Ervina seorang CEO ZyroCorp harus meregang nyawa akibat ledakan sebuah bom.
Jiwanya harus berpindah pada tubuh seorang gadis yang sedang terbaring koma akibat di dorong dari atap kampus oleh geng yang selalu membully Nessa.
Apakah Ervina yang saat ini menepati tubuh Nessa, bisa menegak kan keadilan untuk Nessa dan Dirinya sendiri??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Dia dengan cepat Samuel menurunkan lukisan tersebut dan menemukan sebuah tombol di balik lukisan tersebut.
"Oh my good" ucap Samuel yang menemuka sebuah tombol di balik lukisan.
***
Dengan cepat Samuel menekan tombol tersebut, tiba tiba dinding tempat lukisan itu tergantung bergetar dan terbuka menampilkan sebuah tangga yang menuju ke bawah.
Samuel sangat terkejut karena selama ini dia tak pernah mengetahuinya, lalu bagaimana wanita itu bisa mengetahuinya.
"Bagaimana mungkin wanita itu mengetahui sesuatu yang aku sendiri tak tahu" gumam Samuel.
Samuel dengan cepat kembali menekan tombol tersebut, dinding yang tadinya terbuka kembali tertutup, Samuel kembali menggantung lukisan bunga teratai di tempatnya.
Samuel mengingat semua percakapannya dengan wanita yang menelponnya sebelum dia ke mansion Ervina.
"Apa benar dia nona Ervina" ucap Samuel.
"Jika dia nona Ervina lalu siapa yang aku makamkan" ucap Samuel.
Samuel segera mengambil ponselnya dalam saku celana dan menekan nomor yang tadi menelpon dirinya.
Tapi nomor yang di hubunginya tiba tiba tak aktif membuat Samuel merasa frustasi.
"Sial kenapa nomor nya tak aktif" ucap Samuel.
Samuel kembali mencoba menghubungi nomor tersebut tapi tetap sama nomor tersebut tak aktif, akhirnya dia menelpon prajurit naga.
"Tolong kau periksa sebuah nomor yang akan aku kirimkan" ucap Samuel.
Samuel memutuskan panggilan telepon dan langsung mengirimkan sebuah nomor tak di kenal para prajurit naga untuk memeriksanya.
Setelah itu dia memutuskan untuk kembali ke apartemennya, sebelum pergi dia menatap sekeliling mansion tersebut sebelum dia melangkah pergi dari sana.
Sedangkan saat ini di kamar Nessa baru saja selesai membersihkan diri dan berpakaian, Nessa berjalan arah tempat tidur mengambil ponselnya.
"Pantas tak ada telepon dari Sam, ternyata ponsel ini kehabisan daya" ucap Nessa.
Nessa mencari kabel charge untuk mengisi daya ponselnya setelah menemukannya dia segera mengisi daya ponselnya.
Lalu Nessa mendekat ke arah meja lalu membawanya ke atas tempat tidur, dia membuka laptop milik Nessa untuk mencari informasi mengenai dirinya Ervina.
Evina dengan mudah membuka laptop milik Nessa karena ingatan Nessa asli, dengan kemampuan Ervina yang asli tak sulit mencari informasi tentang dirinya.
Jari jemarinya dengan lincah menari di atas keyboard, mengetik sesuatu yang ingin dia ketahui.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya semua data yang dia inginkan terpampang jelas di layap laptopnya.
"Jadi ada di tikus yang sedang bermain dalam perusahaan" ucap Nessa.
"Nikmati lah masa masa tenang anda tuan, karena setelah aku mengambil tindakan jangan harap kau akan bisa bernafas dengan leluasa" ucap Nessa menyeringai.
Nessa menemukan fakta baru ternyata ada seorang pengkhianat dalam perusahaannya yang memberitahu pada musuhnya jika dia akan pergi berlibur.
Setelah menemukan yang dia inginkan, Nessa memutuskan untuk tidur karena hari mulai larut.
Nessa menyimpan laptop di meja samping tempat tidur dan dia membaringkan badan dan mulai memejamkan mata memasuki alam mimpinya.
Di alam mimpi saat ini Ervina tengah berada di padang rumput yang indah, dia melihat seorang wanita yang sedang duduk sambil memeluk kedua lututnya di bawah pohon besar yang rindang.
Ervina berjalan mendekati sosok tersebut.
"Apa yang sedang kau lakukan" ucap Ervina pada sosok di hadapannya.
Sosok itu mendengar suara seseorang langsung mendongak menatap wajah yang berbicara padanya.
Saat sosok itu mengangkat wajahnya betapa terkejutnya Ervina melihat wajah wanita di hadapannya, Ervina segera berjongkok di hadapan sosok tersebut.
"Kamu Nessa" ucap Ervina.
Nessa yang mendengar namanya di sebutkan hanya tersenyum terhadap Ervina.
"Benar kan kamu Nessa" ucap Ervina kembali memastikan.
"Iya kak, aku Nessa" ucap Nessa membenarkan ucapan Ervina.
"Kalau kamu Nessa sekarang kita dimana" ucap Ervina bingung.
"Kita ada di alam mimpi kak, aku mau bilang terima kasih ke kakak" ucap Nessa.
"Terima kasih buat apa" ucap Ervina.
"Saat aku di ambang kematian aku merasa kematian ini gak adil buat aku. selama ini aku selalu berusaha menjadi orang baik, saat nafas terakhir aku berharap akan ada seseorang yang menggantikan aku untuk menuntut ketidakadilan ini sampai akhirnya kakak menempati tubuhku" ucap Nessa.
"Tapi kita tak memiliki hubungan sampai aku harus menempati ragamu untuk membalas dendam" ucap Ervina.
"Kakak benar tapi kita memiliki satu kesamaan kita merasa kematian kita tak adil" ucap Nessa tersenyum.
Ervina memang sempat merasa kematian yang dia alami tak adil pantas saja jiwanya di tarik untuk menempati raga Nessa.
Mungkin tuhan memberikan kehidupan kedua untuk aku membalaskan ketidak adilan yang Nessa dan aku alami.
"Kau tenang saja, karena aku telah menempati ragamu aku akan membalaskan ketidak adilan yang kau dan aku alami" ucap Ervina dengan sorot mata yang membara.
"Terima kasih kak, dan jika kakak telah berhasil menuntut ketidakadilan tersenyum berbahagialah bersama keluargaku bagaimana pun sekarang mereka keluarga kakak, selamat tinggal" ucap Nessa tersenyum.
Tiba tiba Nessa bangun dari duduknya lalu tiba tiba tubuhnya mulai memudar menjadi serpihan cahaya yang menyilaukan mata.
Karena cahaya yang menyilaukan Nessa terbangun dari tidurnya, cahaya matahari mulai menerobos memasuki kamarnya melalui celah jendela.
Nessa melihat ke sekeliling ternyata benar tadi dia bermimpi dan bertemu dengan Nessa yang asli.
"Tenang lah di sana aku akan menuntut ketidakadilan yang kau alami dan aku akan menjaga keluargamu karena seperti yang kau kata kan saat ini juga mereka keluargaku" ucap Nessa mengepalkan tangannya.
Nessa melihat ke arah jam dinding ternyata sudah pukul 9 di lekas bangkit dan berjalan membersihkan dirinya.
Sedangkan saat ini di kota Heritania, tepatnya di perusahaan ZyroCorp Samuel tengah membereskan dokumen dokumen yang di tinggalkan oleh Ervina.
Setelah kepergian Ervina para pemegang saham terus mendesak dirinya untuk mencari pengganti CEO yang baru untuk ZyroCorp.
Setelah menerima sebuah telepon dari nomor tak di kenal semalam dia mulai berfikir dengan kerasa siapa gadis itu, dan saat ini kesimpulan yang bisa dia dapatkan mungkin saja gadis itu tangan kanan Ervina yang tak di ketahui.
Jika kesimpulannya benar dia akan mematuhi membicarakan tentang posisi CEO yang kosong dengan tangan kanan atasannya itu.
Samuel telah mendapat laporan dari prajurit naga bahwa nomor tersebut terdaftar atas Nama Nessa Rora Benedict seorang putri dari pengusaha dari kota Fortisia, Samuel pun mengetahui tentang perusahaan kedua orang tuan Nessa karena mereka memang menjalin kerjasama.
Ponsel Samuel berdering dia segera mengangkat panggilan tersebut setelah mengetahui siapa yang menghubunginya.
"Ya ada apa" ucap Samuel.
"..."
"Awasi dan jaga dia baik baik dari jauh jangan sampai ketahuan" ucap Samuel.
"..."
Samuel mengakhiri panggilan itu, ternyata setelah Samuel mengetahui siapa pemilik nomor tersebut dia segera mengutus prajurit naga untuk mengawasi dan menjaga gadis tersebut.
"Semoga aku bisa segera bertemu dengan nya, nona aku merasa kesepian" ucap Samuel menatap bingkai foto Ervina di atas meja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...