Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Theo keluar kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya, ia melihat Mikayla yang sudah tertidur di atas tanjang dengan posisi meringkuk.
Theo segera memakai pakaianya dan keluar dari kamar itu, ia duduk di sofa depan televisi. “Tuan, apa masih ada yang harus saya lakukan?” Tanya Ronal setiap kali dia sudah melaksanakan semua tugasnya.
“Kenapa pakaian wanita itu ada di kamarku?” Tanya Theo, karena saat dia mengganti pakaianya ia melihat banyak baju wanita di lemarinya.
“Bukanya dia akan tidur di kamar anda?” Tanya Ronal bingung, bukankah salah satu syaratnya harus melayani pria ini, itu artinya mereka akan tidur bersama pikirnya.
“Kau bodoh, aku benci berdekatan dengan wanita itu.” Pekiknya sambil menyalakan televisi namun matanya menatap sinis ke arah Asisten pribadinya itu.
“Kalau begitu saya akan memindahkan pakaian Nona Mikayla ke kamar tamu.” Ucap Ronal dia pun hendak bergegas menyuruh kedua pelayan di Apartemen itu.
“Tidak usah, biarkan saja seperti itu. Lain kali bertanya dulu sebelum bertindak.” Ucap Theo.
“Baik Tuan, saya mengerti. Lalu apa malam ini anda akan tidur di sini? Nyonya besar tadi bertanya.” Ucap Ronal lagi agar dia bisa kembali mengabari ibu dari Tuanya itu.
“Bilang padanya aku tidur di Apart malam ini, besok aku pulang dan menjelaskan apa yang ingin Mami dengar.” Ucapnya lagi.
Theo menatap kesal pria yang ada di layar televisi, pria itu tersenyum bahagia di samping Chelsea sambil merangkul wanita yang sangat ia cintai.
“Brengsek!” Pekiknya sambil membanting remot yang sejak tadi ia pegang, hingga membuat televisi itu mati karena layarnya retak.
Kedua pelayan berlarian datang untuk melihat apa yang terjadi, mereka hendak membersihkan kekacauan itu.
“Kalian pergi kekamarku, dan ganti pakaian kekasihku.” Ucap Theo karena dia mengingat jika Mikayla mungkin saja tidur dengan tidak nyaman karena memakai gaun tadi siang.
“Baik Tuan.” Ucap kedua pelayan itu lalu bergegas masuk kedalam kamar Tuanya.
Theo lalu menatap ke arah Ronal.
“Kekasih barunya sedang ada di kediaman Nona Chelsea, kemungkinan dia akan menginap lagi di sana seperti sebelumnya.” Ucap Ronal saat tau apa pertanyaan pria yang tengah marah itu hanya dari tatapan yang di lakukan Tuanya.
“Sial! Brengsek!!”pekiknya lagi sambil menepis pas bunga yang ada di atas nakas di samping kirinya. “Argghh! Kapan dia akan sadar!” Keluhnya.
Sementar Chelsea yang sedang berbaring di atas ranjangnya sedang menikmati pijitan halus di punggungnya, dia melakukan perawatan tubuhnya karena sudah lelah dengan kegiatan waeancara beberapa hari ini.
“Dona, apa kamu sudah mengambil gaunku untuk besok malam?” Tanya Chelsea karena dia harus menghadiri undangan bersama kekasih barunya yang seorang Penyanyi dan Aktor terkenal.
“Semuanya sudah siap,” jawab Dona Asisten pribadi Chelsea Aktris terkenal itu. Namun Dona nampaknya terlalu banyak pikiran sampai pertanyaan kedua tidak ia jawab.
“Dona kamu kenapa? Apa ada masalah?” Tanya Chelsea lagi sambil mendongak manatap sang Asisten.
Dona tidak langsung menjawab dia ragu untuk berbicara, namun melihat wajah kesal Chelsea yang menunggunya untuk berbicara Dona pun mau tidak mau mulai membuka mulutnya.
“Aku bertemu Madam dan berbicara sebentar denganya.” Ucap Dona.
“Oh apakah dia bangga padaku karena sudah berkencan dengan Superstar Alexander?” Ucap Chelsea dengan bangganya.
“Bukan tentang itu Chel, dia bilang jika tadi siang Theo datang ke butiknya.” Ucap Dona, dia adalah teman kecil Chelsea sekaligus Asisten pribadinya. Chelsea menjadikan Dona Asisten pribadinya agar wanita itu tidak lebih sukses dari pada dirinya.
“Benarkah? Apa Theo akan memberiku kejutan dengan memberiku Gaun dari Butik Madam?” Tanya Chelsea dengan antusiasnya.
“Tidak, tapi dia datang membawa kekasihnya dan membelikan puluhan gaun untuk wanita itu.” Ucap Dona lagi sampai membuat Chelsea syok.
“Brengsek! Siapa wanita yang berani mendekati Theo? Kurang ajar!” Pekiknya. “Minggir kau!” Pekik Chelsea pada wanita yang sedang memijit tubuhnya itu.
Ia beranjak lalu berdiri untuk kembali berbicara dengan Asistenya itu.
“Siapa wanita itu Dona?” Tanya Chelsea dia berjalan dengan perasaan tidak tenang.
“Bukan wanita dari kalangan Aktris atau pengusaha, dia hanya wanita yang masih muda.” Ucap Dona karena itulah informasi yang ia kenal dari Madam tempat langgananya membeli baju.
“Sial, besok aku akan menemui Theo. Kosongkan jadwal pagi ku.” Ucap Chelsea lagi yang terlihat sangat takut jika Theo tidak lagi mencintainya.
“Sayang… apa masih lama?” Tanya Alex yang baru saja masuk ke dalam kamar wanitanya itu.
Chelsea seketika langsung tersenyum, ia melupakan kekesalan yang baru saja ia rasakan. Dan berlari bergelendot manja di tubuh kekasih barunya itu.
“Aku sudah siap sayang,” ucap Chelsea sambil mengecup pipi kekasihnya. “Kalian keluarlah,” perintahnya pada Asisten pribadinya dan pada pelayan tadi yang memijatnya.
“Apa kamu sudah tidak tahan untuk menyentuhku Baby?” Tanya Chelsea sambil mengelus dada bidang Alex dengan tubuh keduanya yang saling menempel.
“Tentu saja, aku sudah tidak tahan ingin menggarapmu Baby. Aku lelah beberapa hari ini karena kita sangat sibuk wawancara mengenai hubungan kita. Apa kau akan memuaskan ku malam ini?” Tanya Alex dengan senyum menggoda.
“Dengan senang hati.” Ucap Chelsea langsung mendorong manja Alex di atas ranjang miliknya dan merangkak di atas tubuh kekar pria yang baru beberapa hari menjadi kekasihnya itu.
Sementara itu di kamar Theo, pria itu tengah memandang wajah polos Mikayla yang tak pernah tersentuh make up.
Theo tidur di sampingnya beberapa menit yang lalu dengan tubuh yang menghadap samping, sejak tadi entah apa yang dia pikirkan namun yang jelas Theo sangat tenang hanya memandang wajah polos Mikayla.
“Huh! Dasar wajah polos bak malaikat tapi hati tidak sebersih malaikat.” Gumamnya kecil.
Dia menatap tubuh Mikayla yang sudah mengenakan pakaian tidur, “sial! Baju ini terlalu bagus di tubuh jelek kamu kayla!” Pekiknya kesal.
Tiba-tiba saja Theo membayangkan jika malam ini Chelsea tidur lagi bersama pria yang sedang di kencaninya. Hatinya kembali sakit, dia segera menarik tubuh wanita yang tertidur di hadapanya.
Dia memeluk Mikayla dan mulai mencium wanita itu dengan kasar untuk melampiaskan kekesalanya.
“Euh…” Mikayla melenguh risih dia hendak berpindah posisi dalam keadaan masih tidur namun rupanya Theo tidak mengijinkanya hingga membuat Mikayla berada di bawah kungkunganya.
Mikayla tertidur dengan wajah yang sedikit mendongak ke atas karena merasa terganggu, Theo menatap leher jenjang Mikayla yang terlihat sangat putih dan mulus itu.
Entah mengapa Mikayla terlihat sangat sexy, Theo menenggelamkan wajahnya di lekuk leher wanita itu dan mulai menciumi leher jenjang milik Mikayla.
“Aku sangat membencimu!” Pekiknya sambil menghisap kuat kulit putih mulus itu dan membuat Mikayla melenguh kesakitan dalam tidurnya.
.
To be continued…