Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tenang Namun Mematikan
Anin melihat Uriena terus saja ingin mendekat pada Mama Rika, namun wanita paruhbaya itu semakin risih melihat mantan calon menantu nya yang tidak tahu diri itu.
"Kak, kamu gak mau bawa Tante Rika pergi dari sini. Kayak nya tante risih deh sama mantan istri kamu."
Damar yang sedari tadi sibuk dengan ponsel nya langsung menoleh saat merasakan tarikan di jas yang sedang dia pakai. Rupanya Anin yang tengah menarik nya, namun matanya melihat ke arah lain. Tepatnya ke arah dimana sang Mama yang terlihat tidak nyaman dengan adanya Uriena mantan istrinya.
"Tenang aja,Mama bisa ngatasin itu kok. Lagian ada Bunda kamu kan di sana, sekarang mendingan kita cari makan. Kakak udah laper nih dari tadi siang belum makan apa apa."
Anin menatap malas pada Damar, di saat mama masih terganggu dengan kehadiran mantan istri nya. Kenapa Damar terlihat begitu santai dan malah masih bisa memikirkan masalah perut heran jadinya.
"Kakak yakin tante Rika gak apa apa, Om Delon sama Ayah kemana lagi."
Anin masih saja melihat khawatir pada mama Rika yang terlihat tengah berbicara dengan mantan menantunya itu. Kalau melihat dari raut wajah nya,Mama Rika tengah menahan emosi saat berbicara dengan Uriena.
"Udah lah ayok gak usah di lihatin gituh nanti dia pede nya makin gak tau diri, kayak orang nya."
Damar menarik lengan Anin dengan segera, Damar tidak akan membiarkan Anin bertemu kembali dengan mantan istri sinting nya itu. Wanita yang tidak tahu diri, dulu saja dia menghina hina Mama nya saat sang Mama mencoba untuk menjadi penengah saat mereka akan bercerai. Dengan mengatainya wanita tua miskin, tidak berpendidikan, bahkan menyalami tangan mama nya saja Uriena tidak mau. Katanya dia takut tangan mulus nya kena kuman dan tidak higienis lagi. Damar jadi tidak habis pikir apa yang terjadi pada dirinya selama hampir dua tahun ini.
Kenapa dia bisa menikahi siluman ular kadut berkedok wanita cantik itu. Dulu saat mereka bertemu Uriena sangat baik dan sopan, dia memang sudah menjadi seorang model saat mereka pacaran dan kemudian menikah tapi sifat nya masih baik pada Damar dan keluarganya. Damar yang nota bene masih berfokus pada pabrik garment dan tekstil nya masih bisa membelikan apa pun yang Uriena mau saat itu walaupun dia harus bekerja siang malah sampai lembur berhari hari demi bisa membahagiakan wanita itu.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, Damar tidak bisa mengulang lagi waktu untuk bisa memperbaiki masa lalu nya.Kini yang hanya dia bisa adalah menata masa depan nya dengan orang yang benar benar tepat. Dan orang yang Damar inginkan untuk menjadi masa depan nya ialah Anindiya seorang.
"Kak."
Damar tersentak dari lamunan nya saat Anin menepuk bahu nya lumayan keras,tangan nya kecil namun tenaganya samson sekali. Panas nya meresap sampai bagian terdalam.
"Emm ya."
Damar tersenyum manis pada Anin yang malah terlihat mengerutkan dahinya melihat Damar terus saja senyum senyum pada nya seperti itu.
"Ayo katanya lapar, mau makan. Nyalain mobil nya, itu orang di belakang udah ngelaksonin nyuruh keluar."
Damar tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Dengan cekatan Damar segera memutar stir mobil nya untuk membelokan mobil milik nya keluar dari area parkir.
"Eh tunggu, Bunda sama Ayah kesini nya sama kakak kan tadi."
Damar menganggukan kepalanya tanpa menoleh ke arah Anin " Iya,kenapa."
"Nanti pulang nya sama siapa?"
"Tenang, nanti Ayah sama Bunda kamu pulang nya sama karyawan kamu siapa tuh namanya Indri, ya Indri kuncinya mobil kamu sama dia kan."
Anin mengehela nafas nya lega lalu mengangguk, Anin hampir lupa dengan Indri dan mobil nya yang dia bawa tadi. Untung saja tadi kunci mobil dia di titipkan pada Indri jadi tidak perlu dia menyuruh Damar putar balik untuk memberikan kunci mobil pada Ayah nya.
Sedangkan di dalam hotel sana, Uriena masih saja berusaha mendekati Mama Rika walaupun wanita paruhbaya itu sudah menyuruh nya untuk pergi dari sana.Namun dengan tidak tahu malu nya Uriena malah terlihat menangis menampilkan drama queen andalannya selama ini saat dirinya sudah terdesak.
"Mah, maafin Urie.Urie tau Urie udah jahat,udah keterlaluan sama Mama.Tapi Urie khilaf mah, tolong maafin Urie dan bantu Urie buat bisa rujuk lagi sama Mas Damar."
Mata Mama Rika langsung melotot hampir saja keluar dari tempatnya saat mendengar ucapan Uriena yang tidak tahu diri. Ingin sekali Mama Rika menyumpal mulut manis mantan menantunya itu menggunakan sepatu flatshoes yang sedang dia pakai saat ini.
"Heh, kamu tidak malu menghiba hiba, memohon mohon sama orang tua miskin, tidak berpendidikan macam saya. Tolong harga diri kamu naikan sedikit jangan terlalu kamu obral demi ambisi kamu yang tidak manusiawi itu. Jauhi anak saya, dia sudah bahagia tanpa racun seperti kamu. Jangan pernah berani kamu untuk berniat mengusik hidup anak saya lagi, saya tidak akan membiarkan itu terjadi."
Bunda Mella yang sedari tadi berada di samping Mama Rika tidak bisa berkata apa apa.Wanita paruh baya itu tidak mau sok tahu serta ikut campur dalam hal yang tidak ada sangkut paut nya dengan dia dan keluarganya.Kecuali saat Anin atau keluarganya di bawa bawa Bunda akan bertindak seperti yang tengah Mama Rika lakukan sekarang.
"Sudah Rik, kendaliin emosi kamu gak baik.Nanti migran kamu bisa kambuh lagi."
Mama Mella mulai menetralkan detak jantung serta nafas nya. Dia tidak terima saat Uriena menghina nya dulu, menginjak nginjak harga diri keluarganya, keluarga yang dia bilang tidak berpendidikan. Padahal Mama Rika sendiri lulusan kebidanan, dan papa Delon seorang guru di SMA swasta saat masih berada di kota Jakarta. Mama Rika benar benar tidak tahu jalan pikiran Uriena itu seperti apa, dan apa yang ada di dalam otak nya itu selama ini apa cuma hanya ada uang uang uang dan uang saja.
"Kita pergi Mell, kepalaku mulai pusing."
Bunda Mella mengangguk lalu menuntun Mama Rika agar bisa berjalan dengan baik. Wajah Mama Rika terlihat pucat saat ini membuat Bunda Mella khawatir.
"Apa gara gara gadis sialan itu, yang merupakan anak dari wanita tua ini, Mama tidak mau membantu dan menerima ku lagi iya."
Langkah kedua wanita paruhbaya itu terhenti saat mendengar ucapan Uriena yang terdengar sangat mengarah pada Bunda Mella. Mereka yakin kalau Uriena tengah menyinggung Anin dalam ucapan nya tadi
"Jaga ucapan mu Uriena, gadis yang kamu bilang sialan itu adalah calon menantuku dan hanya dia yang akan menjadi istri Damar sekarang dan selamanya."
Mama Rika hendak melanjutkan langkah nya,namum tertahan oleh tubuh Bunda Mella yang tengah menatap Uriena dingin. Bunda Mella melepaskan pegangan nya pada Mama Rika lalu berjalan mendekat pada Uriena.
"Gadis yang kamu katai itu adalah anak saya,anak kebanggaan saya. Hati hati dalam berucap kalau tidak mau ucapan mu itu berbalik padamu. Anak saya yang kamu bilang sialan itu lebih berharga dan lebih berakhlak dari kamu nona, setidak nya walaupun dia sialan dia bukan wanita yang suka selingkuh dan rela mengangkang demi ambisi gila nya. Jadi sampai sini sudah paham perbedaan kamu dengan anak saya yang kamu panggil sialan itu, saya harap kamu mengerti kalau memang otak kamu masih sehat."
Setelah berbicara seperti itu Bunda Mella langsung berbalik dan menggandeng lengan Mama Rika seperti tidak terjadi apa apa. Dengan senyum terpatri di wajah tua namun masih cantik itu, wajah nya terlihat tenang saat berbicara sesarkas itu pada Uriena. Mama Rika saja sampai menahan nafas saat mendengar ucapan Bunda Mella tadi. Sedangkan Uriena terlihat pucat pasi setelah mendengar ucapan wanita paruhbaya yang nota bene ibu dari Anin wanita yang dia katai sialan tadi.
"Calon besan selow dan tenang namun sekali berucap ucapan nya mampu mematikan mental Uriena."
**HOLLA MET PAGI EPRIBADEH....
YUK DI GOYANG LAGI JEMPOL NYA BUAT NGELIKE NGEVOTE NGOMEN
SEE YOU NEXT PART
BABAYYYYY....MUUUAAAACCCHHH**....