" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Clara langsung menghirup udara dengan rakus begitu tangan Damian terlepas. Ia melirik judes ke arah Damian. Ia bahkan tidak sadar ponselnya sudah berpindah tangan.
“ Asin sekali tanganmu,” cibir Clara menggoda Damian. Damian hanya mengendikkan bahunya dan melihat ke arah Clara dengan serius.
“ Kamu tidak apa – apa ?” tanya Damian setelah Clara sudah mulai tenang. Keduanya duduk di atas meja paling depan yang berada di kelas kosong tersebut.
Clara menoleh ke arah Damian,mencoba menelisik rupa Damian yang tampan ini. Kenapa bocah ini peduli dengannya? Seingatnya menurut ingatan asli Clara, Damian digambarkan menjadi remaja yang sangat sulit untuk didekati oleh orang asing terutama seseorang yang berjuluk wanita.
Bocah ini nggak mungkin suka Clara kan? Sekelebat pikiran absurd tetapi wajib diperhitungkan melintas di pikiran Clara. Membuat Clara terkekeh sendiri.
Damian yang mendapati Clara yang terkekeh sambil menggelengkan kepalanya menjadi penasaran dengan apa yang sedang dipikirkan oleh gadis montok ini.
( montok dalam artian berisi ak.a gemuk yaa)
Clara segera menyadarkan diri dari lamunan absurdnya. Yang ia pikirkan saat ini adalah membalaskan dendam Clara asli. Urusan hati .. ehm nanti saja lah..
Ia berkedip pelan sambil menatap Damian lagi. Lucu jika ia pikirkan saat mendengar Damian menanyakan keadaannya. Jadi apa yang bisa terjadi kepadanya saat ia menjadi Claren?
“ waah apa ini? Kamu khawatir ke aku?” tanya Clara dengan nada sedikit centil menggoda Damian. Damian hanya mendengus sebal dan tetap menampakkan wajah datarnya. Tetapi Clara bisa melihat jika ujung telinganya memerah.
Ck ck ck, bocah ini memang begitu menarik. Lupakan soal ketampanannya, bahkan sekelas Claren yang sudah melanglang buana melihat berbagai rupa pria tetap terpesona dengan wajah rupawan Damian.
Belum lagi sepertinya bocah ini juga paham dengan bela diri dan yang Clara yakin tingkatannya juga tak kalah jauh dengan dirinya.
Lalu jangan lupakan jika Damian adalah pewaris perusahaan nomor satu di new york ini. Dia pasti memiliki kemampuan dalam bisnis.
“ Ck,” decih Damian ketika tidak mendapat jawaban dari Clara. Clara terkekeh pelan melihat wajah tidak puas dari Damian. Ia berdiri dengan tegak, dan menyilangkan tangannya di dadanya.
“ Tidak apa – apa, tidak akan ada yang bisa terjadi kepadaku,” jawab Clara tidak lagi menggoda Damian.
Damian melihat ke arah Clara dan memindai sekilas Clara dan tidak mendapati gadis ini berbohong. Damian menghela nafas lega.
Sebelumnya, Damian mendapat kabar jika Clara dipanggil oleh wakil kepala sekolah dari Remon yang memang sedari tadi tidak ikut Franklin yang berada di perpustakaan. Remon tengah tertidur di meja nya dan terbangun ketika mendengar beberapa siswa yang membicarakan tentang Clara yang di panggil.
Remon segera bergosip dengan Damian dan Franklin saat mereka berdua tiba di kelas. Tidak bisa d duga, begitu Damian mendengar jika Clara di panggil oleh wakil kepala sekolah karena masalahnya dengan Kimberly, membuat Hati Damian sedikit tidak tenang.
Siapa yang tidak tahu jika wakil kepala sekolah begitu bias terhadap putri menteri keuangan. Damian tentu saja khawatir jika Clara akan dipersulit. Maka ia segera berlari menuju kantor wakil kepala sekolah.
Damian sempat berpikir akan menggunakan koneksi sang kakek untuk menyelamatkan wajah Clara jika saja terjadi hal – hal yang tidak menguntungkan bagi Clara.
Siapa yang akan menyangka jika Clara bukan hanya saja keluar tanpa ekspresi tertekan apapun, bahkan Clara masih bisa menggodanya.
Haaah. Sepertinya Damian terlalu banyak berpikir! Ia sempat terlupa jika Clara sudah berubah! Ia bukan lagi gadis lemah yang 3 bulan lalu Damian lihat.
“ Jadi, apa yang dibicarakan oleh tua bangka itu?” tanya Damian santai. Clara terbahak mendengar Damian yang memanggil Mr. Park dengan sebutan tua bangka.
“ Kau ini, Mr. Park bahkan baru berumur 40an,” gelak Clara. Damian sedikit mengangkat ujung bibirnya saat melihat tawa Clara.
“ Apa yang salah? Dia sudah begitu tua tetapi masih berani menggoda perawan tua,” ucap Damian santai dan tak acuh. Clara sedikit terkejut ketika mendapati ucapan Damian yang acuh. Bukan,bukan perihal sikap acuhnya, tetapi mengenai isi ucapannya. Bukankah itu berarti Damian tahu mengenai perzinahan antara Mr. Park dan juga Mrs. Penny?
“ Kamu tahu?” tanya Clara sedikit tertarik.
“ Mm.. bukankah agak keterlaluan jika sekelas aku malah tidak tahu mengenai hubungan mereka,” ucap Damian sarat akan kesombongan. Membuat Clara sedikit terpana dengan ucapan panjang milik Damian.
“ Ck ck ck. Baru kali ini melihatmu berbicara panjang,” cibir Clara.
Damian hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Tetapi ia juga sadar jika di hadapan gadis imut ini, ia tidak bisa memakai wajah datar dan dinginnya. Seakan ada magnet tertentu yang menariknya ke arah gadis ini.
“ Lalu? Apa dia mempersulitmu?” tanya Damian lagi. Clara menggeleng pelan dan menghembuskan nafasnya perlahan.
“ Dia ingin mengancamku,dengan memutuskan beasiswaku,” tidak ada yang ingin Clara sembunyikan dari pemuda di depannya ini. Mengingat betapa berkuasanya keluarga Damian, akan dengan mudah jika ia ingin memeriksa masalah ini.
Apalagi Damian juga bisa mengetahui mengenai skandal tentang sepasang manusia itu.
Damian sedikit menyipitkan matanya ketika melihat Clara yang begitu santai saat beasiswanya akan dicabut. Tapi segera ia menghubungkan beberapa puzzle yang terjadi.
Clara memasuki toko laptop dan membeli laptop dengan spek cukup tinggi,belum lagi Clara juga tampaknya adalah pemilik misterius dari villa di sebelah. Gadis ini menyimpan banyak rahasia setelah kecelakaannya yang terakhir.
“ Kamu tidak khawatir jika beasiswamu ditangguhkan ?” tanya Damian memancing reaksi Clara. Benar saja, Clara tertawa pelan. Ia lalu menatap Damian dengan lekat.
“ Tanyakan saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan. Bukannya kamu sudah tahu tentangku?” tembak Clara tersenyum kecil. Bukan senyum yang mengandung genit atau centil yang menggoda yang biasa ia terima. Tetapi Damian bisa melihat jika senyuman Clara begitu tulus dan polos tanpa ada maksud tersembunyi.
Damian segera menggaruk belakang kepalanya, canggung. Sepertinya upaya penyelidikannya kemarin – kemarin memang sudah diketahui Clara.
Clara tentu saja tahu jika Damian melakukan penyelidikan terhadapnya. Malam itu, alarm yang dipasang di sistem keamanan tentang identitasnya berbunyi. Menandakan jika ada orang yang sedang menggali informasinya.
Clara tentu saja memeriksa siapa orang yang begitu berani membuat masalah kepadanya. Tetapi saat mengetahui jika orang tersebut adalah anak buah Damian,ia membiarkannya. Toh informasi yang tertera di mesin pencarian hanya informasi dasar.
“ Jadi kamu tahu?” tanya Damian.
“ Lalu? Jika aku tidak tahu, apakah aku akan begitu percaya dan menceritakan banyak hal kepadamu?” Clara bertanya balik sambil mengangkat sebelah alisnya. Damian sedikit berdehem canggung
“ Jadi memang benar pemilik villa disebelah adalah kamu?” tanya Damian yang penasaran.
“ Mm ..”