Princess Of 100 Talents

Keesokan harinya, setelah mengunjungi nyonya Liu dan melihat jika kondisi tubuhnya telah jauh lebih baik. Lin Yao keluar untuk membeli kebutuhan lainnya.

Saat ini, dia masih mempunyai uang dari mengobati orang yang kemarin dia tolong, jadi dia ingin membeli beberapa pakaian untuknya dan juga nyonya Liu.

tak tak tak tak

"Minggir! Semuanya minggir! Ada kuda terlepas, minggir semua!"

Suara teriakan seseorang membuat Lin Yao yang mendengarnya menoleh, namun kuda yang berlari sangat kencang itu sudah berada tidak jauh darinya.

"Nona, awas!" Seru Feng Ying dengan khawatir karena kuda menuju ke arah Lin Yao.

Lin Yao yang tidak bisa menghindar lagi hanya bisa menghentakan kakinya dan seketika dia melompat ke atas tubuh kuda itu.

Semua orang yang melihat itu tertegun dan juga terkejut.

Dengan cepat Lin Yao menarik tali yang ada pada kuda itu, dan tepat sebelum kuda itu menabrak salah satu kedai milik seseorang, Lin Yao berhasil menghentikannya.

Suara sorak bahagia terdengar, mereka benar-benar merasa takjub pada Lin Yao yang berhasil mengendalikan kuda itu tepat waktu.

Lin Yao turun dari kuda, dan membelai kuda itu beberapa kali.

"Terima kasih nona, jika nona tidak dapat mengendalikan kuda saya yang tiba-tiba hilang kendali ini, saya tidak tahu harus bagaimana." Ucap seorang laki-laki yang tadi berteriak.

Lin Yao memberikan tali pegangan untuk mengendalikan kuda pada laki-laki itu.

"Ikatlah kuda anda dengan kencang, dan beri makan sedikit gingseng dan gula merah. Aku rasa kuda ini merasa sedang tidak baik."

"Baik, baik. Saya akan memberikannya pada kuda ini. Terima kasih nona." Laki-laki itu membungkukan badannya.

Lin Yao mengangguk.

"Nona! Nona, anda baik-baik saja? Apa anda terluka?" Ucap Feng Ying dengan khawatir.

Feng Ying melihat tubuh Lin Yao ke kanan dan ke kiri, dia benar-benar terlihat khawatir pada Lin Yao.

"Aku baik-baik saja." Ucap Lin Yao dengan tenang.

Feng Ying menghela nafas lega "Syurkurlah nona baik-baik saja, anda sudah membuat saya hampir mati karena ketakutan, nona."

"Maaf Feng Ying, aku tidak bisa menghindari kuda itu. Jadi hanya dengan mengendalikannya saja untuk bisa menyelamatkan diri."

"Tidak apa-apa nona, yang terpenting nona baik-baik saja."

"Baiklah, sekarang lebaran lebih baik kita ke toko kain yang ada disana." Ucap Lin Yao sambil menunjuk sebuah toko kain yang tidak jauh dari mereka berdiri.

"Baik nona."

Lin Yao dan Feng Ying kemudian berjalan menuju toko kain yang di tunjuk Lin Yao itu.

Di sebuah rumah makan, pangeran Rong melihat semua gerakan Lin Yao dari ruang VIP di lantai dua.

"Xiao Bo, siapa wanita yang berhasil mengendalikan kuda tadi?" Tanya pangeran Rong pada pengawal setianya.

"Yang mulia, dia adalah nona muda pertama dari keluarga perdana menteri Liu. Dan dia adalah salah satu wanita yang kemarin menjadi berita di ibu kota."

"Jadi dia adalah wanita yang di tindas itu?"

"Benar yang mulia."

Pangeran Rong menatap lurus keluar jendela "Wanita yang begitu tangguh, dan kuat. Bagaimana bisa dia di tindas di dalam kediaman perdana menteri Liu oleh anak seorang selir? Sepertinya dia memiliki banyak hal yang sembunyikan."

Xiao Bo melihat pangeran Rong diam, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Yang mulia, apakah anda ingin saya mencari tahu tentang nona muda Liu itu?"

"Tidak perlu, aku akan menemuinya sendiri nanti."

Xiao Bo terkejut, pangeran Rong yang selama ini menghindari banyak wanita dan bahkan tidak mau di jodohkan oleh kaisar, tertarik pada seorang nona muda yang terkenal tidak berguna dan lemah dari keluarga Liu.

...----------------...

Di toko kain, Lin Yao dan Feng Ying sedang memilih kain yang bagus untuk nyonya Liu.

Lin Yao mengambil salah satu contoh kain berwarna merah kecoklatan, dengan sedikit motif yang membuat kain itu terlihat indah.

"Ini sangat cantik, pasti akan cocok untuk ibu." Ucap Lin Yao.

"Anda benar nona. Kulit nyonya putih tetapi tidak pucat, pasti sangat cantik jika nyonya memakai pakaian dengan warna ini."

"Baikah aku akan membeli kain yang ini."

Feng Ying membawa contoh kain itu, mereka lalu mencari kain yang lainnya di dalam toko.

Setelah mereka mendapatkan beberapa potong kain dengan warna dan motif yang berbeda, mereka berdua keluar dari dalam toko.

"Feng Ying, kita beli bebek panggang dulu disana. Rasanya sudah lama aku tidak makan bebek panggang."

Feng Ying diam, itu karena dia tahu sejak dulu nonanya tidak menyukai bebek panggang. Tapi sekarang justru ingin membelinya.

"Nona, bukankah nona tidak menyukai daging bebek?" Ucap Feng Ying dengan bingung.

"Ah, benarkah? Itu.... Itu karena aku sudah memutuskan, jika mulai sekarang aku akan mencoba menyukai semua makanan. Aku tidak akan pilih-pilih makanan lagi, bukankah ibu tidak menyukaiku jika selalu pilih-pilih makanan?"

Feng Ying yang mengerti alasan Lin Yao yang sudah mau menyukai daging bebek pun mengangguk.

Lin Yao yang tidak tahu jika Liu Lin Yao di kehidupan ini tidak menyukai daging bebek sedikit kesulitan, namun akhirnya dia berhasil membohongi Feng Ying dengan alasan yang masuk akal.

Kedua wanita itu lalu berjalan menuju kedai penjual daging bebek panggang, dan membeli setengah ekor daging bebek panggang yang telah di potong beberapa bagian.

"Siang ini kau tinggal memasak sayur dan sup saja, karena kita sudah mempunyai menu utamanya, yaitu bebek panggang ini." Ucap Lin Yao.

"Baik nona."

Lin Yao dan Feng Ying kembali berjalan menuju rumah perdana menteri Liu.

Mereka tidak tahu jika pengawal pangeran Rong tengah memperhatikan mereka berdua.

Ya, walaupun pangeran Rong tidak memerintahkan pengawalnya itu untuk mengikuti atau mencaritahu seperti apa nona muda pertama Liu. Namun pengawal itu tetap melakukannya, karena dia ingin pangeran Rong tidak salah memilih seorang wanita.

Terlebih ini adalah kali pertama pangeran Rong tertarik dengan orang lain, dan itu adalah seorang wanita dari keluarga Liu yang terkenal tidak memiliki bakat apapun dan juga lemah.