Chen Miao Miao, gadis kaya yang hilang sejak kecil, ditemukan kembali oleh keluarganya di usia 17 tahun. Namun, kebahagiaannya hancur karena kelicikan Chen Xiao Wan, anak angkat yang merebut kepercayaan keluarga.
Dalam kecelakaan tragis, orang tua Miao Miao memilih menolong Xiao Wan terlebih dahulu, karena kelicikannya. ketika kedua orang tuanya kembali untuk menolong Miao Maio, mobil tersebut tiba-tiba meledak.
Mama dan Papa nya meninggal karena kesedihan nya, ketiga kakak nya tewas dengan tragis dan Xiao Wan menikmati harta keluarga mereka.
Takdir membawa Miao Maio kesempatan kedua ketika Papa dan Mama nya menjemputnya dari panti asuhan, membawa ingatan masa depan kematian keluarga nya.
Tanpa sepengetahuan Miao Miao, keluarga dan jodohnya kini dapat mendengar kata hatinya. Dengan kesempatan ini, bisakah ia melindungi keluarganya dan membalas dendam pada Xiao Wan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekhawatiran Zhan Zhao
Di kantor pusat Zhenhua Innovations, suasana sedang ramai dengan para karyawan yang bergosip tentang video yang sedang viral di media sosial.
"Hei, sudah lihat video bos kita di Time Zone?" bisik salah satu staf kepada rekannya.
"Iya! Aku bahkan nggak percaya kalau itu benar-benar CEO Zhan Zhou. Lihat cara dia tertawa, siapa sangka pria setenang itu bisa begitu santai?" sahut yang lain.
"Dan gadis di video itu siapa ya? Apa dia pacarnya? Atau mungkin rekan bisnis?"
"Entahlah, tapi yang jelas, bos kita kelihatan sangat berbeda di video itu. Ternyata dia bisa menikmati hidup juga," gumam yang lain lagi.
Sementara itu, Zhan Zhou dan asistennya, Yuze, masih dalam perjalanan menuju kantor. Di dalam mobil, mereka sedang membahas kemajuan bisnis mereka dengan Miao Miao.
"Menurutmu, apa langkah selanjutnya yang harus kita ambil setelah pertemuan terakhir dengan Miao Miao?" tanya Zhan Zhou dengan suara tenang.
Yuze menjawab sambil memeriksa dokumen di tabletnya, "Kerjasama sejauh ini berjalan lancar. Namun, aku pikir kita perlu mendiskusikan strategi distribusi dan pemasaran produk baru yang diusulkan olehnya. Gadis itu cukup cerdas, idenya memang di luar dugaan."
"Memang," gumam Zhan Zhou sambil memandang keluar jendela. "Dia berbeda. Pemikirannya tajam, tapi dia tahu cara membawa diri. Ini akan jadi kerjasama yang menarik."
Keduanya masih fokus pada pembicaraan bisnis tanpa mengetahui bahwa video mereka bermain di Time Zone telah menjadi trending topic di dunia maya. Tidak sedikit yang memuji sisi lain dari sang CEO yang jarang terlihat, namun banyak juga yang penasaran dengan hubungan mereka dengan gadis dalam video itu.
Namun, seperti biasa, Zhan Zhou tetap tenang, tidak menyadari hiruk-pikuk yang terjadi di kantornya maupun di media sosial.
Begitu mobil CEO Zhan Zhou berhenti di depan gedung, Yuze membuka pintu untuknya dengan sopan, dan mereka berdua langsung melangkah masuk. Begitu mereka tiba di dalam gedung, suasana yang tadinya ramai dengan obrolan karyawan tiba-tiba berubah hening. Semua orang yang sempat bergosip tentang video viral CEO mereka langsung terdiam dan menundukkan kepala dengan sopan saat melihat Zhan Zhou berjalan melewati mereka.
Mereka menyapa CEO mereka dengan ramah, namun Zhan Zhou hanya membalas dengan anggukan kepala ringan tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Sikapnya tetap tenang dan terfokus pada tujuannya. Bersama Yuze, ia langsung menuju lift khusus untuk CEO, tanpa berlama-lama berbicara dengan siapa pun.
Setelah mereka berdua menghilang ke dalam lift, suasana kembali menjadi ramai. Karyawan-karyawan yang sebelumnya berdiskusi tentang video viral itu kini mulai membicarakan sikap Zhan Zhou yang berbeda dari yang mereka harapkan.
Karyawan yang baru saja bergosip tentang video viral itu saling bertukar pandang setelah CEO mereka pergi. "Tadi... itu CEO kita yang sebenarnya, kan?" bisik salah seorang karyawan dengan nada kecewa. "Kenapa tiba-tiba berubah lagi seperti dulu, serius dan tanpa ekspresi? Padahal di video itu, dia terlihat sangat... hidup."
"Sepertinya, itulah sisi asli dari CEO kita," jawab seorang rekan lainnya dengan nada kesal. "Kami berharap bisa melihat senyum itu lebih sering. Kenapa harus kembali ke wajah 'bos' yang selalu dingin dan kaku seperti ini?"
Mereka semua mendesah, merasa sedikit kecewa. Meskipun mereka tahu itu adalah bagian dari profesionalisme Zhan Zhou, namun mereka tak bisa menahan keinginan untuk melihat sisi manusiawi dan lebih hangat dari bos mereka. Mereka merindukan sosok yang sama seperti di video, yang tertawa dan menikmati momen, bukan sosok yang selalu terkesan serius.
Akhirnya, mereka kembali ke meja kerja masing-masing dengan hati yang sedikit kecewa, namun tetap menyelesaikan tugas seperti biasa. Mungkin senyum CEO mereka memang hanya bisa terlihat dalam momen-momen yang jarang, dan untuk saat ini, mereka harus menerima kenyataan bahwa Zhan Zhou adalah sosok yang penuh misteri dan jarang menunjukkan sisi pribadinya.
Zhan Zhou mengangkat telepon dari neneknya, suara nenek yang ceria dan agak cerewet terdengar jelas di seberang. "Zhan Zhao, kamu harus membawa wanita yang kamu ajak bermain di Time Zone mall itu ke sini! Kapan kita bisa bertemu dengan dia?!"
Zhan Zhou terlihat kebingungan mendengar permintaan tersebut. "Wanita yang mana, Nenek?" tanya Zhan, mencoba mengingat kejadian yang dimaksud.
"Nah, yang kamu ajak bermain di Time Zone itu, yang senyum-senyum bareng kamu itu. Yang lagi viral di video itu, siapa lagi?" ujar sang nenek dengan riang.
Zhan Zhou terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi tersebut. "Bagaimana Nenek tahu?" tanyanya, bingung.
"Hah, video kamu lagi terkenal pagi ini! Banyak yang membicarakan kalian berdua, jadi sekarang semua orang tahu!" jawab neneknya sambil tertawa.
Mendengar ini, Zhan Zhou langsung merasa agak canggung. Sebelum neneknya bisa melanjutkan pembicaraan, ia memberi isyarat untuk menutup telepon. "Nenek, sebentar ya, aku harus urus sesuatu," kata Zhan, memutuskan sambungan teleponnya dengan cepat.
Setelah itu, ia menatap Yuze yang baru saja masuk ke ruangan dengan tablet di tangan. Yuze, yang sudah tahu apa yang akan terjadi, langsung menyodorkan tablet tersebut kepada bosnya. Zhan Zhou menerima tablet itu dan melihat video yang sedang viral—video dirinya bersama Miao Miao yang tengah tertawa riang di mall.
Zhan Zhou tampak terdiam sejenak, lalu melirik ke arah Yuze. "Jadi... ini yang membuat nenekku tahu?" katanya, sambil menatap layar dengan ekspresi bingung namun sedikit geli. Yuze hanya mengangguk, tampak memahami situasinya. "Sepertinya nenekmu sangat memperhatikan berita-berita viral," jawabnya dengan sedikit canda.
Zhan Zhou menatap Yuze sejenak, lalu berkata dengan nada santai namun penuh penekanan, "Apakah ada telepon dari perusahaan CM2 atau Miao Miao?"
Yuze menggelengkan kepalanya dengan cepat, memberikan jawaban yang diharapkan Zhan Zhou.
Zhan Zhou mengangguk, berpikir sejenak. "Kalau begitu, biar aku yang akan menghubungi Miao Miao nanti. Kamu kembali lah dulu," katanya dengan tegas.
Yuze tidak membantah, hanya mengangguk pelan dan segera meninggalkan ruangan, kembali ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya.
Setelah Yuze pergi, Zhan Zhou duduk termenung, memikirkan perasaan Miao Miao. Meskipun ia tak peduli dengan opini publik atau apa yang dikatakan orang di media sosial tentang dirinya, ia tahu bahwa Miao Miao berbeda. Dia tak terbiasa menjadi pusat perhatian, apalagi dengan segala gosip yang mengiringi popularitas mendadak itu. Miao Miao selalu hidup dengan identitas yang aman, jauh dari sorotan media, dan Zhan khawatir jika semuanya terbongkar, Miao Miao bisa merasa risih atau bahkan menjauhinya.
Tak hanya itu, Zhan juga khawatir Miao Miao bisa merasa terbebani atau depresi karena perubahan yang cepat dalam hidupnya. Dulu, Miao Miao menjalani kehidupannya dengan tenang dan tanpa masalah besar, tapi sekarang segala hal tentang dirinya sedang menjadi perhatian banyak orang, termasuk tentang identitasnya yang mungkin akan terungkap tanpa ia inginkan.