Awal mulanya gadis desa datang ke kota untuk bekerja, siapa sangka dia akan berminat melanjutkan pendidikan di kampus islami karena sering ikut dengan kedua sepupu kembarnya ke kampus, bahkan dikira dia mahasiswi pindahan dari luar kota padahal baru tamat SMK di desa. Cinta gadis tersebut harus Pupus karena cintanya harus terpatahkan oleh takdirnya.
Penasaran dengan kisah Cita dan Cinta dari gadis desa tersebut? ayuks simak ceritanya hanya di noveltoon, jangan lupa like, kritik dan sarannya readers kuuuuu ◇◇♡♡♡◇◇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IYP 23
_Happy Reading_
"Kamu semangat sekali sayang?" tanya Dirman pada Nurul. Nurul mengangguk sambil tersenyum.
"Tentu, sayangku kan baru kali ini mengajakku jalan, meski mendaki gunung bersama teman-teman kakak, tapi seru! Aku suka." jawabnya Nurul semangat.
Lelaki bertiga di belakang sedang asyik cerita tentang tantangan, sedang Dirman dan Nurul asyik pacaran di pinggir jalan.
"Kami lewat sini ya!" ucap Yusuf mewakili. Mereka bertiga akan melintas melalui jalan Biti, supaya lebih dekat.
"Okey." jawab Dirman singkat lalu melanjutkan perjalanannya bersama Nurul. Mereka hanya bercakap ringan tentang kuliah Nurul dan Dirman yang akan berangkat KKN.
Setibanya di kos Berkah, Nurul mengajak Dirman untuk singgah. "Singgah kak, makasih ya untuk hari ini." ujar Nurul dengan tersenyum manis, Dirman hanya mengangguk saja.
"Aku langsung saja ya, sudah sore." dia berucap sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.
"Okey kak, hati-hati." jawab Nurul masih berdiri di depan pintu pagar kos. Dirman pun melangkah meninggalkan kos Berkah, dia sudah merasa gerah ingin segera mandi supaya segar.
Setelah Dirman semakin menjauh, Nurul masuk ke dalam kos. Baru di depan pintu sudah mendengar celetukan teman kosnya. "Ciee Nurul yang baru pulang jalan." ujarnya sambil menenteng embernya usai menjemur pakaian.
"Iya, dari gunung. Aku masuk dulu ya, mau mandi sudah sore." pamit Nurul yang diangguki teman kosnya.
Nurul masuk dengan mengucapkan salam, ternyata kedua sepupunya baru bangun. Nurul langsung mandi, kebetulan sekali banyak air di bak dan mengalir air keran.
"Alhamdulillah." gumamnya dalam hati, usai mandi, Nurul berganti pakaian lalu shalat dzuhur. Berselang lima belas menit suara adzan ashar mulai terdengar. Usai shalat, dia istirahat sambil bercerita dengan kak Mita.
"Kak Mita baik kok, kak Mila juga. Tapi kenapa ya mereka jarang akur? Biasanya kan orang kembar selalu bersama." batinnya bertanya-tanya.
Yang Nurul tahu bahwa, kak Mita selalu menjadi orang yang baik, ramah, dan suka bercanda. Berbeda dengan kak Mila yang serius, baik, dan perhitungan. Saat di kos, tapi saat di kampung baik!
"Kak, aku berangkat kuliah dulu." pamit Nurul, dia kembali beraktivitas seperti biasanya. Usai pamitan, Nurul berangkat. Saat di perjalanan dia melihat Dirman jalan sama cewek. "Sama siapa tuh!" gumamnya lirih.
Nurul melanjutkan berjalan hingga di kampus, saat hendak masuk ke dalam kelas dia melihat Dirman berjalan mendekat ke arahnya. "Hay, baru datang?" tanyanya basa basi.
Nurul menjawab dengan anggukan saja, dia sedikit kesal karena pagi-pagi melihat Dirman sama cewek lain. "Dari tadi." jawabnya ketus. "Sudah tahu nanya lagi!" sambungnya mengalihkan muka.
Mereka berdiri di samping kelas, untungnya tidak ramai orang berlalu lalang. Mereka menyempatkan diri untuk mengobrol meski basa basi.
"Jalan sama siapa tadi?" tanya Nurul penuh selidik. Dirman menatap Nurul dengan bingung, kapan Nurul lihat? Dia bahkan tidak menyadarinya.
"Sama teman kelas." jawabnya, dia menatap Nurul yang memalingkan wajah. "Kamu lihat? Dimana?" cecarnya.
Nurul menatap Dirman tajam, dia kesal ternyata tadi sang kekasih tidak melihatnya. "Aku tadi lihat, kalian asyik banget ngobrol sambil ketawa gitu di jalan." jawab Nurul ketus.
"Ciee cemburu, itu hanya teman kelas kok. Gak lebih!" jawab Dirman santai. Dia suka melihat Nurul cemburu seperti itu. "Dosennya siapa? Sana gih masuk, bukan itu kah?" tunjuknya dengan dagunya.
Nurul hanya tersenyum kikuk tanpa menjawab, justru dosennya masuk kelas duluan. "Masuk." perintah sang dosen pada Nurul.
"Kak, aku masuk kelas ya!" pamit Nurul yang diangguki Dirman. Akhirnya Nurul masuk kelas, bahkan dia sudah tidak mempermasalahkan permasalahan tadi.
***
Baru update nih, jaringan wifi gak ada datanya hahaha... Semangat menulis dan selamat membaca, semoga suka ♠︎
...----------------...
Terima Kasih Sudah Mampir ♡♥︎♡
Terima kasih yang sudah berkenan membaca, memberi like, komen, mendukung dengan subscribe, vote, dan bintang limanya, dilengkapi dengan hadiah-hadiahnya.
Sehat selalu yaaa teman-teman, semoga lancar rezekinya. /Pray/ Dukung terus karya Hani.