"paman jelas-jelas kamu juga mencintai aku akan tetapi kenapa kamu tidak mau mengakuinya"
Alena jatuh cinta kepada paman angkatnya sejak dia masih kecil, akan tetapi paman selalu menganggap dia seorang gadis kecil yang sangat imut, apakah si dokter jenius itu akan tergerak hatinya untuk menerima Alena, ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMIRA ARSHYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 23
setelah sampai di jalan raya, Alena kemudian langsung memanggil taksi.
Setelah berada di dalam mobil taksi, Alena kemudian langsung menelpon seseorang.
"hallo...kak Jai...?"ujar Alena.
"iya alena ada apa...?"terdengar jawaban dari sebrang telpon.
"kak Jai, sepertinya mereka diam-diam mengganti merk cat yang kita pesan...!"ujar Alena.
"hah...apa...? Apakah kamu serius...? Baiklah kalau begitu, kamu tidak perlu panik, aku yang akan menangani Masalah ini, kamu pergilah pulang dulu."ujar sebuah suara dari ujung sambungan telepon tersebut.
"baiklah kak Jai."ujar Alena.
"Alena kamu sangat rajin, terima kasih ya...?"ujar suara dari ujung telpon.
"tidak perlu berterima kasih, ini sudah menjadi tugas saya."ujar Alena sambil tersenyum.
setelah itu Alena mematikan sambungan teleponnya.
Setelah sampai di kantor tempatnya bekerja, Alena langsung duduk di kursi kerjanya.
Tidak lama kemudian terdengar suara orang memanggilnya.
"Alena, sini sebentar."ujar seorang pria sambil melambaikan tangannya ke arah Alena.
"iya, tunggu sebentar."ujar Alena sambil berdiri dari tempat duduknya.
Setelah dekat.
"ada apa...?"ujar Alena.
"pergilah ke ruangan kak Jai, dia memanggilmu untuk ke ruang kerjanya."ujar pria tersebut.
"baiklah kalau begitu, terima kasih."ujar Alena sambil berjalan menuju ke arah ruangan orang yang bernama kak jai itu.
Tok...!
Tok...!
Tok...!
Alena kemudian langsung mengetuk pintu ruangan yang berada di hadapannya.
"iya, silahkan masuk."ujar suara dari dalam.
Alena kemudian langsung membuka pintu ruangan tersebut.
"kak Jai, ternyata kamu sudah kembali...?"ujar Alena sambil berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut.
"ah, Alena, tadi aku sudah pergi ke lapangan dan aku juga sudah mengecek cat yang mereka gunakan, di sana aku melihat mereka memakai cat yang kita rekomendasikan dan tidak ada kendala apa pun."ujar pria yang bernama Jai tersebut sambil tersenyum lebar ke arah Alena.
"ehhh...! Tidak mungkin...!"ujar Alena terkejut mendengar ucapan Jai tersebut.
Jai kemudian berjalan mendekati Alena.
"Alena lihatlah ini, aku tadi mengambil diam-diam foto kaleng cat yang mereka gunakan, lihat Meraka menggunakan cat yang sudah kita rekomendasikan."ujar Jai sambil memperlihatkan sebuah foto kepada Alena.
"kamu sudah lihat kan Alena, dan tidak ada yang salah...?"ujar Jai sambil tersenyum lebar.
"tapi ini semua tidak mungkin...!"ujar Alena.
karena yang Alena lihat tidak sama dengan apa yang ada di dalam foto tersebut.
"Alena, mungkin saja kamu yang sudah salah lihat, pak din sudah sangat lama bekerja sama dengan perusahaan ini, dan aku sangat-sangat yakin jika dia tidak akan pernah berbuat curang."ujar Jai sambil menatap wajah Alena.
"tidak kak Jai, mungkin saja meraka sudah mengganti semua kaleng cat itu sebelum kamu datang ke sana karena mereka takut jika kamu sampai melihatnya."ujar Alena.
"tapi Alena, aku melihat sendiri jika kaleng-kaleng cat itu sama dengan merk yang kita rekomendasikan."ujar Jai.
"tapi kak Jai, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri jika bukan Merk itu yang mereka gunakan tadi."ujar Alena bersikeras dengan apa yang dia lihat tadi.
"sudahkah Alena pergilah kembali ke tempatmu bekerja, aku tidak mengalahkanmu sama sekali, kembalilah bekerja dengan giat ya."ujar Jai sambil menyuruh Alena untuk keluar dari dalam ruangannya.
Alena kemudian langsung berjalan keluar dari dalam ruangan tersebut.