NovelToon NovelToon
MY ARROGANT EX HUSBAND

MY ARROGANT EX HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Trauma masa lalu
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Setelah menikahi Ravendra Alga Dewara demi melaksanakan wasiat terakhir dari seseorang yang sudah merawatnya sejak kecil, Gaitsa akhirnya mengajukan cerai hanya dua bulan sejak pernikahan karena Ravendra memiliki wanita lain, meski surat itu baru akan diantar ke pengadilan setahun kemudian demi menjalankan wasiat yang tertera.

Gaitsa berhasil mendapatkan hak asuh penuh terhadap bayinya, bahkan Ravendra mengatakan jika ia tidak akan pernah menuntut apa pun.

Mereka pun akhirnya hidup bahagia dengan kehidupan masing-masing--seharusnya seperti itu! Tapi, kenapa tiba-tiba perusahaan tempat Gaitsa bekerja diakuisisi oleh Grup Dewara?!

Tidak hanya itu, mantan suaminya mendadak sok perhatian dan mengatakan omong kosong bahwa Gaitsa adalah satu-satunya wanita yang pernah dan bisa Ravendra sentuh.

Bukankah pria itu memiliki wanita yang dicintai?

***

"Kamu satu-satunya wanita yang bisa kusentuh, Gaitsa."

"Berhenti bicara omong kosong, Pak Presdir!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gara-gara Kopi

Pria dengan rahang tegas dan tatapan setajam elang itu menghentikan kegiatan jemarinya di atas keyboard. Daniyal menyandarkan tubuhnya di kursi, menarik napas perlahan untuk membuat tubuhnya lebih rileks.

Bau yang menyebar di udara membuat pria itu mengingat kopi pesanannya yang belum tersentuh sejak lima menit diantarkan. Daniyal mengangkat cangkir kopinya, menghirup aroma khas yang sangat disukainya sebelum meminumnya perlahan.

Kening pria itu mengernyit saat lidahnya menemukan rasa familiar dari kopi yang baru saja diminum. Rasanya sama persis dengan kopi pertama yang pernah Daniyal minum hampir sepuluh tahun lalu. Bagaimana Gaitsa membuat kopi dengan rasa yang sama persis?

***

"Gaitsa sayang, aku lupa mengatakan sesuatu!" seruan heboh dari seseorang di seberang telepon membuat Gaitsa sedikit menjauhkan ponselnya.

Apa wanita yang baru pergi setelah mengantar teh dan kopi buatannya itu menelepon hanya untuk membuat telinga Gaitsa berdenging?

"Apa yang kau lupakan, Nona yang usianya tiga tahun di bawahku?"

"Hehehe, maaf, Nona Ghea maksudku," jawab seseorang di seberang sambil cengengesan.

"Ada apa?"

"Sebenarnya tidak terlalu penting, tapi sebagai informasi, aku tidak suka mendengar pujian hanya karena membuat kopi atau teh."

Gaitsa mengernyit sembari melihat teh di sisinya yang memang belum sempat disentuh. "Jadi?" tanyanya, sedikit tidak paham tujuan wanita di seberang mengatakan itu.

"Jadi maksudku ... tolong jangan menyebut namaku kalau Pak Direktur bertanya siapa yang membuat kopi."

Hah? Memangnya akan sampai ditanya seperti itu? Gaitsa tidak segera menjawab, tangannya terulur untuk mengambil cangkir teh. Netra gelapnya melebar setelah minuman yang sering ia buat sendiri memiliki rasa sangat berbeda. Bagaimana bisa seenak itu?

"Hey, kalau seenak ini, sudah pasti Pak Direktur akan bertanya!" seru Gaitsa sambil terus meminum tehnya. "Aku tidak mungkin berbohong karena demi apa pun ... aku tidak mungkin membuat minuman seenak ini," lanjutnya memelas.

"Hmm ... kalau begitu terserah. Dia mungkin bukan orang yang pernah datang ke rumah," gumam Erika.

"Apa maksudmu?"

"Dulu aku pernah membuat kopi untuk tamu ayahku, satu-satunya orang selain keluarga yang pernah mencicipi kopi buatanku. Katanya perwakilan dari JM Entertaiment, aku hanya khawatir. Tapi, sepertinya tidak mungkin Pak Daniyal yang waktu itu datang, kan?"

Mengingat berita tidak mengenakkan dan skandal yang melilitnya, sepertinya memang tidak mungkin Daniyal yang datang ke kediaman Ardian.

"Dari yang kudengar, hanya putra sulung yang selalu menghadiri pertemuan sebagai perwakilan JM Enterteiment. Sepertinya memang tidak mungkin kalau Daniyal pernah dikirim menemui pemilik perusahaan konstruksi terbesar di Asia."

Gaitsa tersenyum saat merasakan aura gelap dari seberang telepon ketika wanita itu menyebut YG Grup sebagai perusahaan konstruksi terbesar di Asia. Padahal tidak ada yang salah dari ucapannya.

"Ya sudah, aku tutup. Bye!"

Wanita dengan rambut panjang yang diikat rapi itu terkekeh geli setelah Erika mematikan sambungan telepon dengan suara merajuk. Gaitsa sudah sering mengatakan sejak mengetahui identitas asli Erika, bahwa wanita itu harus terbiasa untuk tidak sedih ketika mendengar apa pun tentang keluarga Ardian dan YG Grup.

"Nona Gaitsa!"

Panggilan terburu itu membuat Gaitsa yang baru akan meletakkan ponselnya menoleh pada Daniyal. Wanita itu meringis melihat ekspresi di wajah pria itu. Perasaannya tidak enak.

"Kamu yang membuat kopi?"

Tuh, kan! Kenapa ia harus menanyakan siapa yang membuat kopi, sih?

"Ada apa, Pak? Apa kopinya terlalu manis? Kalau tidak sesuai dengan selera Bapak, biar saya ganti." Gaitsa berdiri masih sambil memegang ponselnya.

Daniyal menggeleng, "Tidak, kopinya sangat enak," katanya serius.

Fyuuh! Gaitsa diam-diam menghembuskan napas lega saat pria di hadapannya hanya bilang bahwa kopinya enak. Rasanya memang menakjubkan, Gaitsa sendiri cukup terkejut dengan kemampuan tersembunyi Erika.

"Syukurlah kalau Bapak menyukainya," ucap Gaitsa ramah.

"Kamu yang membuatnya?" tanya Daniyal lagi.

Karena yang dikomentari oleh pria itu adalah rasanya yang enak, bukankah tidak apa-apa memberitahu yang sebenarnya? Daniyal kan tidak bilang pernah meminum kopi dengan rasa seperti itu di kediaman Ardian. Lagipula siapa yang akan mengingat rasa dari setiap minuman yang pernah dicoba?

"Bukan saya, Pak, tapi Nona Erika dari divisi Personalia. Tadi dia sedang membuat teh dan menawari saya ingin dibuatkan juga atau tidak, jadi saya memintanya untuk membuat kopi Bapak sekalian."

Penjelasan wanita di hadapannya membuat Daniyal mengernyit heran. Apa tebakannya benar?

"Putri bungsu keluarga Ardian bekerja di perusahaan ini?" tanyanya sedikit tidak percaya.

Gaitsa merasa seolah jantungnya terjun bebas ke mata kaki. Bagaimana pria itu bisa langsung mengatakan tentang putri bungsu keluarga Ardian?

"Apa maksud Bapak?" tanya Gaitsa balik, raut polosnya membuat Daniyal mengerutkan kening. "Kenapa tiba-tiba menyebut keluarga Ardian? Yang membuat kopinya adalah Nona Erika Hanatasya," katanya masih dengan ekspresi bingung dan tidak tahu apa-apa.

"Bukan putri bungsu keluarga Ardian?"

Gaitsa menggeleng sambil terus memasang raut wajah lugu. Kalau saja ada sutradara yang melihat akting wanita itu sekarang, sudah pasti Gaitsa akan langsung direkrut jadi pemeran utama.

"Maaf kalau lancang, Pak, tapi bagaimana bisa Bapak langsung menebak yang membuat kopinya adalah putri bungsu dari keluarga berpengaruh seperti Ardian? Bukankah tidak masuk akal perusahaan sebesar itu membiarkan putri bungsunya bekerja di perusahaan lain?"

Diam-diam Daniyal menyetujui logika yang diutarakan wanita di hadapannya. Memang benar, tidak mungkin keluarga itu membiarkan putri kebanggaannya bekerja untuk perusahaan lain.

"Bukan apa-apa, aku hanya teringat sesuatu."

Gaitsa merasa ingin menghilangkan diri saat ini juga saat mendengar kalau pria itu teringat sesuatu. Jangan bilang Daniyal yang pernah menemui kepala keluarga Ardian di kediamannya?

"Kalau begitu sampaikan pada Nona Erika untuk membuat kopi untukku setiap hari mulai sekarang. Kopinya harus tersedia setiap pukul sembilan pagi dan pukul dua siang. Aku tidak menerima penolakan."

Daniyal langsung kembali memasuki ruangannya setelah memberi perintah yang menurut Gaitsa tidak masuk akal dan menyalahi aturan. Sekarang ia bagaimana?

Daniyal yang kembali duduk di ruangannya menatap cangkir berisi kopi yang masih tersisa setengah. Pria itu termenung saat ingatan tentang kopi pertama yang ia minum kembali memenuhi benaknya.

Padahal sudah sepuluh tahun tapi Daniyal tidak pernah melupakan rasanya. Pria itu menemui Presdir YG Grup di rumahnya untuk membicarakan pembangunan gedung JM Entertaiment di beberapa negara tetangga.

Saat itu, meski awalnya sudah menolak dibuatkan minuman, Daniyal terpaksa meminum kopi yang dibawakan Nyonya Ardian untuk menghormatinya. Tapi, lidah pria itu justru jatuh cinta dengan pahit dan manis kopi yang masuk ke mulutnya.

Tuan Ardian dengan bangga mengatakan bahwa Daniyal adalah orang asing pertama yang menyicipi kopi buatan putrinya yang saat itu masih berusia lima belas tahun.

Ia pikir semua kopi memiliki rasa yang sama, tapi ternyata tidak. Daniyal sudah mencicipi banyak sekali jenis minuman satu itu selama sepuluh tahun terakhir, tapi tidak pernah menemukan rasa yang sama.

1
Hurul Fatmi
Luar biasa
Tri Febri
alur cerita dan penggunaan bahasa sangat menarik. berbeda dari novel yg biasanya
Agura Senja: wah, makasih udah mampir~! Terus dukung Gaitsa dan Ravendra, ya! 😍
total 1 replies
Agnes🦋
gemes wkwkw
Agnes🦋
.
Agnes🦋
blm update ya kak
Agnes🦋
seruuuu
Agura Senja: Terima kasiiihh
total 1 replies
Agnes🦋
aslii seru tor ceritanyaaa, pliss update dong torr
Agura Senja: Terima kasih sudah mampir yaa... Gaitsa akan tayang 5 bab setiap hari 😍
total 1 replies
Agura Senja
otewe bucin parah
Sunarmi Narmi
Itu pak CEO kena karma
..rasain akibat bikin wanita sakit hati...bikin dia bucin thor biar ngak arogant
Agura Senja: otewe bucin parah 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!