Menjadi cantik dan cerdas tidak membuat nasib baik berpihak pada wanita bernama Teresa. Dia adalah seorang wanita yang sudah menikah, tapi nasib buruk terus menimpanya. Selama ini ia menikah atas dasar cinta, membuatnya menormalisasi perbuatan buruk suaminya. Ia menjadi mesin penghasil uang untuk suami dan ibu mertuanya selama ini, sampai pada akhirnya suatu kejadian menyakitkan membuatnya tersadar, bahwa ia harus meninggalkan kehidupan menyedihkan ini. Teresa berubah menjadi wanita yang memprioritaskan uang dan kekayaaan. Ia sudah tidak percaya cinta, ia hanya percaya kepada uang dan kekuasaan. Menurutnya, menjadi kaya adalah tujuan utamanya sekarang. Agar dia tidak lagi ditindas. Sampai ia menemukan seorang pria yang menjadi sasaran empuk untuknya, pria dengan status sosial yang tinggi, pria dari kalangan atas yang akan membantunya untuk meningkatkan status sosialnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 ( Perubahan Teresa)
Sudah satu minggu sejak pernikahan itu terjadi, dan sejak saat itu juga Teresa mulai berubah. Lebih tepatnya saat Wiliam memperingatkannya, dengan kalimat yang panjang dan sedikit menyakiti hatinya. Sejak saat itu, Teresa sedikit menghindar dan tidak banyak berbicara. Ia juga lebih menjaga sikapnya saat bersama Wiliam, sangat berbeda dari biasanya.
Yang Tere lakukan sejak saat itu adalah menghamburkan uang. Setiap harinya ia gunakan untuk berbelanja, ia membeli barang apapun yang diinginkannya. Bahkan hari ini, dengan kaca mata hitam dimatanya, Teresa menenteng sebuah tas mahal yang baru saja ia beli tiga hari yang lalu.
Dia sudah cocok masuk ke geng sosialita saat ini. Tere melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko sepatu yang berada di sebuah mall besar di pusat kota. Dengan penampilannya yang tampak sepeti orang kaya, sang pegawai langsung memberikan perlakuan khusus padanya.
Mata Teresa terpaku pada heels berwarna putih yang dipajang di depannya. Ia hanya perlu menunjuk dengan jarinya, dan pegawai langsung membawa heels itu untuknya. Bahkan pegawai itu memakaikannya ke kaki Teresa.
“Baiklah! Aku ambil yang ini” ucap Tere kepada pegawai itu.
“Baik Nyonya Wiliam” ucap pegawai itu.
“Kau tau aku istri Wiliam?” ucap Tere terkejut.
“Saya melihat Nyonya di media sosial” ucapnya sembari tersenyum kepada Teresa.
“Baiklah. Kau bisa kembali bekerja” ucap Tere sembari tersenyum tipis.
Tere segera membayar heels itu dengan sebuah kartu yang Wiliam berikan padanya. Ia membawa paperbag ketiganya kali ini. Ia mulai keluar dari toko sepatu itu. Matanya tertarik pada sebuah salon yang sejak dulu Tere ingin sekali masuk kedalamnya, dan menikmati perawatan mahalnya.
Tere mulai masuk kedalam salon milik orang terkenal yang sering ia lihat di media sosial. Ia langsung disambut oleh pemilik salon itu yang kebetulan sedang berada di sana. Pria yang berperilaku seperti wanita itu langsung mengenali siapa Teresa.
“Istrinya Wiliam? Benarkan!” ucapnya dengan antusias, dan Tere hanya bisa mengangguk.
“Astaga selamat datang di salonku! Ada yang bisa Dea bantu??” ucap pria yang memanggil dirinya sebagai Dea.
“Aku ingin mengecat rambut panjangku. Dengan warna Ash Purple” ucap Tere sembari memperlihatkan sebuah foto di ponselnya.
“Ahh Ash purple hair? Sangat cocok denganmu!!” ucap Dea dan langsung meminta Tere untuk duduk.
Tiga karyawan sudah diminta untuk melayani Teresa. Dea bilang waktu pengerjaannya cukup lama, sehingga ia mengerahkan tiga karyawannya sekaligus agar mempercepat prosesnya.
Tere juga diberikan minuman dan juga cemilan disini. Ia sungguh menyukai salon ini, sama persis seperti yang ia lihat di media sosial. Dan salon ini juga sangat terkenal dengan hasilnya yang memuaskan.
Tere mulai membuka ponselnya dan ia melihat berita terbaru hari ini. Ia sering mengecek apakah berita tentangnya masih ramai atau tidak. Ia sedikit trauma dengan kejadian live streaming saat itu. Ia ingin sekali menghapus artikel itu selamanya.
“Apakah menjadi istri dari keluarga kaya membuatmu bahagia?” ucap Dea dengan tiba-tiba.
“Tentu! Aku sangat menikmatinya” ucap Tere dengan senyum diwajahnya.
“Aku mengerti. Tapi kau harus memiliki plan B” ucapnya, dan membuat Tere menatapnya tak mengerti.
“Plan B?” ucap Tere.
“Kau harus memiliki sesuatu untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Sesuatu hal yang bisa kau gunakan di masa depan” ucap Dea.
“Aku tidak mengerti Dea” ucap Tere.
“Kau harus berinvestasi. Kau harus bisa menghasilkan uang sendiri, agar kelak jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kau bisa menyelamatkan dirimu sendiri” ucap Dea.
“Klien ku sudah banyak bercerita padaku, banyak sekali dari mereka yang dibuang begitu saja oleh suami kaya mereka. Dan kebanyakan dari mereka menyesal, karena tidak menyimpan sesuatu untuk menyelamatkan diri mereka sendiri” ucap Dea lagi.
Teresa terdiam. Ucapan Dea berhasil membuatnya tersadar, ia belum pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Yang ia pikirkan hanya menikmati uang Wiliam dan menghamburkannya saja. Dea benar! Tidak ada seorangpun yang tau tentang apa yang akan terjadi di masa depan.
“Terimakasih Dea. Kau baik sekali, padahal kita baru saja bertemu, tapi kau sudah memberikanku sebuah nasehat yang sangat bermanfaat” ucap Tere sembari tersenyum kearah pria itu.
Ucapan Dea berhasil membuat Teresa menyadari sesuatu yang penting. Sudah seharusnya ia tidak hanya bersandar kepada lelaki saja, tetapi dia juga harus bisa berdiri di atas kakinya sendiri.
Sebetulnya memang sudah sejak lama Tere ingin memiliki sebuah bisnis. Tapi pada saat itu ia tidak mempunyai cukup modal. Tapi sekarang, kondisi keuangannya sudah sepenuhnya berubah. Ia bisa menggunakan uang Wiliam untuk membangun bisnis miliknya.
Tere tersenyum penuh kemenangan. Ia harus memanfaatkan dengan baik apa yang ia miliki saat ini. Demi masa depannya, Teresa akan menjadi istri bayangan untuk Wiliam. Tapi disisi lain, ia juga akan membangun sumber uangnya sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Perusahaan Nio Group.
Wiliam selalu sibuk di dalam ruangannya, dengan banyak dokumen yang menumpuk di mejanya. Sesekali ia memijit dahinya karena kelelahan dengan pekerjaanya saat ini. Belum lagi masalah yang tiba-tiba datang saat ia sedang bekerja.
Sejak pukul 10 pagi, ponselnya sudah banyak memberikannya notifikasi. Ia selalu mengeceknya sampai jam menunjukan pukul 3 sore. Ponselnya selalu berbunyi saat mendapatkan sebuah notifikasi penarikan uang.
Ia selalu melihat jumlah uang yang Teresa gunakan setiap harinya. Ia selalu mendapatkan notifikasi sejak beberapa hari yang lalu. Ia tidak keberatan dengan itu semua, hanya saja ia terganggu dengan suara notifikasi itu.
“Apa dia menghabiskan uangmu lagi?” ucap Dion.
“Dia hanya menggunakan sedikit uangku, biarkan saja” ucap Wiliam sembari menandatangani sebuah dokumen.
“Tapi tetap saja dia sangat konsumtif! Dasar nona rubah yang boros!!” ucap Dion.
“Dia istriku, dia pantas menikmati uangku” ucap Wiliam.
“Oh! Kau sudah mengakuinya sebagai istrimu?” ucap Dion.
Wiliam tidak menanggapi ucapan itu, ia lebih tertarik dengan notifikasi yang baru saja ia dapatkan. Baru saja Teresa menggunakan uang sebesar 5 juta, Wiliam hanya bisa terkekeh saat mendapatkan notifikasi itu. Ia ingin tau, apa yang Teresa beli sejak jam 10 pagi.
Tapi senyumnya memudar, saat ia mengingat bahwa istrinya itu sudah jarang berbicara dengannya sejak saat itu. Sejak ia berbicara dengan nada keras kepadanya, dan sejak makan malam saat itu. Wiliam kembali mengingat tentang perubahan sifat Teresa kepadanya.
Dia memang sedikit merasa bersalah jika mengingat hari itu. Ia juga belum sempat meminta maaf secara langsung kepada Teresa. Karena ia gengsi, seseorang seperti Wiliam jarang sekali meminta maaf kepada orang lain. Apalagi mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada Teresa, semua itu suatu hal yang berat bagi Wiliam.
“Dia sudah bersikap seperti istri bayangan yang aku inginkan. Tapi kenapa aku merasa kehilangan dengan sikapnya yang selalu menempel padaku?” batin Wiliam.
“Dia juga jarang berbicara padaku, dia sudah tidak pernah menggodaku seperti sebelumnya” batin Wiliam lagi.
Wiliam melihat foto pernikahan di ponselnya. Ia melihat Teresa disana, ia bahkan telah membatalkan acara bulan madu yang ayahnya perintahkan padanya. Ia menyesal karena telah membuatnya kecewa saat itu. Entah kenapa, Wiliam sedikit merindukan wanita itu.
“Aku izin keluar sebentar” ucap Dion, menyadarkan lamunannya.
“Kenapa?” Ucap Wiliam singkat.
“Teresa memintaku untuk menjemputnya di depan” ucap Dion.
“Dia datang?” ucap Wiliam.
“Mungkin dia ingin bertemu denganmu” ucap Dion sembari terkekeh.
Wiliam menahan senyumannya saat mendengar kabar itu. Entah kenapa ia merasa senang saat Teresa ingin menemuinya, karena sudah cukup lama ia tidak banyak berbicara dengan wanita itu.
Wiliam merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Ia juga merapikan meja kerjanya. Dan terakhir, ia menyemprotkan parfume miliknya. Ia segera memasang wajah datar saat Dion masuk dengan membawa Teresa di belakangnya. Ia juga berpura-pura fokus kepada dokumen ditangannya, ia tidak ingin terlihat antusias dengan kedatangannya.
“Wiliam!” panggil Teresa.
Wiliam yang merasa di panggil itupun segera menatap ke seseorang yang memanggilnya. Ekspresi wajah datar yang sudah di persiapkan seketika gagal saat ia melihat penampilan baru Teresa saat ini. Matanya terus terpaku menatap penampilan Teresa yang terlihat semakin cantik.
Warna rambut yang berbeda dari sebelumnya membuat Teresa terlihat lebih segar. Kulit putihnya semakin cerah saat dipadukan dengan warna rambutnya sekarang. Ia bisa melihat Teresa mulai mendekat kearahnya.
Teresa memutar kursi kerja Wiliam agar ia bisa duduk di pangkuannya. Ia sedikit terkejut karena pria itu tidak menolaknya, Tere tersenyum kepada Wiliam yang masih menatapnya.
“Berikan aku uang 1 M, untuk membangun sebuah bisnis” ucap Teresa.
“Tentu. Aku akan memberikannya untukmu”
...----------------...
lanjutttttt
lanjutttttttt