin?" tanya Arjuna yang juga harus mengantisipasi hal-hal tidak terduga.
"Beliau sahabat saya dari Timur Tengah, beliau salah satu pengusaha sukses yang di perhitungkan di sana. Beliau adalah Ibrahim Al Malik, nanti kita akan berkenalan dengannya via media elektronik," kata Tuan Justin yang menimbulkan kerutan di kening tampan Arjuna.
"Beliau tidak bisa terbang ke USA karena sang istri tengah hamil 9 bulan anak ke duanya. Jadi beliau hanya akan menerima dari jarak jauh tapi mengenai tinjauan proyek nanti dia mungkin mengutus salah seorang karyawannya untuk ke sini ketika proyek sudah di mulai," kata Tuan Justin.
"Baiklah Tuan Justin, saya sangat bahagia mendengar berita ini," kata Arjuna dengan perasaan yang meletup-letup bahagia.
"Saya melakukan ini atas permintaan maaf saya karena kerja sama kita tidak berjalan dengan lancar karena putri saya, bahkan dia menimbulkan masalah yang cukup serius pada anggaran proyek," kata Tuan Justin yang memang sepenuhnya adalah kebenaran.
"Sekali lagi saya berterima kasih Tuan Justin," kata Arjuna pada rekan kerjanya.
Siang itu sesuai dengan rencana meeting dan kesepakatanpun terjadi dan bahkan yang lebih mengejutkan Tuan Ibrahim Al Malik sama sekali tidak memprotes rencana yang dirinya ajukan. Semua proposal di setujui dan mengenai proses jalannya proyek Tuan Ibrahim akan mengirim adik laki-lakinya untuk ikut serta membantu Arjuna.
"Alhamdulillah Ya Allah akhirnya masalah ini terpecahkan juga," kata Arjuna dengan wajah bahagia.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...