Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. SAMA SAMA JOMBLO
"Wah aku yakin dan percaya, Kalau Tuan Regen dan Kak Tamara bersatu, hidup mereka pasti akan bahagia. Dan Alven akan kebakaran jenggot melihat kebahagiaan mereka."Evi membayangkan Bagaimana reaksi Alven jika Tamara dan Regen bersatu dalam ikatan pernikahan dan hidup mereka akan sangat bahagia.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Tamara Evi dan Januar membahas tentang Regen dan Tamara yang akan mereka persatukan.
"Oh iya, Pak Januar. Dari tadi kita membahas Tuan Regen dan Kak Tamara. Sekarang bagaimana kalau kita membahas pak Januar yang tak kunjung menikah?" ucap Evi sambil tertawa cekikikan.
"Kamu mengejek saya?"
"Bukan mengejek. Lebih tepat mengingatkan, agar Pak Januar ingat menikah. Jangan fokus hanya bekerja dan bekerja terus, sehingga lupa mencari pendamping hidup. Ingat umur sudah berapa sekarang." ucap Evi mengingatkan Januar yang tak kunjung menikah di usianya yang sudah hampir kepala empat.
Januar hanya terdiam. Tidak menjawab ocehan wanita muda yang duduk disampingnya. Dia memilih fokus menyetir dari pada menjawab ocehan Evi yang sedari tadi mengatainya yang tak kunjung menikah.
"Kok pak Januar diam saja? dari tadi pak Januar semangat bangat waktu Bahas Tuan Regan dan kak Tamara. Giliran Evi mau bahas pak Januar, Pak Januar langsung diam seribu bahasa.
"Kamu jangan ngatain saya doang. Memangnya kamu sudah punya pacar? jomblo aja mengejek saya." gerutu pak Januar.
"Saya kan, ngak masalah. Soalnya saya masih muda pak." sahutnya sambil nyengir.
"Itu berarti kamu beneran jomblo." ucap Januar.
"Ya, tapi saya masih daun muda. Daripada bapak, susah tua masih jomblo akut." sahut Evi yang tak mau kalah.
Tanpa terasa mereka sudah tiba di depan rumah Tamara. Mungkin karna meraka bercerita di sepanjang perjalanan.
Januar menghentikan mobil miliknya, tepat di depan warung es Boba milik Tamara.
Tamara mengerutkan keningnya, melihat satu unit mobil mewah terparkir di depan warungnya.
Netranya melihat seorang wanita cantik turun dari mobil itu, disusun oleh seorang pria tampan yaitu Januar.
"Kak Tamara...."teriak Evi saat dirinya melihat sosok yang ia rindukan duduk bersama dengan Cia. kebetulan warung es Boba miliknya, sudah mau tutup. Peralatan pun sudah disusun rapi. Sehingga Tamara memilih untuk duduk santai terlebih dahulu. mengingat tubuhnya lumayan lelah hari ini.
Kebetulan pesanan es Boba melalui aplikasi online lumayan ramai. Sehingga suatu harian penuh, Tamara belum ada istirahat sama sekali. Baru ini dia duduk santai ria bersama putrinya. Yang ditemani oleh Mbak Rida, wanita yang selama ini menemani Tamara.
Tamara tersenyum, melihat Evi yang datang menjenguk dirinya."
"Wah, ada angin apa adik kakak nyamperin Kakak hingga ke rumah?"ucap Tamara sambil memeluk Evi dengan penuh kasih sayang.
"Evi sangat kangen sama kakak dan juga Cia."ucap Evi sambil mengembangkan senyumnya.
Lalu perlahan ia melonggarkan pelukannya, berniat ingin meraih tubuh Sang keponakan Cia yang begitu menggemaskan.
"Wah, ponakan Tante sudah terlihat cantik, bersih, dan wangi. Berarti ponakan tante yang cantik ini sudah mandi."ucap Evi sambil langsung memberikan kecupan hangat di pipi tembem Cia.
"Iya, dong Tante. Cia sudah pintar, sudah mandiri. Karena minggu depan Cia sekolah."Sahut Cia.
"Benarkah?
"Wah, berarti ponakan Tante sudah gede. tante senang mendengarnya, Selamat ya kamu minggu depan sekolah."ucap Evi kembali memberikan kecupan hangat di pipi tembem sang bocah.
"Ehemmmm... Januar berdehem, Evi seolah melupakan kehadiran Januar di sana, ketika dirinya sudah bertemu dengan Tamara dan juga Cia.
"Eh, ada Pak Januar juga? sapa Tamara sambil langsung memberi salam kepada Januar.
Tamara pun mempersilahkan Januar dan juga Evi masuk dan duduk di ruang tamu. Setelah ngobrol bersama sekitar 30 menit, Mereka pun sepakat pergi ke rumah sakit bertemu dengan Tuan Regen Aditama. sesuai dengan rencana Evi dan Januar sebelumnya.
Setelah bersiap-siap, Mereka pun pergi ke rumah sakit dengan menggunakan mobil milik Januar.
Evi duduk di bangku samping kemudi, sementara Tamara dan juga Cia duduk di bangku penumpang. Mereka tampak ngobrol di sepanjang perjalanan, tampak Evi memuji-muji kebaikan Tuan Regen di hadapan Tamara.
Januar juga melakukan hal yang sama. berharap hati Tamara terbuka untuk pria yang ia tolong sebelumnya.
Tamara dan Regen memang tidak terlalu dekat. Tamara mengenal Regen hanya sekilas sebelum kecelakaan itu terjadi. Berbeda dengan hubungan Regen dengan Alven. Mereka sudah berteman semenjak SMA.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih dua puluh menit membelah jalanan ibukota yang lumayan macet di sore hari menjelang magrib, akhirnya mereka tiba di rumah sakit.
Mereka berjalan menelusuri trotoar rumah sakit, menuju ruang rawat inap Regen.
Januar membuka knop pintu ruang rawat inap Regen.
"Selamat sore Tuan." Sapa Januar, Evi dan Tamara Begitu juga dengan Cia yang baru masuk ke ruang rawat inap Regen.
"Wah, kalian berbarengan datangnya? ucap Tuan Aditama yang melihat kehadiran mereka di sana.
"Iya Tuan, habis pulang dari kantor kami singgah di rumah Tamara. Baru sekalian kami barengan ke sini."sahut Januar sambil mengembangkan senyumnya, ia mengedipkan matanya sebelah ke arah Evi agar mereka menjalankan misi mereka.
Tampak Januar menarik tangan Tuan Aditama duduk di sofa sedikit menjauh dari Regen dan Tamara. Sementara Evi hanya tersenyum, ia sudah mengetahui kalau Januar akan menjalankan misinya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA BARU EMAK.
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂