Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 - Serangan Lagi
Keadaan Ervan berangsur-angsur sembuh setelah berhari-hari mendapat perawatan di rumah sakit. Kini dia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.
"Bawa aku ke tempat Erika! Aku ingin bertemu dengannya," pinta Ervan.
"Emm... Anu... Aku memang tahu nona Erika ada di negara mana. Tapi aku tidak tahu dia tinggal dimana, Bos..." ungkap Roby sambil memegangi tengkuk. Kebetulan memang Erika hanya akan menghubunginya saat butuh. Erika juga tidak pernah memberitahu keberadaannya secara detail.
"Maksudmu?!" Ervan menuntut jawaban.
"Ya aku tahu nona Erika ada di Kanada. Tapi kan kota di Kanada banyak. Aku tidak tahu dia ada dimana," jelas Roby ciut.
"Kau jangan berbohong! Kau pasti bercanda!" Ervan yang tadinya sudah bersemangat, seketika merasa geram.
"Aku bersungguh-sungguh, Bos..." kata Roby.
"Bagaimana kalau kita meneleponnya? Kau pasti punya nomornya kan?" usul Ervan yang tak kehabisan ide.
Roby menggeleng dan berucap, "Nona Erika selalu memakai nomor telepon baru saat menghubungiku. Aku pernah meneleponnya di nomor yang sama. Tapi sudah tak aktif lagi."
"Sialan! Harusnya kau beritahu aku sejak awal!" Ervan mengacak-acak rambutnya frustasi. Meskipun begitu, tekadnya untuk bertemu Erika tidak akan hilang begitu saja.
"Tapi... Kita bisa melacaknya dengan nomor terakhir kali yang dia pakai untuk menghubungimu," cetus Ervan.
"Kita bisa mencobanya, Bos!" tanggap Roby.
"Oke. Kalau begitu kita ke Kanada sekarang," usul Ervan. Dia dan Roby berangkat menuju bandara.
Sebelum ke bandara, Ervan ingin makan di restoran favoritnya terlebih dahulu. Sekarang dia dan Roby sedang asyik menikmati hidangan dengan lahap.
"Untung saja aku masih punya uang simpanan di bank," celetuk Ervan. Dia memang sudah siap siaga jika masalah seperti sekarang sedang menimpanya.
Kala itu, Ervan merasa aneh dengan keadaan restoran. Bagaimana tidak? Dia merasa suasana di sana semakin sepi.
Para pelayan di sana juga terlihat menghilang satu per satu. Bahkan kasir yang tadinya berjaga tampak tidak ada di mejanya.
"Ada yang aneh! Kita harus pergi dari sini!" imbuh Ervan. Sebagai penjahat berpengalaman, dia mencium adanya keganjilan.
"Kau benar, Bos!" sahut Roby.
Tanpa ba bi bu, Ervan dan Roby beranjak dari meja makan. Namun mendadak beberapa wanita tak asing muncul menghalangi jalan mereka. Ervan dan Roby sendiri sangat mengenal orang-orang itu. Jelas orang-orang yang kini menghalangi jalan mereka adalah anak buahnya sendiri.
"Syukurlah kalian ke sini. Ayo! Kalian harus membantuku mencari Erika," ucap Ervan. Ia mengira kalau kedatangan para anak buahnya ke restoran karena ingin membantunya. Namun pada kenyataannya tidak. Karena tak lama kemudian, Zivanna muncul.
Ervan melotot saat melihat Zivanna. Dia tentu kesal karena perempuan itu telah mengkhianatinya.
"Beraninya kau muncul di hadapanku setelah apa yang terjadi!" timpal Ervan.
"Semuanya benar-benar sesuai rencanaku," kata Zivanna sembari tersenyum miring.
"Kau---" perkataan Ervan harus terpotong karena mendadak dia merasakan matanya sangat berat. Dia diserang oleh kantuk yang begitu mendadak. Hal serupa juga terjadi pada Roby. Sampai akhirnya mereka berdua jatuh tak sadarkan diri.
Ternyata hidangan yang dimakan oleh Roby dan Ervan sudah dicampur dengan obat tidur berdosis kuat. Zivanna sendiri sudah membuat rencana itu jauh-jauh hari karena dirinya tahu restoran-restoran favorit Ervan.
Zivanna lantas menyuruh anggota wanitanya untuk membawa Roby dan Ervan. Ia membawa dua lelaki itu ke markas Black Skull.
Zivanna mengurung Ervan di sebuah ruangan gelap. Sementara Roby dibawa ke ruangan biasa.
Sejak awal Zivanna sengaja menembak Roby dan Ervan di bagian tubuh tak berbahaya. Tidak heran mereka masih hidup. Apa yang terjadi sekarang sudah diprediksi Zivanna akan terjadi.
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰