Dante, pria kejam yang hidup di dunia kelam, tak pernah mengenal rasa iba. Namun segalanya berubah saat ia bertemu Lea, gadis lugu yang tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhannya. Lea, seorang guru TK polos, kini menjadi obsesi terbesarnya—dan Dante bersumpah, ia tidak akan melepaskannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Tengah malam lea terbangun,tenggorokan nya terasa kering. Dengan wajah masam lea bangun dari tempat tidur nya.
dia berjalan dengan lunglai,"kenapa air di kamar harus habis!"omel nya sendirian.
BRUK!
Lea terperanjat kaget,matanya langsung terbuka lebar saat mendengar suara bising di pintu utama.
Jantung Lea berdegup lebih cepat. Suara itu... terlalu keras untuk sekadar angin. Apa mungkin ada seseorang yang mencoba masuk?
Lea takut akan ada orang jahat masuk,tapi dia juga berfikir lagi bagaimana bisa bukannya pengawal dan pelayan di sini sangat banyak?
lea sedikit berlari. Namun, saat dia melihat seseorang di depan pintu terkulai lemas.
"ya ampun?!"kaget nya dengan menutup mulut nya dengan kedua tangan nya.
Dengan gerakan cepat lea langsung membopong dante,mengalungkan tangan pria itu di leher nya. Mengerahkan sekuat tenaga nya untuk mengangkat dan menuntunnya berjalan.
"berat sekali...."ringis nya dengan berusaha menarik nya terus.
Dante pulang dalam keadaan mabuk berat. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi jelas keadaannya sangat kacau.
baju formal yang biasanya terlihat rapi ,kini semuanya acak-acakan.
"kamu manis sekali lea..."racau nya tepat di telinga gadis itu. Membuat seluruh tubuh nya merinding.
Lea mendelik ke arah pria itu, "Diam, Dante! Aku sudah cukup kesal membopongmu ke sini!"
bentak nya dengan kesal.
jarak mereka sangat dekat membuat lea merinding. Namun, dia tidak mungkin membiarkan pria itu terbaring di lantai yang dingin semalaman.
Dante terus meracau, memuji dan mengagumi lea bahkan dante berkata sesuatu yang menurut lea sangat menjijikan. Lea ingin sekali mendorongnya dan membiarkannya begitu saja. Tapi, dia bukan orang sekejam itu.
"hah...hah...hah..."lea terngah-engah saat menaiki satu persatu anak tangga.
"kemana semua pelayan dan pengawal di sini. Kenapa malam ini semuanya seolah menghilang!"omel nya dengan terus menarik tubuh pria tegap dan tinggi di sebelah nya.
Lea terus menarik tubuh dante,sedikit demi sedikit akhirnya lea berhasil menarik ke tangga terakhir.
"sedikit lagi...ayo lea..."ucap nya menyemangati diri sendiri.
Lea melirik sekilas ke arah dante. "syukurlah dia tidur. Kupingku sangat panas mendengarnya terus meracau!"desis nya sudah sangat muak.
Lea membuka pintu kamar dante dengan hati-hati,pandangan nya sedikit terpana saat melihat isi kamar dante yang begitu indah dan elegan.
Dengan gerakan cepat lea menarik tubuh dante ke arah ranjang yang indah dan empuk ini.
"ah....akhirnya..."ucap nya dengan meregangkan otot-otot nya.
Lea menatapnya sekilas. Wajah pria itu, meskipun berantakan, tetap terlihat luar biasa. Rahang tegas, hidung lurus, dan bibir tipis yang sedikit terbuka. Seolah-olah dunia sengaja menciptakan Dante untuk membuat wanita terpesona.
Tidak bisa di pungkiri lea pun mulai tertarik. Namun,beberapa detik dia memandang wajah pria di hadapan nya lea dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"sadarlah lea..dia psikopat!"ucap nya mengingatkan diri sendiri.
Saat lea melangkah pergi. Seketika langkah nya terhenti dia menoleh sebentar.
"aku lupa belum menyelimuti nya."lirih nya pelan,dengan langkah berbalik arah menuju pria itu.
Sebelum menyelimuti nya,lea terlebih dulu membuka sepatu dan kaos kaki dan menyimpannya di rak sepatu. Dengan cekatan dia membuka semua kancing baju dante berharap itu akan memperlancar pernapasan pria itu.
Namun tangannya terhenti saat melihat roti sobek di perut dante. Lea menelan ludah dengan kasar,tangannya sedikit gemetar.
Dengan cepat dia menyambar selimut dan menyelimuti pria itu lalu berlari pergi ,tidak lupa menutup nya dengan sangat pelan.
"astaga...dia begitu sempurna."lirih nya dengan mengusap wajah nya menggunakan kedua tangannya merasa prustasi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...