NovelToon NovelToon
Love Delayed Mas Santri

Love Delayed Mas Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Pemain Terhebat / Romansa / Kontras Takdir / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

Sekuel Sincere Love My Husband.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.

"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.

Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.

Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.

Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 7 : Misi Mengejar Cintanya

..."Seseorang bisa saja diam, jika ada orang yang bertanya akan masa lalunya. Akan tetapi, di dalam dirinya menyimpan duka yang amat menyakitkan, sehingga lupa akan caranya menyembuhkan."...

...~~~...

Di dalam sebuah pesantren, para santri mulai melaksanakan aktivitas seperti hari-hari biasanya. Di mana matahari sudah mulai terbit, sehingga membuat semua para pribumi bisa melakukan aktivitas seperti biasanya lagi, termasuk di Pesantren Darussalam yang berada di Bandung.

Seorang wanita cantik tengah berada di dalam sebuah madrasah dan di dalamnya, sudah ada santri lainnya dan juga guru yang mengajar di sana. Terlihat sekali, dari beberapa santri di sana memperhatikan, serta mendengarkan penjelasan dari Ustaz Mahen yang mengajar di sana.

Akan tetapi, ada satu santri putri yang tidak seperti itu. Bukannya mendengarkan atau memperhatikan tentang apa yang dijelaskan oleh Ustaz Mahen---cucu pengurus ponpes pesantren di sana, ini malah terus memperhatikan wajah tampan rupawan milik ustaz muda itu. Ya, dia adalah Azura, santri putri baru di Pesantren Darussalam yang kebetulan begitu tertarik kepada Mahen, setelah sekian lama tidak bertemu dengan sepupunya itu.

"Bagaimana, sudah paham semua pembahasan soal mubtada sama khabarnya?" tanya Mahen kepada para santri yang diajarkan olehnya itu.

"Na'am, insya Allah paham Ustaz," jawab para santri putra dan putri yang terhalang oleh hijab itu.

"Hem, bagus," kata Mahen yang bersyukur para santri itu bisa paham akan pembelajarannya hari ini.

Sebelum itu, tatapan mata Mahen malah tertuju kepada Azura yang hanya diam saja, dengan menopang kedua tangannya di dagunya itu sembari menatap lekat wajah tampan miliknya.

"Azura, tolong jelaskan apa yang telah kita bahas di pembelajaran hari ini!" pinta Mahen kepada gadis cantik itu.

"Hah apa, A Mahen?" tanya Azura karena terkejut mendapati pertanyaan seperti itu, padahal dirinya saja tidak memperhatikan pelajarannya.

Mahen menatap sekilas dan kembali menunjuk ke arah bor yang sudah ada tulisan tentang pembelajaran ilmu nahwu hari ini.

"Coba jelaskan, apa itu pengertian dari mubtada dan khobar!" ucap Mahen yang kembali mengulangi pertanyaannya kepada Azura.

"Aduh, Azura enggak tahu lagi penjelasan apa yang dimaksud oleh A Mahen itu, soalnya enggak merhatiin tadi. Eh, tapi Abi pernah bilang, mubtada sama khobar itu adalah sebuah hukum yang saling membutuhkan. Hem, Azura punya ide buat jawabannya," ucap Azura di dalam hatinya sembari tersenyum manis.

"Cepat jawab, Azura! Jika tidak, kamu akan di hukum di depan teman-teman kamu yang lainnya, karena tidak memperhatikan pelajaran hari ini," kata Mahen yang menakuti-nakuti Azura agar gadis itu cepat menjawab pertanyaannya.

"Iya-iya, sabar dong A Mahen! Ini juga mau dijawab," sahut Azura sembari tersenyum dan bukannya takut jika ditanya seperti itu oleh Mahen yang terkenal ustaz kiler di sana.

"Cepat jawab, jika sudah ada jawabannya!" tegas Mahen untuk kesekian kalinya berkata seperti itu kepada Azura.

Azura tersenyum dan mulai menyiapkan diri untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Mahen kepada dirinya.

"Mubtada dan khobar itu adalah aku dan kamu," jawab gadis itu dengan tanpa malu berkata seperti itu di umurnya yang sudah kelapa dua itu.

"Yang benar, Azura jawabnya!" tegas Mahen yang mulai kesal, karena jawaban Azura tidak seperti yang dijelaskan olehnya.

"Ya terus, kalau bukan itu apa jawabnya?" tanya Azura kepada laki-laki yang mengajar di sana sekaligus saudara sepupunya itu.

"Huh, Mubtada dan khobar itu adalah kata yang saling berkaitan yang nantinya akan menghasilkan sebuah kalimat sempura. Paham, Azura?" jawab Mahen sembari menanyakan pendapat Azura atas penjelasnya itu.

"Oh gitu, paham kok A Mahen," seru Azura yang hanya menganggukkan kepalanya saja, sembari menatap wajah itu.

"Bagus kalau paham," ujar Mahen yang mulai tidak habis pikir dengan sikapnya Azura, karena terus membuat dirinya tidak tenang. Namun tidak lama dari itu, Mahen kembali menghadap kepada bor yang telah berisi tulisan sepidol yang ia pegang itu.

"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura sembari tersenyum manis.

Deg.

Mahen terdiam sesat, setelah mendengarkan apa yang wanita cantik itu ucapkan. Akan tetapi, saura dari para santri yang lainnnya membuat Mahen kembali sadar dari keterkejutannya itu.

"Cie, cie. Ustaz Mahen digombalin santri baru itu," sorak para santri putri yang lainnya dengan begitu heboh, melihat Azura berkata seperti itu kepada ustaz muda yang dikenal kiler itu, ditambah ada beberapa santri putri yang lainnya iri atas tindakan Azura yang lancang itu.

Mendengar sorakan itu, Mahen pun berbalik dan menatap para santri yang diajarnya itu dengan tatapan mata tajam.

"Semua diam! Jangan ada yang berbicara!" tegas Mahen yang tidak mau timbul masalah lainnya, atau fitnah yang tidak diinginkan nantinya.

Semuanya langsung diam, terkecuali Azura yang cengengesan sendiri sembari menatap wajah Mahen yang nampak menyeramkan, jika sedang tegas dan marah kepada orang.

"A Mahen tatap tampan deh, walupun lagi kesal kayak gitu," ucap Azura tiba-tiba dan sekali lagi membuat Mahen menatapnya tajam.

"Cukup, Azura! Perhatikan! Dan kita lanjutkan kembali pengajarannya," kata Mahen menegur Azura atas ucapannya itu.

"Oke, siap. Ustaz tampan," balas Azura yang tanpa rasa bersalah bersikap santai saja, walupun dari raut wajah Mahen sudah terlihat sangat marah dan kesal.

...****************...

Sepulang dari madrasah, bukannya langsung kembali ke asrama putri, Azura malah diam menunggu Mahen yang masih membereskan kitabnya di atas meja.

Kedua sudut mata Mahen tertarik untuk melihat kepada Azura yang juga belum keluar dari madrasah itu.

"Kenapa kamu belum keluar dari sini, Azura? Cepatlah keluar, karena Mahen pun akan segala keluar," ujar laki-laki tempan itu kepada sang gadis.

"Azura lagi menunggu A Mahen di sini," jawab wanita itu sembari tetap berada di madrasah itu.

"Baiklah, nanti tutup kembali pintunya," ujar Mahen yang malah menjawab seperti itu kepada gadis yang sudah menunggunya cukup lama itu.

"Jutek dan cuek sekali si, A Mahen. Malah dingin juga, emangnya kenapa si?" tanya Azura sembari menghampiri Mahendra yang belum sempat keluar dari madrasah tersebut.

"Itu bukan urusanmu, Azura." Mahen menjawab sembari pergi meninggalkan Azura sendirian, tanpa memberikan jawaban yang pasti.

Azura nampak terdiam sejenak dan kembali bertanya, "Tapi, kenapa A Mahen? Emanngnya ada apa di balik sikap dingin dan cuek yang A Mahen tunjukan itu?"

Mahen berbaik sejenak, karena belum terlalu jauh juga jalannya. "Tidak semua hal perlu dikatakan kepada semua orang dan ada hal yang tidak bisa orang lain ketahui," ucapnya sembri meninggalkan Azura sendirian di sana.

.

.

.

Hayo penasaran, kan? Apa ya reaksi Azura nanti? Yuk ikuti kelanjutannya! Jangan lupa berikan like sama komentar kalian yang banyak dulu ya! jangan sampai ketinggalan loh.

1
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
mampir kakk...
lanjut....
Seuntai Kata: Terimakasih banyak Kak, udah mampir. Semoga suka ya sama ceritanya. Ini sebentar lagi muncul bab barunya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!