Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Bagian 1 — Isekai Slime - 27 Chapter
- Bagian 2 — Princess and Princess - ?
- Sinopsis -
Setelah bertahun-tahun dibully oleh orang-orang kaya, Sion akhirnya mencapai batas kesabarannya. Dengan amarah yang telah lama dipendam, ia meluapkan segala emosinya tanpa peduli pada konsekuensinya.
Namun, kepuasan itu hanya sesaat. Pada akhirnya, Sion memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri—tanpa penyesalan sedikit pun.
Tapi tak seperti kebanyakan orang, kematiannya bukanlah akhir. Ia terlahir kembali di dunia lain.
Akankah Sion berjuang untuk mencapai puncak? Tetap menjadi korban? Atau justru berbalik menjadi sosok yang menindas?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : Nano Aethna
Kepalaku sakit, badanku juga lebih parah dari sebelumnya. Sekali lagi aku terbangun dan mendapati diriku berada di tempat yang gelap ini. Namun kali ini berbeda, di depanku ada seorang wanita cantik berambut putih, dengan wajah menggoda sedang menatapku saat aku terbangun.
"Eto... Ratu? Kenapa bisa di keluar?"
"Ini hanya ilusi saja, memang bisa dilihat, tapi tidak bertahan lama." Ia meregangkan tubuhnya, "Aku hanya menjagamu agar tidak diserang monster saat sedang pingsan."
"Begitu, terimakasih soal itu."
Aku masih sedikit bingung, bagaimana bisa Ratu iblis berada dalam pedang itu? Tapi yang kulihat saat itu, kekuatan yang begitu besar berhasil ditampung oleh pedang itu, dan pelepasannya sangat sempurna.
"Ratu, boleh aku menanyakan sesuatu?"
"Boleh, tanyakan saja," jawabnya sambil memainkan rambutnya dengan jari.
"Kenapa kau bisa berada di dalam pedang ini? Setahuku bukankah kau sudah mati? Ah, maaf mungkin agak kurang sopan menanyakan ini."
"Tidak apa-apa. Seperti yang kau tau, aku memang seharusnya sudah mati. Tapi aku memiliki kemampuan untuk memindahkan jiwaku, dan aku memindahkannya ke pedang itu," jelasnya sambil menyusun bebatuan kecil sebagai mainan.
"Dulu... Ada orang yang sangat kupercayai, aku tidak pernah meragukannya, dan karena itulah juga aku malah ditipu olehnya." Raut wajahnya berubah, kali ini jadi lebih sedih. "Memang aku tidak seperti Ratu Iblis sejati, Ratu Iblis seharusnya memiliki sifat kejam untuk melakukan apapun demi bangsanya. Tapi, aku lebih memilih untuk membuat kedamaian meski tau iblis dan manusia tidak bisa bersatu."
Aku tetap diam, membiarkan dia melanjutkan.
"Pada akhirnya memang benar-benar tidak bisa disatukan, iblis mengkhianati manusia, manusia mengkhianati iblis. Membuat kedua ras terpecah belah lagi, kali ini dengan kebencian yang lebih parah."
Apa memang seperti ini? Aku tau itu, di dunia ini yang kuat akan di hormati dan dipuja-puja. Tapi, jika mereka melakukan kesalahan yang membuat orang-orang membencinya, tentu saja sangat sulit untuk memperbaiki reputasinya.
Contahnya seorang Saint yang melakukan pelecehan, saat ketahuan maka untuk membalikkan kehormatannya tidak mungkin bisa diselesaikan dengan mudah. Perlu berbagai macam cara dikeluarkan. Karena itulah Seperti di anime-anime, orang bertingkah sok suci demi kehormatannya, karena jika kehilangan itu mengembalikannya benar-benar tidak mudah.
"Akhirnya pada perang itu, aku benar-benar telah di khianati, oleh orang yang selama ini mendukungku. Benar-benar tidak bisa kupercaya, namun itulah kenyataannya." Ia kemudian menatapku dengan mata merah menyala itu.
"Karena itulah, Sion. Jika ingin melakukan suatu hal, jangan setengah-setengah. Kau membenci Pahlawan itu, kan? Saat bertemunya lagi, apa yang akan kau lakukan? Kau harus memikirkan itu terlebih dahulu."
Yang akan kulakukan...
"Jika membunuhnya mungkin akan menimbulkan masalah, Ratu Iblis yang sekarang bukankah harus dikalahkan oleh Pahlawan?"
"Ah tidak, Pahlawan hanyalah gelar bagi mereka yang dipilih oleh pedang suci. Mampu mengalahkan Ratu Iblis atau tidak itu tergantung kekuatan mereka, banyak juga Pahlawan yang telah tiada saat melawan Ratu Iblis." Ia main-mainkan rambutnya.
"Ah, jadi... Bahkan jika aku membunuhnya tidak jadi masalah, kan?"
"Yang jadi masalah adalah... Apakah kau mampu melawannya?"
Aku... Apa aku mampu?
Setelah dipikir-pikir lagi memang Pahlawan itu nge-cheat banget, sangat tidak masuk akal kekuatannya. Jika melawannya tanpa peluang menang sama saja bunuh diri, kan.
"Lagi pula, tubuhmu yang ini sudah hampir mencapai batas." Ekspresinya berubah, kali ini lebih serius.
Tubuhku?
"Tubuhmu tak kuat menampung kekuatanmu, ini seakan kau bukanlah orang yang seharusnya memiliki sihir, bakatmu tidak ada, mana-mu tidak terasa, tapi kenapa kau bisa menggunakan sihir?"
Kalau ditanya begitu... aku juga tidak tau.
"Yah, kau harus mencari tubuh lain. Untuk sekarang sebaiknya keluar dari tempat ini terlebih dahulu, aku akan membantumu dengan teleportasi."
Teleportasi? Bukannya itu kedengaran hebat!
"Tapi, karena kekuatanku tidak sekuat dulu... Jadi teleportasinya acak. Kau bisa saja muncul di tempat yang tidak kau ketahui." Ia menggaruk-garuk kepalanya dengan sedikit senyuman masam.
"Ah tidak, malah itu bagus. Dengan begitu bukankah akan mudah menemukan tubuh yang bagus? Jika hanya di tempat sebelumnya, aku khawatir aku sulit."
"Sudah kuduga, kau menang benar-benar memikirkan yang seperti ini yah. Tingkahmu itu seakan benar-benar takut mati." Kali ini ia meletakkan tangannya di dagu dengan senyuman menawan.
Bukannya takut mati itu normal? Apanya yang salah dari itu.
"Baiklah, sebaiknya kau keluar dari tempat ini dulu."
Lingkaran sihir muncul dibawahku, warnanya putih bersinar terang dengan beberapa bagian yang naik dan mengelilingiku.
Saat aku sadar aku sudah berada di tempat yang berbeda. Ratu juga telah hilang, kelihatannya ia sudah kembali ke dalam pedang.
Tempat ini seperti hutan, dengan sebuah jalan yang menuju kesuatu tempat yang belum kuketahui. Angin bertiup kencang membelai wajahku, memang udara segar itu yang terbaik....
"Tolong!"
Yeah, baru saja kembali dan aku kelihatannya akan terlibat masalah lagi. Seorang gadis cantik dengan tubuh yang sudah dipenuhi luka berlari kearahku. Wajahnya cemas, orang-orang yang mengejarnya tidak terlihat seperti orang yang baik.
Aku hanya bisa menghela napas lagi....