NovelToon NovelToon
Love Stalker Syndrome

Love Stalker Syndrome

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / One Night Stand / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tyarss_

Milan selalu punya ide gila untuk selalu menggagalkan pernikahan Arutala. semua itu karena obsesinya terhadap Arutala. bahkan Milan selalu menguntit Arutala. Milan bahkan rela bekerja sebagai personal asisten Arutala demi bisa mengawasi pria itu. Arutala tidak terlalu memperdulikan penguntitnya, sampai video panasnya dengan asisten pribadinya tersebar di pernikahannya, dan membuat pernikahannya batal, Arutala jadi penasaran dengan penguntitnya itu, ia jadi ingin lebih bermain-main dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyarss_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Problem

Terjadi sudah. Arutala dan Davina saling mengenal. Sia-sia saja rencana Milan beberapa hari yang lalu. Milan terang-terangan menatap wanita cantik di hadapannya ini dengan wajah datar. Yang tanpa dia sadari, Arutala dengan sangat jeli menafsirkan raut wajahnya. Pria itu mengulum senyuman. Dengan sengaja, Davina yang berdiri tepat di sebelahnya, membuat Arutala dengan mudah melingkarkan tangannya pada Davina.

Milan melirik tangan Arutala yang bertengger di pinggang ramping Davina. Sialan! Maki Milan dalam diam.

"Milan, aku ingin kau berkenalan dengan Davina. Dia teman kencanku. Dan Davina, ini Milan. Personal asisten ku." dengan senang hati Arutala memperkenalkan kedua wanita cantik itu.

Masih dengan kesadarannya, Milan selaku bawahan sedikit mumbungkan badannya. Memberi rasa hormat kepada teman kencan atasannya.

"Senang berkenalan dengan nona Davina." ujarnya dengan senyuman.

Davina menjabat tangan Milan. Suaranya yang lembut mengalun di tengah-tengah rasa kesal Milan.

"Cukup memanggilku Davina saja Milan. Sepertinya kita seumuran." Balas Davina.

Sudah dapat Milan tebak, Davina wanita yang ramah. Sedikit informasi dari Lyra, Davina terkenal memilki jiwa kemanusiaan yang sangat tinggi. Dia mendirikan sebuah yayasan yang menampung anak-anak jalanan. Cantik, kaya, baik hati, dan bahkan memiliki sifat seperti malaikat. Sempurna sekali untuk bersanding dengan Arutala.

Pikiran Milan semakin berkelana sampai suara Arutala menginstrupsi dirinya.

"Milan, ikut saya sebentar ke ruang kerja saya. Davina, kau tunggu di sini sebentar." Arutala mengelus puncak kepala Davina.

"Baiklah." Balas Davina.

Detik berikutnya, Milan sudah mengekori Arutala yang berjalan menuju ruangan pria itu. Tidak tau apa yang akan di lakukan Arutala. Saat ini Milan tidak bisa bekerja dengan pikirannya.

"Milan, aku mau kau mengosongkan jadwal ku malam ini. Aku ingin berkencan dengan Davina." ujar Arutala.

Milan hanya bisa tercengang menatap wajah Arutala yang begitu tenang memerintahnya. Padahal baru semalam dirinya dan Arutala berbagi ranjang. Dan apa ini? Kenapa Milan merasa sangat kesal sekali. Seperti ada yang menyiram hatinya dengan minyak dan membuatnya terasa seperti terbakar.

Apa yang dia harapkan dari lawan biacaranya saat ini?

"Bukankah Pak Aru menyuruh saya untuk menyelidiki terlebih dahulu calon kencan bapak? Tapi kenapa ini begitu tiba-tiba pak?"

Arutala melipat kedua tangannya ke depan. Dengan santai ia menjawab, "Karena aku melihat Davina cukup baik. Lagi pula ini hanya masa percobaan selama satu pekan. Dan jika dia memang layak. Akan aku lanjutkan."

Milan tidak bisa berbuat banyak. Ini sudah keputusan mutlak Arutala.

"Baiklah Pak. Jadi kemungkinan besar, saya tidak perlu lagi untuk datang ke tempat ini setiap pagi dan menyiapkan sarapan untuk Pak Aru?"

Ketika mendengar hal itu, kenapa membuat Arutala sedikit terganggu. Arutala sudah terbiasa melihat wajah Milan setiap paginya. Dan dia suka ketika orang yang pertama kali di lihatnya adalah Milan.

"Tentu saja kau masih harus datang ke sini setiap pagi. Itu perkerjaan mu."

"Mana bisa gitu pak? Yang ada Mbak Davina cemburu pak! Wanita mana yang siap melihat kekasihnya di layani wanita lain." Debat Milan. Suaranya sudah meninggi. Ia marah.

Kalimat Milan terdengar ambigu. Arutala terkekeh. "Calm down Milan. Davina tau pekerjaan yang harus kamu lakukan. Dan lagi, dia belum menjadi istri ku. Butuh lebih dari sepekan untuk menyesuaikan keberadaannya di sekitarku."

Milan mengerutkan dahi. Padahal dengan dirinya, Arutala tidak memerlukan waktu selama itu.

"Yasudah kalau itu mau Pak Aru. Saya akan menyuruh Tjo untuk mengatur ulang jadwal Pak Aru." Setelah mengatakan itu, Milan keluar lebih dulu. Terlalu lama berada di satu ruangan dengan Arutala tidak baik untuk emosinya. Jangan sampai Arutala menaruh curiga padanya.

Arutala menyunggingkan senyum ketika melihat punggung Milan yang semakin menjauh. Arutala sangat menantikan rencana seperti apa yang akan di lakukan Milan.

\~*\~

Di kantor, Milan berjalan di belakang Arutala dan Davina. Bahkan Arutala tidak segan-segan menggandeng tangan Davina. Menunjukkan hubungan spesialnya di hadapan karyawannya. Milan hanya bisa mengamati dalam diam. Karena inilah tugasnya. Tidak ada yang istimewa pada dirinya.

Bahkan saat sampai di ruangan Arutala, Milan tidak bisa berbuat banyak. Dia duduk di mejanya dan Davina berada di dalam bersama Arutala.

"Milan, aku sudah mengatur ulang jadwal Pak Aru. Kau bisa mengeck email yang ku kirim." Ujar Tjo mendekati mejanya.

Pria dengan tinggi 180 cm itu berdiri di depan meja Milan. Wajah tampannya menyegarkan mata Milan.

"Ah iya. Aku akan segera mengeceknya dan memberitahu Pak Aru." Balas Milan.

"Gimana rasanya hampir satu bulan bekerja bersama Pak Aru? Kau betah di sini?"

Kedua alis Milan menukik, rupanya Tjo banyak biacara juga. Selama bekerja di kantor, Milan jarang sekali berinteraksi dengan Tjo. Karena pria itu terlihat begitu pendiam.

"Lumayan menyebalkan juga bekerja dengan Pak Aru. Tapi jika untuk mengundurkan diri, untuk saat ini belum terpikir oleh ku."

Tjo menghela napas lega. "Syukurlah. Aku harap kau betah di sini Milan. Aku tidak sanggup jika harus merangkap sebagai PA Pak Aru. Aku hampir tidak memeliki waktu libur. Tidak memiliki waktu untuk diriku sendiri."

Milan tertawa. Di ikuti dengan Tjo. Mereka tertawa bersama. Setuju jika menjadi asisten pribadi Arutala itu sama saja tidak memiliki waktu untuk diri sendiri.

"Oh iya Tjo, kepanjangan dari namamu apa?" tanya Milan. Dia hanya sekedar tau nama panggilan pria itu. Tidak salahkan jika dia ingin memiliki teman di kantor ini.

"Tjoanda. Itu nama ku." jawabnya.

"Unik sekali namamu. Aku suka namamu."

"Kalau sama yang punya nama? Suka ga?" goda Tjo.

"Apasih kamu itu." Milan menunduk karena malu di goda Tjo. Menarik juga.

Mereka lanjut mengobrol. Selama ini, Milan hanya memiliki satu teman, yaitu Lyra. Mungkin Milan harus memikirkan untuk menambah temannya. Dan seprtinya Tjoanda kandidat yang bagus.

Arutala memperhatikan Tjo dan Milan yang cukup asik mengobrol bersama dari ruangannya. Itu sedikit menganggunya. Arutala mengalihkan pandangan, melihat Davina yang juga cukup sibuk menerima beberapa panggilan. Wanita itu duduk di sofa, tidak ada yang istimewa. Jika dia bersama dengan Davina bisa Arutala lihat kedepannya hidupnya akan lurus-lurus saja. Davina cukup penurut dan dewasa.

Ponsel Arutala berdering. Ia melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Arutala memutar bola matanya. Jika Kavin sudah menelponnya, pasti akan ada beberapa drama.

"Halo?"

"Aru, aku ingin menikah."

Arutala yang tidak percaya mendengar ucapan Kavin sampai menjauhkan ponselnya. Melihat sekali lagi panggilan yang sedang berlangsung. Kali saja dia salah membaca nama. Tapi nyatanya yang sedang menghubinga saat ini adalah Kavin.

"Kau sedang bercanda?"

"Tidak. Aku akan menjelaskannya nanti malam. Kita harus bertemu."

"Tidak bisa, aku ada kencan." Tolak Arutala.

"Kau kejam. Teman mu ini sedang sangat frustasi."

Helaan napas panjang dari Arutala dapat Kavin dengar. "Baiklah. Tapi tidak malam ini. Besok pagi kita bertemu di rumah papa."

"Oke setuju."

Sekali lagi Arutala memejamkan matanya. Dan begitu membuka mata, pemandangan yang di lihatnya adalah senyuman Milan. Wanita itu tersenyum karena pria lain. Arutala tidak suka itu.

1
Irma Wati Jelita
kk episode pelit ☺️3 gtu. dong kk
sagitarius: mau gitu, tp nunggu dapet libur kerja dulu yaa😊
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kpn up lg kk
sagitarius: besok akan di up yaa
total 1 replies
Risa Koizumi
TERBAIK! Itu aja yang bisa aku bilang, bagus banget storynya! 🙌
sagitarius: Makasih banyakk🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Alphonse Elric
Mantap betul!
Sun Seto
Terselip kebijaksanaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!