Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Setelah menghabiskan makan siangnya, William mencegah Roseline yang hendak pulang.
'' Kenapa ?'' tanya Roseline.
'' Sebentar lagi aku akan pergi menemui rekan bisnisku dari Luar Negri '' jawab William.
'' Lantas, apa hubungannya denganku ?'' tanya Roseline merasa heran.
'' Aku ingat kamu suka pantai, dan kebetulan lokasi tempat kita bertemu di restoran yang berada di tepi pantai, jadi aku mengajakmu '' sahut William yang seketika membuat senyum Roseline mengembang.
'' Benarkah, Kak William tidak bohong ?''
'' Tidak, aku serius '' sahut William.
Dan satu jam kemudian suasana di dalam mobil William terasa sangat tidak nyaman bagi asisten Hans yang tengah mengemudi, bagaimana tidak kini di dalam mobil Tuannya bukan hanya ada Tuannya saja, melainkan juga ada Roseline dan Audrey, dimana Roseline yang duduk di kursi samping kemudi, sedangkan William duduk di jok belakang bersama Audrey. Awalnya Roseline hendak masuk ke kursi belakang bersama William, namun tiba tiba Audrey menarik lengannya mundur kebelakang, dan mengatakan jika ada yang ingin dia bahas bersama William, dan Roseline tidak mempermasalahkannya dan langsung masuk ke kursi samping kemudi.
Namun kini yang ada suasana di dalam mobil sangat dingin dan mencekam, bagaimana tidak sejak mobil berjalan sepuluh menit yang lalu, asisten Hans merasakan hawa dingin yang terpancar dari Tuannya, asisten Hans juga tidak tahu apa yang menjadi penyebab Tuannya memancarkan aura dinginnya, berbeda dengan Roseline yang begitu menikmati pemandangan di sepanjang jalan.
'' Kak William '' panggil Audrey.
'' Hem '' sahut William tanpa menoleh ke arah Audrey, tatapannya lurus kedepan.
'' Dari tadi Kak William diam saja, apa ada yang tidak nyaman yang Kak William rasakan ?'' tanya Audrey dengan lembut sembari menyentuh punggung tangan William.
'' Tidak ada '' sahut William menarik tangannya yang di sentuh oleh Audrey.
'' Maaf '' tukas Audrey saat mengingat persyaratan dari William, yang harus bersikap profesional dalam bekerja entah itu di perusahaan ataupun di luar perusahaan.
William hanya diam saja mendengar ucapan maaf yang di lontarkan oleh Audrey, dirinya juga merasa bersalah pada Audrey, padahal dulu dirinya tidak pernah menolak sentuhan dari Audrey, tapi entah kenapa sekarang dirinya seakan akan menganggap menghianati Roseline jika dirinya membiarkan Audrey menyentuhnya.
Beberapa menit kemudian mereka tiba di restoran yang menjadi tempat William untuk bertemu dengan rekan bisnisnya. Lalu mereka keluar dari dalam mobil, dan berjalan masuk ke dalam restoran.
'' Roseline '' panggil Audrey.
'' Iya, ada apa ?'' sahut Roseline menoleh ke samping, karna kini Roseline dan Audrey berjalan beriringan di belakang William, sedangkan di belakang mereka berdua asisten Hans.
'' Kenapa kamu ikut kami ?'' tanya Audrey.
'' Aku di ajak Kak William, karna aku suka pantai '' jawab Roseline jujur.
'' Oh,, kami mau bahas pekerjaan, kamu kan tidak paham, jadi menurutku kamu pergi ke pantai saja '' tukas Audrey.
'' Kamu benar, aku akan pergi ke pantai saja '' sahut Roseline.
'' Kak William '' panggil Roseline menghentikan langkah William.
'' Ada apa ?'' tanya William membalikkan badannya.
'' Aku mau ke pantai, aku menunggu kalian di sana '' sahut Roseline.
'' Hem,, berhati hatilah '' ujar William yang di angguki oleh Roseline.
'' By, selamat bekerja '' ucap Roseline lalu berlari kecil ke arah pantai yang berada tak jauh dari restoran.
Audrey mengembangkan senyumnya melihat Roseline yang perlahan menjauh dari mereka, karna menurutnya keberadaan Roseline di antara mereka sangatlah menganggu, apa lagi yang pernah ia dengar jika Roseline sangatlah bodoh dalam hal bisnis, jadi menurutnya percuma saja Roseline ikut ke dalam, takutnya hanya akan mempermalukan William saja nantinya.
Satu minggu telah ter lewati, dan selama satu minggu ini William meminta Roseline untuk mengantarkan makan siang untuknya, tidak hanya untuk mengantarkan makan siang saja, tapi William juga meminta Roseline untuk menemaninya makan siang.
Seperti siang ini William tengah menikmati makan siang yang di bawakan oleh Roseline, dan William sesekali melirik Roseline yang tengah serius dengan ponselnya.
Akhir akhir ini William merasa sedikit aneh dengan perubahan Roseline setelah sembuh dari amnesianya, yang menurutnya tidak ada bedanya dengan saat amnesia.
Roseline terlihat acuh dengan keberadaan Audrey, padahal William ingat betul sebelum Roseline amnesia, Roseline akan memperlihatkan kecemburuannya saat dirinya dekat dengan Anna adik Audrey. Tapi kenapa sekarang Roseline terlihat tidak perduli dengan keberadaan Audrey, yang sudah jelas jelas menjadi alasan kenapa dirinya dulu selalu dekat dengan Anna.
'' Ros ''
'' Iya ''
'' Bagaimana jika aku kembali dengan Audrey ?'' tanya William yang ingin melihat reaksi Roseline.
'' Ya terserah Kak William lah, apa hubungannya denganku '' sahut Roseline tanpa menatap lawan bicaranya.
'' Kamu tidak cemburu ?'' tanya William lagi.
'' Itu hak Kak William, aku tidak punya hak untuk cemburu '' jawab Roseline.
'' Lalu, kenapa dulu kamu tidak suka jika aku dekat dengan Anna, padahal sudah jelas aku dekat dengan Anna karna Audrey '' tukas William.
Roseline terdiam dan menatap William yang juga menatapnya.
'' Entahlah, aku juga tidak tahu, yang jelas aku sekarang tidak akan melarang jika Kak William ingin kembali dengan Audrey '' sahut Roseline santai.
William menatap sorot mata Roseline yang terlihat sungguh sungguh dengan perkataannya.
'' Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi, seperti saat awal awal kita menikah ?'' tanya William lagi, Roseline menjawab dengan gelengan kepala.
William tidak bertanya lagi dia hanya menatap Roseline. " Kenapa sekarang aku merasa kecewa saat Roseline mengatakan sudah tidak mencintaiku lagi, bukannya dulu aku selalu menyuruh Roseline untuk berhenti mencintaiku, tapi kenapa sekarang rasanya sakit saat Roseline benar benar mengabulkan perintahku" batin William geram sendiri.
'' Baiklah, aku harap kamu tidak cemburu , karna aku akan kembali melanjutkan hubunganku dengan Audrey yang sempat tertunda '' tukas William datar.
'' Hem,,, silahkan '' sahut Roseline
Sedangkan di balik pintu ruang kerja William yang tidak tertutup rapat, Audrey yang hendak masuk ke ruang kerja William tersenyum saat mendengar perkataan William yang akan melanjutkan hubungannya dengan dirinya, bahkan Audrey juga berfikir jika William akan segera menceraikan Roseline dan menikah dengannya.
'' Aku tahu, sampai kapanpun Kak William akan selalu mencintaiku '' gumam Audrey tersenyum bahagia.
Malam pun tiba Roseline duduk seorang diri di meja makan untuk bersiap menyantap makan malam, namun sudah setengah jam Roseline menunggu William yang tak kunjung pulang, padahal biasanya William akan selalu pulang sebelum jam makan malam tiba.
'' Nona, apa anda menunggu Tuan Muda ?'' tanya Pelayan Robert.
Roseline menganggukkan kepalanya. '' Iya, kemana ya dia, biasanya dia selalu pulang sebelum jam makan malam, kenapa sampai jam segini belum pulang '' sahut Roseline.
'' Nona Maaf '' ujar Pelayan Robert gelisah.
'' Ada apa Paman?, kenapa Paman minta maaf ?'' tanya Roseline merasa heran.
'' Sebenarnya Tuan Muda saat ini sedang berada di mansion keluarga Nona Audrey, dan mungkin Tuan Muda juga makan malam di sana '' tukas Pelayan Robert mengatakan yang sejujurnya pada Non Mudanya, karna tidak tega melihat Nona Mudanya yang terus menunggu kedatangan Tuan Mudanya.
'' Oh begitu, ya sudah, sekarang Paman saja yang menemaniku makan malam di sini '' pinta Roseline yang terlihat tidak perduli dengan keberadaan William saat ini .
'' Maaf Nona, saya tidak pantas '' tolak Pelayan Robert dengan halus.
'' Aku tidak menerima penolakan Paman '' cetus Roseline tegas, dan mau tak mau akhirnya Pelayan Robert mengikuti permintaan Nona Mudanya, untuk menemani makan malam dalam satu meja